SPEAK NOW chapter 7
Aku masih memainkan gitarku dibawah pohon ketika bell tanda masuk kelas berbunyi. Yeah, harusnya aku berlari kekelas dan duduk manis disamping Edward sekarang, tapi tidak. Aku bosan disana. Tinggal satu bulan lagi sebelum ujian akhir semester 1. Tak terasa sudah 5 bulan aku bersekolah disini, seru sih cuman... Aku masih belum terlalu nyaman dengan 7D. Sesekali masih sering mengeluh pada Alice karena 7D susah diatur.
"Demi! Ayo masuk kelas!" Seru Miley dari koridor kelas 8. Aku menoleh lalu menggeleng.
"Tidak! Aku ingin membolos." Kataku sambil tersenyum. Ashley berdiri disebelah Miley menatapku dengan tatapan kesal. Aku hanya tersenyum.
"Ayolah, Demi. Pelajaran Bahasa Jepang!" Seru Ashley dengan wajah memohon.
"Tidak, Ash. Please, catatkan saja untukku." Kataku sambil menaruh gitarku.
"Alice pasti marah kalau tau kau membolos. Please, jangan buat 7D di blacklist!" Pinta Miley sambil sesekali melihat jam.
"Sungguh aku ingin masuk kelas sekarang, tapi aku bosan melihat Daniel berpacaran dengan Selena dikelas. Please bilang saja aku sakit atau kenapa, aku mencintai kalian." Kataku dengan wajah memohon.
"Aku juga bosan. Apalagi Alice, dia pasti cemburu sekali.." Kata Ashley sambil menunduk.
"Baiklah, oh Tuhan, Ashley kita terlambat! Selamat membolos, Demi! Seusai bell cepat pergi ke Lab. IPA. Aku akan membawakan bukumu." Kata Miley sambil menarik tangan Ashley berlari menuju kelas kami.
"Terima kasih, Miley!" Seruku sambil mengambil gitarku lagi.
Daniel, Selena. Huh. Benar benar membosankan. Menyebalkan. Membuatku iri saja. Mereka bertingkah seperti pacaran dikelas, jelas jelas Selena punya pacar. Dan Alice... Oh kasian Alice-ku yang malang. Ia sekarang lebih sensitif dan cemburuan. Daniel jarang sekali ngobrol dengan Alice, dia lebih sering ngobrol bersama Selena. Kemana-mana sama Selena. Huh.
Untungnya, Nick selalu ada untuk Alice. Ia selalu datang bersama Joe dan Edward ketika melihat Alice dengan tanda tanda kecemburuannya. Kuharap salah satu diantara Nick atau Joe akan mendapatkan Alice. Jangan Edward! Edward milikku seorang!
Aku dan Edward memang dekat, sangat dekat malahan. Tapi Edward tidak pernah bilang suka padaku. Itu yang membuatku khawatir dan selalu bertanya tanya apakah Edward menyukaiku atau tidak. Yasudahlah, yang penting aku bisa dekat dengannya.
Lagu baruku hampir selesai. Judulnya Catch Me. Lagu ini kupersembahkan khusus untuk Edward, entah Edward akan menyukainya atau tidak. Tapi... Aku ingin.. Ah sudahlah.
"Demi, kenapa kau bolos?" Tanya seseorang dari belakang. Aku menoleh secara perlahan, takut takut dia adalah guru. Kalau guru.. Tamatlah riwayatmu, Demi. Aku terkejut ketika melihat cowok yang dari tadi aku pikirkan, Edward!
"Hey, Edward." Sapaku padanya sambil tersenyum. Ia melambaikan tangannya padaku. Kuberi isyarat padanya untuk duduk disampingku. Ia duduk lalu mengambil notes-ku dan membaca lirik laguku.
"Bagus sekali liriknya.." Kata Edward sambil membaca.
"Terima kasih, Edu." Kataku pelan, mukaku memerah kan? Pasti. Itu pasti.
"Kenapa kau bolos?" Tanyanya sambil menaruh notes-ku lagi.
"Aku bete. Kau lihat, Daniel-Selena? Menjijikan. Itu membuatku mual." Kataku pelan.
"Hayoooooo, Demi menyukai Daniel, ya?" Goda Edward sambil tertawa.
"Bukan begitu, Edw. Tapi.. Kasian aja ngeliat Alice. Dia seperti dicampakkan oleh Daniel. Lihat, mereka hanya ngobrol kalau sedang ada pelajaran kan.. Kau kan tau, Alice sangat sangat menyukai Daniel." Cecarku dengan penuh emosi.
"Aku mengerti, Dem." Katanya pelan. "Tapi dengan membolos, toh tidak mengubah apapun kan?" Tanyanya pelan, suaranya yang serak terdengar bijak.
"Ya.. Aku tau aku salah.. Hey, kau kenapa disini? Kau juga membolos!" Seruku sambil meninju pundak Edward. Dia tertawa.
"Sebenarnya aku tidak membolos. Aku hanya ingin tau dimana kau berada." Kata Edward sambil tersenyum. Okey, fly fly fly butterfly fly away~ eits itu lagu Miley dikelas Musik minggu lalu. Wajahku memanas, pasti merah pasti merah.
Edward keluar dari kelas hanya ingin tau dimana aku berada?
"Hah? Serius?" Tanyaku terbata bata. Ia mengangguk.
"Iya. Aku takut terjadi sesuatu hal buruk padamu. Aku senang menemukanmu dengan gitarmu disini. Aku kira kau pergi kemana. Baguslah kau tidak apa-apa." Katanya pelan, wajah Edward memerah.
"Memangnya kalau aku tidak ada, kenapa Ed?" Tanyaku sambil pura-pura sibuk memaikan gitarku.
"Aku merasa tidak nyaman. Semuanya terasa berbeda kalau tidak ada Demi. Harus ada Demi. Tidak boleh tidak ada.." Kata Edward sambil menerawang jauh ke hamparan bunga bunga yang berada ditaman sekolah kami. Aku mendesah.
"Aku juga merasa seperti itu. Harus ada Edward." Kataku tiba-tiba. Edward menoleh dan mata kami saling memandang. Ia meraih tanganku lalu menggenggamnya.
"Jadi, jangan pernah menghilang ya, Dem?" Tanyanya sambil tersenyum.
"Baik Tuan Cullen!" Seruku sambil mencoba menghilangkan warna merah dipipiku.
"Apa judul lagumu, Dem?" Tanya Edward pelan.
"Catch Me. Mau dengar?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Mau banget!" Serunya girang. Aku tertawa.
"Lepaskan tanganku dulu dong. Please." Kataku pelan. Edward tertawa.
"Maaf..." Desahnya sambil melepas tanganku.
Aku mencari posisi yang pas, menghadap ke Edward dan menarik nafas. Edward bilang aku harus ada. Apakah mungkin dia suka padaku? Apa aku harus ada karena aku sahabatnya? Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada Edward. Banyak sekali.
"Demi, ayo menyanyi." Kata Edward pelan. Aku mengangguk.
"But you're so hypnotizing. You got me laughing while i sing You got me smiling in my sleep. And I can see this unraveling and your love is where i'm falling, but please don't catch me."
Aku berusaha menyanyi semerdu mungkin, sepenuh hati supaya Edward sadar hatiku berkata....
"Lagu ini aku buat untukmu. Edward, bisakah aku menjadi Bella Swan-mu?"
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}