[FLASHFICTION] Petrichor: Late Night Radio
Damar menoleh lalu tersenyum kecil saat mendengar alunan suara merdu Vidi Aldiano dari radio kesayangannya. Sudah lama rasanya ia tidak mempergunakan radio itu semenjak ia kuliah di Semarang dan meninggalkan Jakarta.
Damar berhasil masuk Akpol dengan perjuangannya sendiri. Ini adalah cita-citanya yang terpendam selama ini. Sudah hampir 1 tahun setelah kelulusan dan ia sangat bersyukur bisa mewujudkan apa yang selama ini ia inginkan.
Alunan lembut Vidi Aldiano terus merasuki Damar sehingga ia mulai teringat akan masa lalunya. Ia teringat saat ia menyanyikan lagu ini untuk seseorang. Kenapa? Kenapa ia harus mengingatnya lagi? Padahal gadis itu mungkin sudah melupakannya...
Mungkin dia sudah jadi gadis yang cantik sekali sekarang ini. Apa mimpinya sudah jadi kenyataan? Dia pasti sudah bertemu dengan pujaan hatinya...
"A Idam gak mau makan?" Tanya Dhafir, adik sematawayang Damar. Damar tersadar dari lamunannya lalu menggeleng.
"Enggak ah, Dhafir aja duluan..."
"Aa baru pulang kok ngelamun aja, sih?" Tanya Dhafir sambil duduk disampingnya.
"Biasa aja kok, Aa mungkin cuman kecapekan. Dhafir gimana sekolahnya?"
"Baik kok, seru lagi... Aa disana udah punya pacar?"
Damar terdiam lalu tertawa. "Adeknya Aa selalu sok tahu ya.."
"Bukannya gitu Aa.. Dhafir bingung kenapa Teteh yang waktu itu gak ke rumah lagi."
"Siapa?" Damar mengerutkan dahinya.
"Teh E...Elys?" Tanya Dhafir mengingat ingat. Damar menghela nafas.
Elyssa. Kamu apa kabar?
"Nah ini dia Lys adik aku, namanya Dhafir. Fir, ini Teh Elyssa.."
Dhafir yang sedang asyik dengan iPadnya langsung bangkit dan menghampiri kakaknya itu. Ia tertawa kecil. "Dhafir..." Katanya sambil menyodorkan tangan. Elyssa menjabatnya tanpa canggung, ia tersenyum lebar.
"Nama aku Elyssa, kamu ganteng banget sih.. Gak kayak kakaknya. Hahaha."
"Hush, Elyss! Dhafir gak berenang?"
"Ini mau berenang kok, A. Nungguin Ibu."
"Yaudah.. Lys duduk dulu gih, aku ambilin bukunya dulu terus langsung pergi ya..."
Damar berjalan masuk ke kamarnya sementara Elyssa duduk di ruang tengah bersama Dhafir. Dhafir tertawa kecil setiap kali matanya bertemu dengan mata Elyssa.
"Dhafir kok ketawa terus sih?"
"Teteh tuh yang suka telponan sama Aa sampe malem ya?"
Pipi Elyssa memerah. "Ih kamu kenapa belum tidur..."
"Abis Aa udah nyalain radio, berisik ketawa ketawa.. Kedengeran aja.."
"Hahaha Aa suka banget ya sama radio?"
"Iya... Mungkin sesukanya Aa sama Teteh hahahaha."
"Duh Dhafir bisa aja..."
"Tapi Teh Elys pacarnya A Idam kan?" Tanya Dhafir menyelidik. Elyssa tak langsung menjawab, ia bingung harus menjawab apa. Sementara Damar dari kamarnya harap harap cemas ingin tahu apa yang Elyssa katakan. Ia ingin tahu apa yang Elyssa rasakan padanya.
"Bukan, Fir.. Aku mah cuman temennya dia..."
Damar kembali melamun dan itu membuat adik kecilnya merasa kesal. Ia paling tidak suka didiamkan oleh Damar. Dhafir lalu bangkit dan berjalan menuju radio.
"Radio ini penuh kenangan banget ya A?" Tanya Dhafir.
Damar tertawa. "Anak kelas 6 SD ngerti apa sih..."
"Dhafir ngerti kok, Aa pasti keingetan sama Teh Elys. Iya kan?"
Damar terdiam.
"Biasanya dengerin radio ini bareng Teh Elys tapi sekarang sendirian. Pasti sedih."
"Lebay banget, sih. Enggak gitu juga, Fir."
"Kalo gak sedih apa dong namanya?"
Damar menarik nafas satu dua. Kenangan demi kenangan terlintas dibenaknya. Setiap malam saat ia menelpon Elyssa terkadang gadis itu meminta radionya dimatikan karena signal yang kurang baik atau mereka berdua malah bernyanyi bersama sesuai lagu yang terputar di radio. Terlalu banyak kenangan bersama gadis itu sampai Damar sendiri tak percaya, ia pernah melewati hari harinya bersama gadis itu.
"Mungkin.... Emang Aa kangen sama Teh Elys."
Andai dia bisa mengulang waktu, apakah kini ia akan menghabiskan waktu bersama Elyssa seperti dahulu?
Cirebon, 28 Oktober 2013 from 20:45 - 21:15
Selamat hari sumpah pemuda! Viva!
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}