Cinta Karena Terbiasa?
"Sebaiknya urusin yang penting penting dulu, daripada ngurusin suka sukaan kayak gini.. Sayang waktunya, men." -Kesatria
Aku dan Kesatria sudah baik baik saja.
Bahkan jauh lebih baik daripada kata baik.
Kami bisa bicara, bercanda dan segala hal yang kurasakan begitu membahagiakan saat pertama kali berkenalan dengannya -kecuali kami tidak lagi punya pandangan yang sama seperti dulu.
Kesatria tidak pernah memandang mata gue lagi dan gue pun berhenti menghindari setiap titik de javu yang seringkali hadir di antara kami.
Kesatria tidak pernah memandang mata gue lagi dan gue pun berhenti menghindari setiap titik de javu yang seringkali hadir di antara kami.
Hal yang hilang adalah tatapan mata satu sama lain, senyuman hangat Kesatria, obrolan gak penting jaman dulu, chat chat cuek yang bikin penasaran dan pertanyaan "kamu suka makanan apa" yang berakhir perjuangan jungkir balik membuat masakan yang enak.
Akhirnya setelah lama berlalu, semenjak hari dimana gue mulai jatuh hati pada dia, gue hari ini bisa bangkit dan meganggap semua hal yang ada hanyalah cerita dulu di antara kita. Sekarang kita jalan masing masing.
Gue tahu Kesatria sedang flirting dengan beberapa cewek. Terserah mau dianggap sok tahu atau memang itu adalahh fakta, gue tahu dan gue cuman bisa tersenyum. Gue tahu dia meganggumi seorang cewek. Tapi kali ini hati dan pikiran gue berjalan secara sinkron.
Mereka manahan gue.
Karena hati mulai menyadari bahwa pikiran gue berkata benar, tidak ada yang perlu ditunggu lagi. Sudah lama gue menunggu tapi Kesatria tidak kunjung datang. Ini semua bukan salah Kesatria yang tidak mau jatuh cinta atau gue yang tidak mau berpindah hati.
Ini hanya masalah kebiasaan.
Cinta datang karena terbiasa.
Terbiasa bersama, terbiasa bertemu, terbiasa mengangumi, terbiasa jatuh cinta..
Dan selama ini gue terlalu terbiasa jatuh cinta padanya in the same way everysingle day.
Gak pernah berubah bahkan ketika gue membenci dia, dia membenci gue, semesta membenci gue, semesta membenci dia.
Gak pernah berubah.
Sampai pada detik dimana gue terbangun dari tidur dan berpikir keras tentang bunga tidur yang mampir semalam.
Kesatria berkali kali hadir dalam mimpi gue, gue tahu semua ini konyol, tapi mimpi mimpi itu membuat gue sadar dia perduli sama gue, tapi bukan dengan cara yang sama seperti gue mengagumi dia.
Gue sangat mengangumi Kesatria in everyway.
He's just too cool to be true, huh?
And I wondered, gadis mana lagi yang berpikir sepertiku untuk dirinya...
Bukan berarti gue gak mau buka hati pada orang lain. Gue sudah mencoba, tapi takaran seorang Kesatria membuat gue mencari seseorang yang jauh lebih menarik dari dia. Karena Kesatria gue menyadari bukan pacaran pacaran lucu yang sekedar "aku suka kamu, yuk jadian, yuk main, foto terus upload instagram, jadiin nama status BBM" doang yang gue butuhkan.
Seseorang yang bisa membuat gue terbiasa jatuh cinta berkali kali bahkan setelah jatuh bangun segala macem.
Gue sadar dari dulu gue selalu menutup rapat pintu gue ketika gue sedang menyukai seseorang. Tapi kini, enggak lagi...
Kesatria selalu membuat gue berpikir untuk tidak percaya cinta, tapi dia sebenarnya berhasil membuat gue mulai berhenti terbiasa terlalu mencinta -terlalu jatuh cinta pada dia, terlalu setia pada dia.
Jadi malam ini gue berpikir cukup keras...
Sedangkan Bintang Jatuh sedang pergi mengembara ke pelosok semesta lainnya, gue harus segera menemukan titik keresahan hati ini, supaya gue bisa melangkah dan pergi.
Bukan berarti ketika gue sudah tidak terbiasa jatuh cinta pada Kesatria, gue akan lupa begitu saja pada dirinya. Atau gue akan siap menerima seseorang yang baru. But at least, gue akan membuka pintu gue. Tidak mencari, tapi barangkali ada yang terbiasa membuat gue jatuh cinta seperti apa yang Kesatria lakukan pada gue.
Kesatria mungkin tidak sadar -bahkan tidak mau. Tapi dia harus tahu, dirinyalah yang membuat gadis berumur 17 tahun ini berubah sedikit demi sedikit. Berubah ke arah yang lebih baik. Berubah tidak mengeluh, lebih mandiri, berusaha sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik.
Kesatria mungkin membenci gadis ini, tapi gadis ini pun membenci Kesatrianya.
Bukannya mereka saling membenci karena kecewa satu sama lain?
Hari dimana gue tahu Kesatria mulai berubah, hari itu adalah hari dimana gue menutup rapat pintu hati gue dan mencoba mengembalikannya. But it wont work.
Karena Kesatria tidak mau kembali...
Jadi kali ini kukerahkan alam semesta untuk membuatku terbiasa menjalani semua ini tanpa jatuh hati padamu, Kesatria. Tanpa paksaan, bantuan ataupun bimbingan Bintang Jatuh, aku pasti bisa berdiri kokoh dan melewati semua ini.
Kamu benar, terlalu sia sia jiika kita mengisi hari hari dengan patah hati.
Kali ini aku tidak akan mengucapkan salam perpisahan karena kamu mulai mengucapkan selamat datang lagi padaku..........
Dan jika kamu bertanya apa yang kurasakan sekarang.. Aku kini bahagia, lebih bahagia daripada apapun. Aku bersyukur, aku sudah terbiasa tanpa kamu, Kesatria.
Mari mulai dari awal, Kesatria. Semoga kita berdua bahagia....
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}