[SHORT STORY] Lucky
Aku menatap Aldi tanpa henti. Sudah 5 tahun aku menunggunya tapi tidak pernah ada respon darinya. Aku masih ingat ketika Ia bilang menyukai Yarra, didepanku tanpa rasa bersalah. Tidakkah dia sadar aku menunggunya?
Aldi masih tertawa tanpa akhir ketika aku hampir jatuh dari fixie-ku. Aku mendesah.
"Sialan kau." Kataku sambil meninju pelan bahu Aldi.
"Hihihi, maaf, Adella..."
"Lucky I'm in love with my bestfriend..." Dendangku sambil tertawa.
"Buat Nabil?" Tanya Aldi sambil tertawa.
"Sialan." Kataku sambil tertawa. Itu buat kamu tau, Al..
"Gimana sama Nabil, Del?" Tanya Aldi tiba-tiba sambil menaiki fixie-nya. Nabil adalah teman sebangku sekaligus sahabat baruku. Aku tersenyum tipis.
"Entahlah. Memang kenapa?" Tanyaku sambil naik fixie-ku. Aldi terdiam.
"Tidak. Sepertinya kau dekat sekali dengannya. Kudengar dia menyukaimu." .
"Entahlah, aku sudah menyukai orang lain..." Kataku sambil tersenyum menatapnya.
"Siapa?" Tanyanya. Ya Tuhan, kau bertanya siapa yang aku suka? Wajahku berubah muram, kukayuh fixie-ku menjauhi Aldi. Aku mendesah.
"Bukan siapa siapa." .
***
Kurasa aku harus bicara padanya. Aldi harus tau aku menyukainya. Kuputuskan untuk bicara padanya, sekedar mengungkapkan ini semua sebelum terlambat. Aldi menungguku didepan sekolah seperti biasa untuk pulang bareng. Kukayuh fixie merah-putih ku sambil bersenandung, Lucky - Jason Mraz.
"Adella... Kau harus tau sesuatu!" Serunya sambil tersenyum bahagia. Ngeh? Ada apa?
"Iya, Al? Kenapa?" Tanyaku heran. Aldi tersenyum lagi.
"Aku jadian sama Yarra !!" Serunya sambil mengayuh fixie putih-oranye-merahnya. Eh, apa dia bilang?
"Oh.". Entah apa yang terjadi, serasa dunia melayang, atau mungkin aku yang melayang? Entahlah, yang jelas hatiku hancur sekarang. Tanpa sisa dan mungkin tak bisa disatukan lagi.
***
"Adel?" . Suara itu benar benar aku kenal. Aku mencoba menarik nafas sambil memfokuskan pandanganku. Apa yang terjadi?
"Eh, Bil. Aku kenapa?" Tanyaku sambil berusaha bangun dari tempat tidur.
"Asmamu kambuh tadi. Sudah kubilang jangan naik sepeda siang hari." Omel Nabil sambil sesekali melihat ke arah luar jendela UKS. Eh, dia dimana?
"Aldi dimana?" Tanyaku. Nabil tidak menjawab. Ia hanya menunjuk kearah luar jendela. Disana ada Aldi, Yarra dan Detty. Oh Shit, Aldi membonceng Yarra di fixie-nya !
"Jangan sampai asmamu kambuh lagi..." Kata Nabil membuyarkan pandanganku. Ia menutup gorden UKS sambil memandangku iba. Aku menunduk lemas.
"Kenapa tidak kau katakan saja padanya?" .
"Baru saja aku ingin mengatakannya...." Kataku sambil menangis. Nabil memelukku.
"Oh, Adel.. Maafkan aku. Kalo Aldi jodohmu, pasti enggak akan kemana kok." Kata Nabil tanpa nada sedih. Dia seperti bahagia.
"Kau kenapa tidak ikut sedih sih? Ah.. Kayak bukan temen nih..." Kataku sambil mendorong Nabil. Nabil tertawa.
"Iyalah, aku bahagia Aldi jadian sama Yarra.".
"Oh God, damn it. Rupanya aku salah pilih teman..." Desahku sambil menatap Nabil kesal.
"Kau mau tau kenapa aku menyukainya?" .
"Kenapa?" .
"Karena aku menyukaimu." Kata Nabil sambil tersenyum lebar.
***
Tanpa terasa sudah 2 bulan aku jadian dengan Nabil, okey. Aku memang dulu sempat suka pada Nabil. Secara dia dekat denganku dan atlet baseball. Tapi rasa sukaku pada Nabil tidak sebanding dengan perasaanku untuk Aldi. Aldi jauh lebih banyak menempati hatiku.
I don't know why I'm in relationship with him but... Aldi selalu ada dikepalaku. Dia selalu bersamaku sekarang dan Yarra selalu ikut dengannya. Aldi.. ah. Dia berubah. Matanya selalu menatapku tajam ketika aku membicarakan Nabil.
