Speak Now chapter 18


SELENA GOMEZ’S POV

            “Jadi Alice bilang kau masih punya kesempatan gitu?” Tanyaku sambil tersenyum jail ketika Daniel selesai bercerita. Rasanya, agak kurang enak memanggil sahabatku ini dengan nama Daniel. Tapi karena di sekolah banyak yang memanggilnya dengan nama itu, aku pun ikut mencoba memanggilnya dengan nama itu.

            “Iya, Sel. Tapi aku bingung.. Ia bilang Cody calon pacarnya, tapi ia juga bilang kalau aku masih ada kesempatan. Sebenarnya dia menyukaiku atau tidak sih?” Tanya Daniel dengan nada kesal. Aku tertawa lalu mengingat ingat berapa kali aku melihat Alice memandangi Daniel dan itu sering!

            “Dia sering memandangimu, Dan! Mungkin dia suka padamu. Kenapa kau tidak menanyakannya langsung?” Tanyaku pelan. Daniel berfikir sejenak lalu tersenyum.
            “Ide bagus! Kau memang cerdas, Selly!” Seru Daniel girang. “Tapi… Kalau aku di tolak gimana? Kalau ternyata Alice bilang ‘ada kesempatan’ itu karena ia menganggap aku bercanda gimana? Gimana ini Sel? GIMANA?!” Tanya Daniel panik. Aku mendesah pelan. Yeah, kalau tidak panik namanya bukan Taylor Daniel Lautner.

            “Kurasa Alice menyukaimu dan.. Cody. Kau di duakan!” Seruku dengan nada bercanda. Daniel menatapku sinis dan kesal.
            “Sel, serius sedikit, please?” Tanyanya pelan.
            “Ups, I’m sorry.”
            “Jadi bagaimana ini?”
            “Kenapa kau tidak tanya pada Edward apakah Alice menyukaimu atau tidak. Bilang saja kau menyukai Alice dan ingin memintanya menjadi pacarmu. Aku yakin, Edward pasti bilang iya. Masalah selesai.” Kataku pelan. Daniel menunduk lalu tak berkata apa apa.

            “Huft, gengsi lagi. Yaudah, langsung tembak aja. Gimana? Enggak nembak deh bilang aja kalo kau selama ini menyukainya. Setuju?” Tanyaku pelan. Daniel mengangguk lalu menatapku.
            “Tapi… Bagaimana cara bilangnya?” Tanya Daniel pelan.
            “Kau tidak pernah bilang suka sama cewek ya?” Tanyaku sinis.
            “PERNAAAAAH! Aku mengerti Selly! Jadi, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Daniel girang. Aku tertawa lebar.
            “Hari ini Hari Senin kan? Eum… Okey, sekarang kau SMS atau telpon dia, ajak ketemu Hari Kamis di Café Hampavala.”
            “Tapi tadi Alice marah padaku waktu aku mengerjainya dan dia bilang jangan menghubunginya hari ini. Eh dimana tadi? Café Hampavala?” Tanya Daniel heran.
            “Eum.. Pasti Alice akan membaca SMS darimu, pasti itu. Di Taman Café Hampavala saja, lebih romantic! Itu lho yang ada di bagian belakang Cafenya.”
            “Okey, aku mengerti. Lalu kenapa harus Hari Kamis?”
            “Daniel.. Please. Kamis adalah hari terbaikmu sepanjang masa. Kapan kau ulang tahun di tahun ini? Hari Kamis kan? Sudah turuti saja apa kataku.” Kataku sambil berfikir. Oh iya, memangnya ada apa ya di hari kamis? Daniel mengangguk pelan.
            “Selama 2 hari ke depan kau harus dekati dia, kasih tanda tanda bahwa kau menyukainya. Kau tunggu saja dia sampai datang, jangan menelponnya kalau dia datang. Tunggu dan tunggu. Itu akan menimbulkan kesan kau mau menunggunya…”

