[FLASH FICTION] Cinta Tak Disangka
Jika aku boleh bicara, aku tak pernah benar benar memperhatikanmu dulu.
Siang itu saat kita berjalan ke arah yang sama, aku hanya memandangmu selintas lalu melupakan wajah panikmu. Hari itu rambutmu masih begitu rapih seperti saat MOS dulu. Kaca mata itu membingkai matamu sehingga ia terlihat begitu misterius. Penuh cerita yang tidak aku sangka.
Kamu tidak begitu menarik. Kamu sama seperti cowok yang lain. Kamu cukup cuek dan tidak mau ambil pusing akan semua hal yang terjadi. Kamu selalu punya tawa canggung tapi manis jika ku lihat dari ekor mataku.
Aku tidak pernah tahu bahwa akhirnya aku merasa seperti ini.
Sore itu kuputuskan melihat kamu jauh lebih lama. Mataku tak bisa berhenti menatap ketika matamu berada di tatapanku. Kukira akan ada senyuman yang terbentuk di bibirmu. Tapi kamu hanya berpaling lalu meminum air mineralmu.
Beberapa hari kemudian, ekor mataku menemukanmu menatapku ketika aku sedang mencari kamu. Kita akhirnya bicara setelah sekian lama tahu sama tahu. Pribadimu cukup menyenangkan dan suaramu begitu dalam sampai aku merinding kegirangan.
Aku ingin terus mendengar suaramu.
Pada hari berikutnya, ketika aku menoleh dan kamu juga membalas tatapan mataku, aku tersenyum malu sambil tersipu. Kuputuskan untuk tidak berharap namun aku tak mengalihkan pandanganku. Kita masih bertatapan sampai pada akhirnya bibirmu tersenyum kecil lalu memalingkan wajah.
Aku tertawa.
Aku menang, Ras.
Siang itu saat kita berjalan ke arah yang sama, aku hanya memandangmu selintas lalu melupakan wajah panikmu. Hari itu rambutmu masih begitu rapih seperti saat MOS dulu. Kaca mata itu membingkai matamu sehingga ia terlihat begitu misterius. Penuh cerita yang tidak aku sangka.
Kamu tidak begitu menarik. Kamu sama seperti cowok yang lain. Kamu cukup cuek dan tidak mau ambil pusing akan semua hal yang terjadi. Kamu selalu punya tawa canggung tapi manis jika ku lihat dari ekor mataku.
Aku tidak pernah tahu bahwa akhirnya aku merasa seperti ini.
Sore itu kuputuskan melihat kamu jauh lebih lama. Mataku tak bisa berhenti menatap ketika matamu berada di tatapanku. Kukira akan ada senyuman yang terbentuk di bibirmu. Tapi kamu hanya berpaling lalu meminum air mineralmu.
Beberapa hari kemudian, ekor mataku menemukanmu menatapku ketika aku sedang mencari kamu. Kita akhirnya bicara setelah sekian lama tahu sama tahu. Pribadimu cukup menyenangkan dan suaramu begitu dalam sampai aku merinding kegirangan.
Aku ingin terus mendengar suaramu.
Pada hari berikutnya, ketika aku menoleh dan kamu juga membalas tatapan mataku, aku tersenyum malu sambil tersipu. Kuputuskan untuk tidak berharap namun aku tak mengalihkan pandanganku. Kita masih bertatapan sampai pada akhirnya bibirmu tersenyum kecil lalu memalingkan wajah.
Aku tertawa.
Aku menang, Ras.
Cirebon, 14 Juli 2014
Hari pertama masuk sekolah. Okay.
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}