Nabil pun ikut-ikutan marah padaku setiap aku membicarakan Aldi. Dan hari ini, dia masih marah padaku karena kemarin aku pergi ke lapangan basket bersama Aldi. Nabil masih cuek ketika aku menelponnya. Oh, damn it, God !
"Kenapa sih? Aldi kan sahabatku !" .
"Tapi kamu enggak tau khan?" .
"Tau apa?" .
"Aldi tuh suka sama kamu dari dulu ! Dia cuman enggak berani bilang sama kamu. Dia juga suka sama Yarra, tapi perasaannya sama aja kayak perasaan kamu sama aku ! Udah deh, mending kita akhiri semua ini aja. Kamu harus sama Aldi. Kamu cuman suka sama Aldi dan aku tau itu. Aku lebih rela ngeliat kamu bahagia sama Aldi daripada menderita sama aku." .
"Nabil, tapi..." . Sumpah aku enggak nyangka Aldi juga...
"Yarra? Tenang aja. Dia barusan putus sama Aldi. Dia juga tau Aldi lebih suka sama kamu." .
Okey, hey Nabil... Thanks :')
***
Aku masih berdiri disamping fixie-nya ketika Aldi kembali membawa 2 ice cream cokelat kesukaan kami. Kami masih berdiam diri semenjak 10 menit yang tadi. Tiba-tiba aku bersenandung. Seperti biasa, lagu Lucky.
"I'm lucky I'm in love with you, with my bestfriend." Kata Aldi pendek sambil menatapku.
"You don't know how long it takes, wait for a love like this." Timpalku sambil tersenyum.
"Sorry, aku enggak berani untuk bilang sama kamu.." .
"Kenapa, Al?" Tanyaku tiba-tiba. Okey, kuharap mimpiku jadi kenyataan.
"Kamu kan udah deket sama Nabil dari dulu. Untung Nabil tiba-tiba dateng dan ceritain semuanya sama aku, jadi aku tau perasaan kamu. Dan lebih lucky-nya lagi, Yarra pengertian banget..." Jelas Aldi sambil tersenyum.
"I'll wait for you, I promise." Kataku lirih. Aldi tersenyum lagi.
"It's lucky. I love you and you love me. We are happy family, right?" .
"We still High School, Aldi." Kataku sambil tertawa.
"But you feel glad now. Don't you?" Tanya Aldi sambil mengayuh fixie-nya menjauhiku.
"Okey, I'm lucky i'm in love with you, Aldi !" Seruku sambil mengayuh fixie-ku mengejarnya. Sahabatku yang kini menjadi milikku. Tidak kusangka sebenarnya dia juga merasakan hal yang sama. Oh, I'm lucky now !
tipluk's note : weird? yeah !
Aldi masih tertawa tanpa akhir ketika aku hampir jatuh dari fixie-ku. Aku mendesah.
"Sialan kau." Kataku sambil meninju pelan bahu Aldi.
"Hihihi, maaf, Adella..."
"Lucky I'm in love with my bestfriend..." Dendangku sambil tertawa.
"Buat Nabil?" Tanya Aldi sambil tertawa.
"Sialan." Kataku sambil tertawa. Itu buat kamu tau, Al..
"Gimana sama Nabil, Del?" Tanya Aldi tiba-tiba sambil menaiki fixie-nya. Nabil adalah teman sebangku sekaligus sahabat baruku. Aku tersenyum tipis.
"Entahlah. Memang kenapa?" Tanyaku sambil naik fixie-ku. Aldi terdiam.
"Tidak. Sepertinya kau dekat sekali dengannya. Kudengar dia menyukaimu." .
"Entahlah, aku sudah menyukai orang lain..." Kataku sambil tersenyum menatapnya.
"Siapa?" Tanyanya. Ya Tuhan, kau bertanya siapa yang aku suka? Wajahku berubah muram, kukayuh fixie-ku menjauhi Aldi. Aku mendesah.
"Bukan siapa siapa." .
***
Kurasa aku harus bicara padanya. Aldi harus tau aku menyukainya. Kuputuskan untuk bicara padanya, sekedar mengungkapkan ini semua sebelum terlambat. Aldi menungguku didepan sekolah seperti biasa untuk pulang bareng. Kukayuh fixie merah-putih ku sambil bersenandung, Lucky - Jason Mraz.
"Adella... Kau harus tau sesuatu!" Serunya sambil tersenyum bahagia. Ngeh? Ada apa?
"Iya, Al? Kenapa?" Tanyaku heran. Aldi tersenyum lagi.
"Aku jadian sama Yarra !!" Serunya sambil mengayuh fixie putih-oranye-merahnya. Eh, apa dia bilang?
"Oh.". Entah apa yang terjadi, serasa dunia melayang, atau mungkin aku yang melayang? Entahlah, yang jelas hatiku hancur sekarang. Tanpa sisa dan mungkin tak bisa disatukan lagi.
***
"Adel?" . Suara itu benar benar aku kenal. Aku mencoba menarik nafas sambil memfokuskan pandanganku. Apa yang terjadi?
