SPEAK NOW chapter 16


TAYLOR ALISON SWIFT’S POV

            “Memang siapa sih gadis yang kau suka, Nick?” Tanyaku sambil tersenyum.
            “Gadis yang menerima bunga mawar dariku Hari Kamis minggu lalu.” Kata Nick sambil menatapku lekat lekat. Aku mendesah. Jadi… Nick menyukaiku?

            “Hey, Ali.” Panggil Nick. Nick membuyarkan lamunanku. Aku menarik nafas lalu mencoba tersenyum tidak kaku, tapi tidak berhasil.
            “Kau… Menyukaiku?” Tanyaku ragu-ragu. Nick tertawa.
            “Jadi kau gadis yang menerima bunga mawar pada Hari Kamis?” Tanya Nick sambil tertawa. Oh shit Nick, please deh! Kurasakan wajahku mulai memerah. Aku cepat cepat membuka ikat rambutku lalu rambut ikal pirangku tergerai dan sedikit menutupi pipiku. Nick menarik tanganku lalu kami berjalan ketempat yang sepi. Ia menatapku hangat. Tatapannya sehangat tatapan Cody.

            “Alice, bolehkah aku bicara jujur?” Tanya Nick pelan. Aku mengangguk.
            “Tentu saja.”
            “Sejujurnya, aku sudah menyukaimu dari pertama kali kita bertemu. Kau sangat baik sekali, cantik dan juga ramah. Tapi aku sedih melihatmu rapuh dan sering menangis. Aku ingin sekali menjagamu supaya kau tidak bersedih lagi.” Kata Nick pelan. Oh yeah, I guess that. Nick menyukaiku dan sekarang memintaku menjadi pacarnya. Yeah, kalo Miley tau, bagaimana nasibku?!

            “Well, aku dari dulu ingin sekali bertanya eum.. Al, mau enggak jadi pacar aku?” Tanya Nick dengan senyuman harapan. Oh Nick please hentikan senyuman itu! Aku menatap Nick shock lalu mundur selangkah. Selama hampir beberapa menit kami terdiam. Aku berfikir keras. Aku tidak mungkin menerimanya tapi aku juga tidak tau bagaimana menolaknya. Setelah beberapa lama mata penuh harap Nick berubah menjadi kekecewaan.

            “Huh. Sudah kukira dari awal.” Katanya lirih.
            “Bukan.. Bukan aku tidak menyukaimu Nick…” Kataku hati-hati. Nick menatapku bingung. Di wajahnya jelas sekali kulihat kekecewaan, kesedihan sekaligus kemarahan.
            “Lalu apa?! Kasih alasan yang jelas jika kau menolakku!”
            “Nick, please jangan paksa aku…”
            “Alice! Kasih aku alasannya! Kau tidak menyukaiku ya? Iya? Apa sih bedanya aku dengan Daniel? Kenapa kau lebih menyukainya daripada menyukaiku?!” Tanya Nick dengan nada marah. Ya, karena kau bukan Daniel.. Ingin sekali aku menjawab seperti itu, tapi…
            “Please, Al! Aku menyukaimu sedangkan Daniel tidak. Aku selalu ada disisimu sedangkan Daniel tidak. Jadi jika kau menolakku, kau harus katakan alasannya! Supaya aku bisa berubah menjadi seperti apa yang kau mau!” Seru Nick. Aku tidak percaya Nick berkata seperti itu…

            “Oke, wait. Aku minta maaf, tapi aku tidak bisa menjadi pacarmu.” Kataku tegas. Nick mundur beberapa langkah lalu menggeleng. Matanya kini terlihat sangat kecewa.
            “Pertama, kau tau aku menyukai dan sangat sangat menyukai Daniel. Kedua, aku sudah berjanji pada… Cody Simpson untuk mencoba menyukainya. Dia berjanji membantuku melupakan Daniel, dia melakukannya dengan baik dan aku mulai menyukainya. Dan yang ketiga… Masalah aku menyukaimu atau tidak, eum.. Kau salah satu sahabat terbaikku dan tentunya aku menyukaimu, Nick. Sungguh! Tapi… Miley lebih menyukaimu dan aku lebih suka menjadi sahabatmu daripada pacarmu..” Jelasku pelan pelan dan hati-hati.
           
