Cerita Cinta dalam Komik Jepang

Tadi siang di kelas PKn, anak anak disuruh buat bikin 20 pertanyaan dari 2 bab dan dikasih waktu deadline 2 jam. Gue bikin deadline 1 jam dan.... Lucky me, I can do it. Seperti biasa guru PKn gue, Pak Didi suka baca baca karakter orang lewat tulisan. Dan dia bilang.....

"Titi itu tipikal orang yang suka tantangan. Hidupnya punya target dan selalu pengen kerja cepet. Kurang cocok dengan orang orang lamban. Rada susah bekerja dengan team yang mempunyai banyak orang, bikin cepet stress. Orangnya keras, cocok jadi pemimpin. Tipikal orang kayak kamu tuh....... butuh seorang pendamping yang sifatnya kalem, Ti. Jadi bisa mengimbangi kamu."

Ada hening yang panjang setelah mendengarkan 'gue' menurut Pak Didi. Tipikal orang yang kalem? Apa orang yang sekarang sedang gue singgahi di depan pintunya adalah tipikal orang yang kalem? Lalu seusai kelas PKn, Ridho dengan muka jahilnya dateng ke gue...

"Ti, dia kalem lho." kata Ridho sambil cengar cengir.

"Astaga, kata kamu di suruh move on!"

"Hehehe tadi nanya ke Bapaknya juga emang dia tipikal orang kalem. Cocok tuh sama kamu."

"Kamu labil ih, Ridh!"

"Hehehe cocok cocok..." kata Ridho sambil kabur. Lalu gue kejer dia dan.... Berakhir seperti film India.

Yang gue pertanyakan adalah....

Mungkin tipikal keras seperti gue cocok dengan tipikal kalem. Tapi apakah tipikal orang kalem cocok dengan yang keras? Mungkin aja kan kalem harus sama yang kalem.... *guling guling*

Terkadang, temen temen gue pada bilang "you better move on, Tip." lalu besoknya ngejekin gue dan nyuruh gue buat stay. Ini gue bingung, sebenernya yang lagi suka sama Greyson itu gue apa temen temen gue? Kok yang labil malah mereka.....

Sampe Valda nyuruh gue buat Speak Now ke Greyson. Gue pernah gagal Speak Now dan berujung tak bahagia. Gue tau resiko kegagalan Speak Now seperti apa. Dan gue tau, untuk Speak Now tuh enggak gampang. Gak segampang elo guling guling di lapangan. Enggak, susah... Butuh... Keberanian yang amat besar.

Well, ngomong ngomong soal Speak Now gue jadi teringat akan kisah cinta di komik Jepang yang kemarin gue pinjem dari Astrid. Tiba-tiba aja Astrid datengin gue yang lagi asik dengerin iPod terus bilang, "baca nih. Di jamin galaunya pol." Judul komiknya "Always beside you." dan waktu gue baca....

Gue positif galau.

Semua cerita yang ada di komik itu isinya soal cewek yang dengan mudahnya nyatain cinta ke seorang cowok. Dengan mudahnya para tokoh utama itu berfikir bahwa "oke minggu depan gue nembak dia!" atau "nanti gue pasti bakal di tembak dia!" Padahal..... Dia belum tau pasti si cowok itu suka sama dia atau enggak. Aneh, kayaknya nyatain cinta ke cowok itu udah lumrah kali, ya?

Jujur, gue geli sendiri ngebaca cerita kedua di komik itu yang si tokoh utamanya modus banget melakukan segala cara biar dia bisa deket sama si cowoknya. Dan si cowoknya juga suka bikin dia ngerasa kalo "ya pasti gue bakal di tembak sama dia." padahal belum ada sinyal sinyal lebih lanjut.

Si cowok suka bikin si ceweknya ngerasa seneng banget dan terkesan ngasih harapan. Lalu si cewek suka salah tingkah di depan cowoknya yang membuat cowoknya sedikit ilfeel dan menjauh. Si cewek gak mau cowoknya ngejauh dan tiba tiba datengin cowoknya, meluk dari belakang dan…

“Aku suka kamu! Aku suka kamu dari lama!”

Lalu si cowok bilang “aku kira cuman aku yang suka sama kamu….” Lalu mereka berpelukan dan hidup bahagia. Hening abis.

Yang bikin gue galau baca komik itu adalah bukan betapa beruntungnya cewek cewek itu bisa mendapatkan orang yang mereka sukai, tapi betapa gampangnya mereka berfikir untuk nembak atau yakin orang yang mereka suka akan nembak mereka padahal mereka sendiri belum tau pasti orang itu suka sama siapa. Gue rasa ada yang salah sama cerita cinta dalam komik Jepang.

Pada kehidupan nyata, gue sering melihat orang orang yang menjadi jomblo akibat jatuh cinta sendirian. Mereka sering singgah di depan pintu hati seseorang yang mereka rasa sudah tepat dan sulit untuk singgah ke pintu yang lainnya. Padahal mereka tau pintu itu tidak akan dibuka bagaimanapun cara mereka mencoba untuk membukanya.

Ada juga orang yang udah jatuh cinta sendirian, korban PHP (pemberian harapan palsu) si cowoknya, gak bisa move on….. Walau mereka sering sakit gara gara si cowok, tapi mereka gak mau pindah dari si cowok itu. Alasannya klasik, masih sayang, gak bisa move on. Yang lagi nungguin mantan yang tak kunjung memberi sinyal juga biasanya gitu, gak bisa pindah dari satu pintu ke pintu lain dengan alasan klasik mereka.

Gue bingung, kenapa sih orang yang udah jatuh ke suatu lobang mau balik ke lobang yang sama, padahal dia tau kalau kesana dia bakal jatuh lagi?

Komik komik Jepang rata rata menggambarkan kisah cinta yang terbalas. Betapa seorang cewek mudah untuk mengatakan perasaan pada si cowoknya atau langsung meminta si cowok jadi pacarnya.

Padahal, dalam dunia nyata dan dunia komik, itu berbanding terbalik.

Kalau di komik Jepang banyak cewek yang gampang menyatakan cinta, kalau di dunia nyata para cewek cewek harus berfikir lagi dan lagi untuk menyatakan cinta. Menyatakan cinta gak semudah yang ada di komik. Iya kalo ternyata perasaan nya dibalas, nah kalo enggak?

Tapi, ada kesamaan dalam komik Jepang dan kehidupan nyata. Para cewek yang sedang jatuh cinta diam diam suka merasa kalau orang yang ia suka juga menyukainya. Perasaan ini yang bikin orang susah move on.

Padahal move on itu sebenernya gampang kok, kalo ada niat. Seperti apa yang penah gue tulis di Speak Now, jangan pernah berfikir kamu mau move on dan jangan pernah berfikir kamu tidak bisa move on. Let it flow dan lihat nanti kamu bakal menemukan orang lain yang pintu hatinya akan terbuka ketika kamu singgahi.

Terkadang, kalo boleh jujur, gue suka iri sama cewek cewek di komik Jepang dan teman teman gue yang bisa mendapatkan orang yang mereka sukai. Dan akhirnya gue berfikir..... How lucky they are, how unlucky I am.

Gue selalu berharap salah satu cerita cinta dalam komik Jepang akan jadi cerita cinta gue –mereka semua cinta yang terbalas. Perjuangan mereka gak sesulit kehidupan nyata. Mungkin mereka juga menangis, tapi akhir cerita mereka tetap manis.

Tapi toh, tak ada cinta tanpa perjuangan kan? *guling guling*