[FLASH FICTION] Jatuh Cinta Sendirian #FF2in1
"Jadi, kamu kapan mau nembak Sachia, Kal?" tanya Ridho dengan lantangnya. Aku tersentak lalu menoleh dan menatap Ridho dengan tajam. Ia terkekeh lalu berbicara tanpa suara. "Ssh, kepastian!" katanya.
Haekal menggelengkan kepalanya lalu tertawa, "sudah berapa kali aku bilang, aku tidak mau menembak Sachia." kata Haekal. Ugh, ya Tuhan sesak apa lagi yang terasa dalam hati ini? Aku.. Aku harusnya sudah tahu Haekal akan menjawab seperti itu. 2 bulan lalu kami sudah membicarakan tentang ini. Tapi kenapa aku sakit lagi?
Sakit.. Benar benar sakit.. Namun sakit untuk apa? Kurasa kini aku benar benar sudah terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Ridho menatap Haekal dengan tatapan tak percaya. "Kamu tuh bodoh atau tolol sih? Kamu bukannya gak peka, kamu tahu kan Chia suka kamu? Duh kurang apalagi sih Chia berusaha untuk kamu, Kal?" tanya Ridho penasaran. Seperti biasa, Haekal pasti tertawa sambil mencoba mengalihkan topik. Aku hanya tersenyum masam. Rasanya sakit sekali...
"Ya bukannya gak peka. Mau gimana lagi? Emang gak suka.. Masa harus dipaksain?" tanya Haekal dengan pandangan heran pada Ridho. Kali ini Haekal benar benar keterlaluan. Ia benar benar menyentuh bagian paling dasar dari luka yang sudah ia buat sendiri di hatiku.
Dia benar benar bukan orang yang aku cari selama ini.
Tanpa memperdulikan Ridho yang sedang "membelaku" di depan Haekal, aku berbalik dan berlari menjauhi kantin. Sakit, kesal. 10 bulan yang kulalui hanyalah ini. Semuanya sia sia. Tidak ada balasan yang kuharapkan selama ini.
Haekal terlalu sering membuatku bahagia. Ia membuatku berharap dengan semua yang ia berikan, ia selalu membuatku berfikir bahwa aku dan dia akan menjadi lebih suatu saat nanti.... Tapi ternyata?
Dia sama saja. Dia sukses membuatku jatuh cinta tingkat akut padanya dan meninggalkanku sendirian. Aku benar benar mencintainya, namun kenapa lagi lagi cintaku hanya sepihak dan tak ada balasan seperti ini?
Kenapa perasaanku yang tulus seperti ini harus hancur menjadi lautan luka?
Aku berjalan tanpa arah. Aku benar benar tersesat. Hatiku terluka parah. Namun aku masih mencintainya.. Sangat mencintainya... Bahkan ketika kusadari, aku tanpanya hanyalah butiran debu.
Haekal menggelengkan kepalanya lalu tertawa, "sudah berapa kali aku bilang, aku tidak mau menembak Sachia." kata Haekal. Ugh, ya Tuhan sesak apa lagi yang terasa dalam hati ini? Aku.. Aku harusnya sudah tahu Haekal akan menjawab seperti itu. 2 bulan lalu kami sudah membicarakan tentang ini. Tapi kenapa aku sakit lagi?
Sakit.. Benar benar sakit.. Namun sakit untuk apa? Kurasa kini aku benar benar sudah terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Ridho menatap Haekal dengan tatapan tak percaya. "Kamu tuh bodoh atau tolol sih? Kamu bukannya gak peka, kamu tahu kan Chia suka kamu? Duh kurang apalagi sih Chia berusaha untuk kamu, Kal?" tanya Ridho penasaran. Seperti biasa, Haekal pasti tertawa sambil mencoba mengalihkan topik. Aku hanya tersenyum masam. Rasanya sakit sekali...
"Ya bukannya gak peka. Mau gimana lagi? Emang gak suka.. Masa harus dipaksain?" tanya Haekal dengan pandangan heran pada Ridho. Kali ini Haekal benar benar keterlaluan. Ia benar benar menyentuh bagian paling dasar dari luka yang sudah ia buat sendiri di hatiku.
Dia benar benar bukan orang yang aku cari selama ini.
Tanpa memperdulikan Ridho yang sedang "membelaku" di depan Haekal, aku berbalik dan berlari menjauhi kantin. Sakit, kesal. 10 bulan yang kulalui hanyalah ini. Semuanya sia sia. Tidak ada balasan yang kuharapkan selama ini.
Haekal terlalu sering membuatku bahagia. Ia membuatku berharap dengan semua yang ia berikan, ia selalu membuatku berfikir bahwa aku dan dia akan menjadi lebih suatu saat nanti.... Tapi ternyata?
Dia sama saja. Dia sukses membuatku jatuh cinta tingkat akut padanya dan meninggalkanku sendirian. Aku benar benar mencintainya, namun kenapa lagi lagi cintaku hanya sepihak dan tak ada balasan seperti ini?
Kenapa perasaanku yang tulus seperti ini harus hancur menjadi lautan luka?
Aku berjalan tanpa arah. Aku benar benar tersesat. Hatiku terluka parah. Namun aku masih mencintainya.. Sangat mencintainya... Bahkan ketika kusadari, aku tanpanya hanyalah butiran debu.
Rumor - Butiran Debu
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}