            Kutatap wajah Nick. Ada banyak hal yang ia rasakan, sama sepertiku. Aku bingung, sedih, tidak tega, kaget.. Semuanya campur aduk. Dan Nick juga pasti kaget mengetahui Miley menyukainya. Setelah beberapa detik, Nick mengehela nafas.

            “Maafkan aku, Nick… Tapi kurasa kita lebih baik bersahabat seperti ini.” Kataku pelan. Nick akhirnya menatap mataku lalu menghela nafas sekali lagi.
            “Aku mengeti, Al. Aku mengerti. Tapi.. Bisakah kau melakukan sesuatu untukku?” Tanya Nick sambil menatapku sendu. Aku menatapnya heran.
            “Apa yang bisa aku lakukan untukmu, Nick?”
            “Bisakah kau berjanji tetap menjadi Alice-ku?” Tanya Nick sambil menatapku sendu.
            “Aku berjanji, Nick.” Jawabku sambil mengangguk yakin.
            “Terima kasih banyak, Alice..”

 TAYLOR ALISON SWIFT’S POV

            “Ciye yang habis di tembak Nick Jonas.” Goda Daniel saat aku memasuki kelas. Kelas kami begitu sepi, yang lain masih sibuk di Aula Sekolah. Aku mendesah lalu duduk di sebelah Daniel yang sedang sibuk dengan iPad-nya.

            “Tau darimana?” Tanyaku sinis.
            “Aku tadi mengikutimu.” Katanya pelan.
            “Great.” Kataku pelan. Aku menghela nafas. Jangan-jangan Daniel mendengar bahwa aku menyukainya?! JANGAN JANGAN….
            “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!” Teriakku histeris. Jangan-jangan Daniel sudah dengar kalau aku menyukainya!
            “Ali! Aku cuman dengar waktu Nick memintamu menjadi pacarnya, kok. Soalnya aku tau itu privasimu dan Nick. Aku pintar bukan?” Tanya Daniel sambil terkekeh. Aku terdiam, menarik nafas, mencerna perkataan Daniel dan menarik nafas lagi. Huft, untung saja…
           
            “Tumben enggak sama Selly.” Sindirku pelan.
            “Aku kayaknya udah dibuang nih sama Alice..” Jawab Daniel pelan.
            “Aku tidak pernah membuangmu. Kau kan yang membuangku?”
            “Aku tidak bermaksud membuangmu dan tidak pernah mau membuang sahabat sebaikmu. Hanya saja Selena selalu mengikatku untuk berada disampingnya. Tapi sekarang dia udah pacaran sama Justin Bieber jadi aku lega…” Kata Daniel sambil sesekali diselingi tawa. Aku mendesah. Jadi Selena berhasil mendapatkan Justin…

            “Oh, jadi kau mau berteman dekat lagi denganku karena kau dibuang oleh Selena, begitu?” Tanyaku sinis. Aku tidak percaya Daniel seperti itu…
            “Tidak, Alice! Sejak dulu aku ingin bersamamu terus. Sama Demi, Edward, Nick, Joe, Miley dan Ashley. Bermain bersama, tapi… Selena ingin aku bersama dia terus untuk mendengar keluh kesahnya. Dan lama kelamaan mendengar ceritanya begitu menjijikan.” Cecar Daniel dengan mimik muka jijik. Aku menatapnya sinis.