            “Tapi kau kan tau aku paling tidak suka menunggu.”
            “Jangan egois di saat seperti ini. Ini untukmu juga.” Kataku sinis.
            “Baiklah..” Kata Daniel pasrah.
            “Kalau Alice tidak menerimamu gimana, Dan?”
            “Aku akan bunuh diri.” Jawab Daniel pelan.
            “DANIEEEEL JANGAAN!” Seruku sambil memegang tangannya.
            “Please deh Sel, aku tidak akan melakukan itu, kali. Paling aku akan mencoba melupakannya dan mencari yang lain. Toh cewek juga bukan cuman satu. Kalau bukan Alice yang ini, pasti Tuhan akan memberikan Alice yang lain untukku.”
            “Bijak sekali… Eum, mana handphone-mu? Aku ingin aku yang mengirimkan SMS nya! Boleh kan?” Pintaku dengan wajah memelas. Daniel memberikan handphone-nya.
            “Jangan aneh-aneh.” Katanya pelan. Aku langsung mencari nomer Alice dan mengetik SMS untuknya sambil sesekali melirik ke arah Daniel yang senyum-senyum sendiri. Sinting dia.

To : Alice Swift

Alice.. Maafkan aku ya karena mematahkan pensil kesayanganmu. Aku ingin menebus seluruh dosaku jadi… Kamis ini ada acara tidak? Aku berencana mengajakmu untuk minum milkshake cokelat kesukaanmu di Taman Café Hampavala. Kau mau ya? Sekalian ada yang ingin aku sampaikan padamu.. Ini serius, bukan bercanda. Please datang ya? Aku akan menunggumu. Terima kasih, Alice. Selamat malam 


            TAYLOR ALISON SWIFT’S POV

            “Oh.. Jadi itu toh yang membuatmu menangis dari tadi.. Sudahlah, Tay.. Nanti aku belikan lagi.” Kata Yana pelan saat aku bercerita bahwa pensil pertama hadiah darinya dipatahkan oleh Daniel.

            “Tapi Kak, pensil itu pasti udah enggak ada sekarang.. Maafkan aku ya..”
            “Udah enggakpapa. Jangan menangis lagi, nanti kalau Austin lihat bahaya lho!”
            “Oh iya.” Kataku pelan sambil mengusap air mataku. Tiba-tiba iPhone-ku berbunyi tanda SMS masuk. Aku meliriknya lalu tertera nama Daniel disana. Yana memandangku penasaran.
            “Daniel.” Kataku pelan.
            “Lho kenapa tidak di buka?” Tanya Yana sambil meraih iPhone-ku.
            “Tidak, hapus saja. Aku tadi bilang padanya jangan hubungi aku hari ini.”
            “Kalian kayak pasangan yang mau putus.” Kata Yana datar dengan wajah tak percaya.
            “Daniel menyebalkan sekali hari ini.”
            “Eh Tay, kalo SMS dari Daniel ini mengajakmu pergi atau menyatakan cinta atau sebagainya gimana?” Tanya Yana dengan wajah menggoda. Aku tersentak, menyatakan cinta?
            “DANIEL BILANG SUKA PADAKU LEWAT SMS?!” Tanyaku heboh. Yana tertawa kecil lalu menaruh iPhone-ku lagi.
            “Aku kan bilangnya ‘kalo’ jadi bisa iya bisa tidak dong..” Kata Yana sambil cekikikan. Yana membuat jatungku hampir copot saja!
            “Oh. Jadi kau belum membacanya?” Tanyaku sinis.
            “Aku sangat menjaga privasimu, remember that?” Tanya Yana pelan. Aku mengangguk.
            “Buka dong SMS nya! Aku buka ya…” Kata Yana sambil meraih iPhone-ku lagi. Aku berajak dari tempat tidurku lalu menggeleng.
            “No. Delete it now, Yana Carlista Evenson Swift.”

 

To Be Continued...

2 komentar:

  1. "Aku langsung mencari nomer Alice dan mengetik SMS untuknya sambil sesekali melirik ke arah Daniel yang senyum-senyum sendiri. Sinting dia."

    wkwkwkkwkwkwkwk langsung bayangin tay xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huwahaha pasti kalo aslinya Tay manis banget yah kak:D

      Hapus

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.