"Eh, Bil. Aku kenapa?" Tanyaku sambil berusaha bangun dari tempat tidur.
"Asmamu kambuh tadi. Sudah kubilang jangan naik sepeda siang hari." Omel Nabil sambil sesekali melihat ke arah luar jendela UKS. Eh, dia dimana?
"Aldi dimana?" Tanyaku. Nabil tidak menjawab. Ia hanya menunjuk kearah luar jendela. Disana ada Aldi, Yarra dan Detty. Oh Shit, Aldi membonceng Yarra di fixie-nya !
"Jangan sampai asmamu kambuh lagi..." Kata Nabil membuyarkan pandanganku. Ia menutup gorden UKS sambil memandangku iba. Aku menunduk lemas.
"Kenapa tidak kau katakan saja padanya?" .
"Baru saja aku ingin mengatakannya...." Kataku sambil menangis. Nabil memelukku.
"Oh, Adel.. Maafkan aku. Kalo Aldi jodohmu, pasti enggak akan kemana kok." Kata Nabil tanpa nada sedih. Dia seperti bahagia.
"Kau kenapa tidak ikut sedih sih? Ah.. Kayak bukan temen nih..." Kataku sambil mendorong Nabil. Nabil tertawa.
"Iyalah, aku bahagia Aldi jadian sama Yarra.".
"Oh God, damn it. Rupanya aku salah pilih teman..." Desahku sambil menatap Nabil kesal.
"Kau mau tau kenapa aku menyukainya?" .
"Kenapa?" .
"Karena aku menyukaimu." Kata Nabil sambil tersenyum lebar.
***
Tanpa terasa sudah 2 bulan aku jadian dengan Nabil, okey. Aku memang dulu sempat suka pada Nabil. Secara dia dekat denganku dan atlet baseball. Tapi rasa sukaku pada Nabil tidak sebanding dengan perasaanku untuk Aldi. Aldi jauh lebih banyak menempati hatiku.
I don't know why I'm in relationship with him but... Aldi selalu ada dikepalaku. Dia selalu bersamaku sekarang dan Yarra selalu ikut dengannya. Aldi.. ah. Dia berubah. Matanya selalu menatapku tajam ketika aku membicarakan Nabil.
Nabil pun ikut-ikutan marah padaku setiap aku membicarakan Aldi. Dan hari ini, dia masih marah padaku karena kemarin aku pergi ke lapangan basket bersama Aldi. Nabil masih cuek ketika aku menelponnya. Oh, damn it, God !
"Kenapa sih? Aldi kan sahabatku !" .
"Tapi kamu enggak tau khan?" .
"Tau apa?" .
"Aldi tuh suka sama kamu dari dulu ! Dia cuman enggak berani bilang sama kamu. Dia juga suka sama Yarra, tapi perasaannya sama aja kayak perasaan kamu sama aku ! Udah deh, mending kita akhiri semua ini aja. Kamu harus sama Aldi. Kamu cuman suka sama Aldi dan aku tau itu. Aku lebih rela ngeliat kamu bahagia sama Aldi daripada menderita sama aku." .
"Nabil, tapi..." . Sumpah aku enggak nyangka Aldi juga...
"Yarra? Tenang aja. Dia barusan putus sama Aldi. Dia juga tau Aldi lebih suka sama kamu." .
Okey, hey Nabil... Thanks :')
***
Aku masih berdiri disamping fixie-nya ketika Aldi kembali membawa 2 ice cream cokelat kesukaan kami. Kami masih berdiam diri semenjak 10 menit yang tadi. Tiba-tiba aku bersenandung. Seperti biasa, lagu Lucky.
"I'm lucky I'm in love with you, with my bestfriend." Kata Aldi pendek sambil menatapku.
"You don't know how long it takes, wait for a love like this." Timpalku sambil tersenyum.
"Sorry, aku enggak berani untuk bilang sama kamu.." .
"Kenapa, Al?" Tanyaku tiba-tiba. Okey, kuharap mimpiku jadi kenyataan.
"Kamu kan udah deket sama Nabil dari dulu. Untung Nabil tiba-tiba dateng dan ceritain semuanya sama aku, jadi aku tau perasaan kamu. Dan lebih lucky-nya lagi, Yarra pengertian banget..." Jelas Aldi sambil tersenyum.
"I'll wait for you, I promise." Kataku lirih. Aldi tersenyum lagi.
"It's lucky. I love you and you love me. We are happy family, right?" .
"We still High School, Aldi." Kataku sambil tertawa.
"But you feel glad now. Don't you?" Tanya Aldi sambil mengayuh fixie-nya menjauhiku.
"Okey, I'm lucky i'm in love with you, Aldi !" Seruku sambil mengayuh fixie-ku mengejarnya. Sahabatku yang kini menjadi milikku. Tidak kusangka sebenarnya dia juga merasakan hal yang sama. Oh, I'm lucky now !
tipluk's note : weird? yeah !
Ti, aneh banget -__-a
BalasHapusNyesegh
BalasHapus