Jadi dewasa itu...
Jadi dewasa itu harus bisa jaga sikap.
Jadi dewasa itu harus tau prioritas.
Jadi dewasa itu harus konsisten sama kewajiban.
Jadi dewasa itu harus punya target untuk suatu tujuan.
Jadi dewasa itu harus bisa bedain situasi dan kondisi.
Jadi dewasa itu harus bisa ngatur waktu.
Jadi dewasa itu harus bisa nepatin janji.
Jadi dewasa itu harus bisa kontrol emosi.
Dan...
Jadi dewasa itu harus bisa berkorban sama hati.
Berkorban dengan perasaan sendiri demi tujuan dan keadaan yang gak mungkin.
Realistis.
Realistis.
Ketika kata itu diulang ulang, gue gak bisa menemukan arti dari kata realistis. Tapi realistis begitu erat dengan menuju kedewasaan.
Perjuangkan yang mungkin, tinggalkan yang tidak mungkin..
Meski gak ada yang gak mungkin di dunia ini, tapi tetap harus realistis.
Realistis.
Mungkin.. Ini cuman kebawa perasaan. Mungkin sebenarnya ini sedang kosong tapi dia masuk, timing tepat. Mungkin belum ada yang memikat hati lagi jadi hati terus mengikatnya.
Selalu ada tapi gak pernah kemana mana.
Mungkin...
Menjadi dewasa memang sesulit ini, ya?
Tau prioritas. Tau tujuan. Berkorban.
Ada kalanya kita harus bertahan sama keinginan. Ada kalanya kita harus liat sekeliling dan pergi meninggalkan keinginan. Berganti keinginan dan mulai dari awal. Begitulah hidup. Gak semuanya manis....
Daripada gue berubah jadi galau lagi, makan lagi, gak kurus kurus... Mungkin memang kodratnya I admire you from distance kali, ya. Mungkin.
Gue gak mau kepikiran ginian lagi. Gue gak mau ditanyain "sekarang gimana sama itu?" itu tuh membuat gue berpikir berpikir berpikir, lalu sedikit galau, makan lagi dan timbangan jadi gak stabil huhuhu.
Okay. Okay. It's just another penggalauan subuh...
Well.. Hati..
Gue lagi belajar jadi dewasa. Gue punya prioritas lain. Gue harus realistis.
Jadi mungkin....
Lupain aja ya perasaannya? :'}
Jadi dewasa itu harus tau prioritas.
Jadi dewasa itu harus konsisten sama kewajiban.
Jadi dewasa itu harus punya target untuk suatu tujuan.
Jadi dewasa itu harus bisa bedain situasi dan kondisi.
Jadi dewasa itu harus bisa ngatur waktu.
Jadi dewasa itu harus bisa nepatin janji.
Jadi dewasa itu harus bisa kontrol emosi.
Dan...
Jadi dewasa itu harus bisa berkorban sama hati.
Berkorban dengan perasaan sendiri demi tujuan dan keadaan yang gak mungkin.
Realistis.
Realistis.
Ketika kata itu diulang ulang, gue gak bisa menemukan arti dari kata realistis. Tapi realistis begitu erat dengan menuju kedewasaan.
Perjuangkan yang mungkin, tinggalkan yang tidak mungkin..
Meski gak ada yang gak mungkin di dunia ini, tapi tetap harus realistis.
Realistis.
Mungkin.. Ini cuman kebawa perasaan. Mungkin sebenarnya ini sedang kosong tapi dia masuk, timing tepat. Mungkin belum ada yang memikat hati lagi jadi hati terus mengikatnya.
Selalu ada tapi gak pernah kemana mana.
Mungkin...
Menjadi dewasa memang sesulit ini, ya?
Tau prioritas. Tau tujuan. Berkorban.
Ada kalanya kita harus bertahan sama keinginan. Ada kalanya kita harus liat sekeliling dan pergi meninggalkan keinginan. Berganti keinginan dan mulai dari awal. Begitulah hidup. Gak semuanya manis....
Daripada gue berubah jadi galau lagi, makan lagi, gak kurus kurus... Mungkin memang kodratnya I admire you from distance kali, ya. Mungkin.
Gue gak mau kepikiran ginian lagi. Gue gak mau ditanyain "sekarang gimana sama itu?" itu tuh membuat gue berpikir berpikir berpikir, lalu sedikit galau, makan lagi dan timbangan jadi gak stabil huhuhu.
Okay. Okay. It's just another penggalauan subuh...
Well.. Hati..
Gue lagi belajar jadi dewasa. Gue punya prioritas lain. Gue harus realistis.
Jadi mungkin....
Lupain aja ya perasaannya? :'}
Dewasa itu pilihan, bahannya? pengalaman:)
BalasHapusretweet kak:))
Hapus