[FLASH FICTION] 1989 Series: I Wish You Would
"Selamat malam dengan McD Delivery ada yang bisa saya bantu?"
"Gakpunya pulsa mba."
Yes... I do remember.
"Gakpunya pulsa mba."
Yes... I do remember.
***
You're thinking that I hate you now..
Cause you still don't know what I never said..
"Gak mau ah Dim, elo aja." Tolak Satria saat Dimas menyodorkan kertas aspirasi MPK yang seharusnya Satria berikan kepada Nikita. Setelah pelantikan OSIS-MPK, Satria mendapat jabatan Ketua Bidang 8 sementara Nikita dipindah alihkan ke wakil ketua MPK.
Dimas menggeleng keheranan. "Elo kenapa sih sama Nikita?"
"Enggakpapa.. Daripada Nikita males ketemu sama gue." Ujar Satria dingin.
"Nikita gak gitu kali, Sat. Yah.. Walaupun hubungan lo sama dia..."
Satria menyikut temannya sambil berdecak kesal, "jangan ungkit ungkit lagi."
Beberapa saat setelah Satria bicara, tiba-tiba Nikita keluar dari kelasnya lalu langsung memandang Dimas dan menyodorkan beberapa lembar kertas. "Dim, ini rundown acara PORSENI. Tadi gue udah konsultasi sama wakasek dan bisa rilis. Coba di cek dulu."
Dimas menatap Nikita lalu beralih memeriksa kertas kertas tersebut. Karena Dimas sekarang merupakan Ketua OSIS SMAN 25, jadi ia akan sering bekerjasama dengan Nikita yang notabene adalah sahabatnya juga.
Satria menatap Nikita tidak biasa, ia kesal. Kenapa Nikita tidak memberikan rundown nya pada Satria? Jelas jelas acara PORSENI ini adalah salah satu proker sekbid Satria. Nikita menghela nafas, "lo kenapa, Sat?"
I wish we could go back..
And remember what we were fighting for....
Satria mengalihkan pandangannya dari Nikita. "Gakpapa."
"Oh sorry.. Lo juga dapet rundown nya kok, udah gue kirim ke e-mail. Kalo enggak lo ambil dari Dimas, gakpapa kan Dim?" Tanya Nikita sambil menepuk pundak Dimas. Dimas tersentak lalu tertawa, "oh iya ini, Sat..."
Satria menepis kertas dari Dimas. "Gak, gue print sendiri aja." Katanya seraya pergi meninggalkan Nikita dan Dimas. Nikita menghela nafas, ia menahan air mata yang mulai menggenang.
"Oke, sama-sama, Satria Yudha Restu..." Kata Nikita sambil mengalihkan pandangannya. Dimas menatap sahabatnya itu dalam dalam.
"Apa sih, Dim..."
Dimas tersenyum kecil, "gue tau lo kangen sama dia. Bicaralah sama dia."
"Sejujurnya gue lebih suka bertengkar setiap hari daripada kita berdua kayak gini...."
And I wish you knew that I miss you too much to be mad anymore...
Dimas menggeleng keheranan. "Elo kenapa sih sama Nikita?"
"Enggakpapa.. Daripada Nikita males ketemu sama gue." Ujar Satria dingin.
"Nikita gak gitu kali, Sat. Yah.. Walaupun hubungan lo sama dia..."
Satria menyikut temannya sambil berdecak kesal, "jangan ungkit ungkit lagi."
Beberapa saat setelah Satria bicara, tiba-tiba Nikita keluar dari kelasnya lalu langsung memandang Dimas dan menyodorkan beberapa lembar kertas. "Dim, ini rundown acara PORSENI. Tadi gue udah konsultasi sama wakasek dan bisa rilis. Coba di cek dulu."
Dimas menatap Nikita lalu beralih memeriksa kertas kertas tersebut. Karena Dimas sekarang merupakan Ketua OSIS SMAN 25, jadi ia akan sering bekerjasama dengan Nikita yang notabene adalah sahabatnya juga.
Satria menatap Nikita tidak biasa, ia kesal. Kenapa Nikita tidak memberikan rundown nya pada Satria? Jelas jelas acara PORSENI ini adalah salah satu proker sekbid Satria. Nikita menghela nafas, "lo kenapa, Sat?"
I wish we could go back..
And remember what we were fighting for....
Satria mengalihkan pandangannya dari Nikita. "Gakpapa."
"Oh sorry.. Lo juga dapet rundown nya kok, udah gue kirim ke e-mail. Kalo enggak lo ambil dari Dimas, gakpapa kan Dim?" Tanya Nikita sambil menepuk pundak Dimas. Dimas tersentak lalu tertawa, "oh iya ini, Sat..."
Satria menepis kertas dari Dimas. "Gak, gue print sendiri aja." Katanya seraya pergi meninggalkan Nikita dan Dimas. Nikita menghela nafas, ia menahan air mata yang mulai menggenang.
"Oke, sama-sama, Satria Yudha Restu..." Kata Nikita sambil mengalihkan pandangannya. Dimas menatap sahabatnya itu dalam dalam.
"Apa sih, Dim..."
Dimas tersenyum kecil, "gue tau lo kangen sama dia. Bicaralah sama dia."
"Sejujurnya gue lebih suka bertengkar setiap hari daripada kita berdua kayak gini...."
And I wish you knew that I miss you too much to be mad anymore...
Cirebon, Desember 17th 2014
Taylor Swift's 1989 - Track 7
I still remember your deep voice...
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}