            “Curhat ya?” Responku pendek. Daniel menatapku kesal.
            “Alice, percaya dong.. Aku ingin bersama Alice terus. Sekarang Selly bakal jarang memaksaku bersamanya dan artinya aku bisa bersamamu terus. Please Alice, kumohon….”
            “Aku tidak percaya.” Jawabku sinis.
            “Alice, aku ingin kita main bareng lagi. Deket lagi. Aku mau kita balik ke Alice dan Daniel yang dulu. Please Alice….”
            “Hm.. Gimana ya…”
            “Aku tau aku salah tapi please, give me the chance…” Pinta Daniel dengan memelas. Yah, Daniel hanya berkata ‘give me the chance’. Coba ia berkata ‘Give me the chance to love you’ seperti Cody…
            “Aku mau memberimu kesempatan lagi.. Tapi ada syaratnya.”
            “Apa syaratnya, Al?” Tanya Daniel dengan wajah sumeringah.
            “Traktir aku malam minggu ini di Café Hampavala. Dan aku juga mau seikat bunga mawar merah! Aku mau kau menemaniku malam minggu ini.” Kataku dengan senyuman licik.

CODY SIMPSON’S POV

            Seperti malam minggu biasanya, aku mengemudikan motorku ke Café Hampavala untuk bernyanyi disana. Hari ini entah kenapa aku bersemangat sekali. Mungkin karena semangat dari Taylor tadi siang.
           
            Taylor Swift.. Sudah hampir 1 bulan lebih aku dekat dengannya. Akhirnya setelah sekian lama memerhatikannya, berkat Logan aku bisa dekat dengan Taylor lagi. Taylor juga katanya mau menyanyi disini, tapi setiap ia kesini pasti manager-nya sedang tidak ada. Lamunanku buyar ketika Justin menepuk pundakku sambil membawa gitar cokelatnya.

            “Cody, ayo tukeran lagu!” Seru Justin sambil tersenyum. Aku dan Justin sama-sama bernyanyi disini setiap malam minggu. Aku mengangguk.
            “Boleh. Kau mau menyanyikan laguku yang mana?” Tanyaku pelan. Justin terlihat berfikir sebentar lalu tersenyum lebar.
            “Don’t Cry Your Heart Out. Kau sendiri mau nyanyi apa?”
            “Eum… That Should Be Me?” Tanyaku ringan. Justin mendesah.
            “Lagi patah hati ya?” Tanyanya dengan nada menggoda. Aku tertawa.
            “Tidak. Justru aku sedang bahagia.” Elakku sambil berdiri dan meraih gitarku.
            “Hey, Cody! Ayo naik panggung duluan. That Should Be Me, kan?” Tanya Mr. Waitler kepadaku. Ia adalah manager Café ini. Aku tersenyum simpul lalu naik panggung.

            “Malam semuanya..” Sapaku dengan senyum mengembang. Aku melihat ke arah pojokan Café, tempat pertama kali aku ngobrol dengan Taylor lagi. Di sana ada seorang cewek dengan dress biru bersama seorang cowok dengan kemeja putih dan jaket cokelat. Aku mendesah ketika menyadari siapa cewek yang duduk di tempat Taylor waktu itu. Dan saat cewek dan cowok itu menatapku, dadaku mendadak sakit sekali. Seperti tertusuk benda tajam, seperti ada yang menyayatnya. Seperti ada yang melukai hatiku. Cewek itu adalah Taylor Swift dan cowok itu adalah cowok yang sering melukainya, Taylor Lautner.



Yeah, udah chapter 16! 10 chapter menuju akhir cerita cinta Taylor Swift. Kira-kira siapa ya yang bakal sama Alice akhirnya? Apakah Daniel akan nembak Alice sesuai rencananya dengan Selena? Atau Tipluk beneran kawin sama Robert Pattinson? 
Tunggu jawabannya di Speak Now chapter 17 ya! 
Keep wait!

To Be Continued... 

4 komentar:

  1. Numpang baca cerita-ceritanya yaa riz/ki/dani/dan/put/putri (asli gue bingung manggil apa..) :p

    BalasHapus
  2. Kak Bimo : Kak.... Panggil aku Kristen Stewart kak! #eh Panggil Titi aja kak. Wehehe makasih kak udah mau baca ;;)

    BalasHapus
  3. "Atau Tipluk beneran kawin sama Robert Pattinson?"
    maksa bener xD

    lagi penasaran2nya pengen Cody cpet nyanyi, eh malah bersambung =..="

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gakpapa atuhlah kak=)) Sengaja dibikin dagdigdug:p

      Hapus

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.