[FLASH FICTION] 1989 Series: Shake It Off
"Sebaiknya elo gak usah berusaha mendekatkan diri lagi sama Satria, Nik." Ujar Dimas sambil membereskan buku bukunya. Nikita menoleh lalu menyipitkan matanya.
"Maksud elo, Dim?"
Dimas menghela nafas. "Iya.. Dia udah benci sama elo."
'Cause the players gonna play
And the haters gonna hate..
Nikita memutarkan kedua bola matanya. Ia sangat berharap apa yang Dimas katakan adalah sebuah kebohongan tapi gadis itu tahu sendiri Dimas Aryasatya tidak akan pernah berbohong padanya.
Air mata Nikita menetes setetes demi setetes. "Tapi kenapa....?"
"Dia risih, Nik." Ucap Dimas lantang. Dimas tahu ini akan menyakiti Nikita, tapi ia tidak ingin Nikita terus menerus menghabiskan waktunya untuk seorang Satria Yudha Restu. Nikita mulai menangis, gadis itu tidak bisa berkata apa apalagi.
Dimas menghela nafas. Seakan telah menyelesaikan sebuah misi yang begitu berat, ia terduduk dengan tubuh yang terasa berat. Ingatannya terus berlari ke hari hari saat Satria bilang ia tidak suka dengan apa yang Nikita lakukan. Ia ingat betapa Satria dengan lantangnya berkata bahwa ia membenci Nikita.
"Tapi kenapa, Dim? Kenapa? Apa yang udah gue lakuin?"
Dimas menggenggam jemari sahabatnya, "seperti yang sudah gue dan Natasha bilang, Nik.. Satria berbeda dengan cowok cowok lain. Dia tidak semudah itu menerima cinta, apalagi kalo ceweknya duluan yang ngasih dia. You've gave him so much than he used to get. Dia kaget banget dan jadi risih.. Gue gak yakin dia benci sama elo, tapi dia terus berkata seperti itu."
Mendengar cerita Dimas, hati Nikita hancur berkeping keping. Ia telah melakukan segala hal yang terbaik untuk Satria. Tapi apa artinya jika pada akhirnya Satria tidak pernah merasa senang dengan apa yang Nikita lakukan?
I go on to many dates
But I can't make 'em stay..
Nikita menggeleng tak percaya. Harus berapa kali lagi ia gagal dalam urusan jatuh cinta?
"Maksud elo, Dim?"
Dimas menghela nafas. "Iya.. Dia udah benci sama elo."
'Cause the players gonna play
And the haters gonna hate..
Nikita memutarkan kedua bola matanya. Ia sangat berharap apa yang Dimas katakan adalah sebuah kebohongan tapi gadis itu tahu sendiri Dimas Aryasatya tidak akan pernah berbohong padanya.
Air mata Nikita menetes setetes demi setetes. "Tapi kenapa....?"
"Dia risih, Nik." Ucap Dimas lantang. Dimas tahu ini akan menyakiti Nikita, tapi ia tidak ingin Nikita terus menerus menghabiskan waktunya untuk seorang Satria Yudha Restu. Nikita mulai menangis, gadis itu tidak bisa berkata apa apalagi.
Dimas menghela nafas. Seakan telah menyelesaikan sebuah misi yang begitu berat, ia terduduk dengan tubuh yang terasa berat. Ingatannya terus berlari ke hari hari saat Satria bilang ia tidak suka dengan apa yang Nikita lakukan. Ia ingat betapa Satria dengan lantangnya berkata bahwa ia membenci Nikita.
"Tapi kenapa, Dim? Kenapa? Apa yang udah gue lakuin?"
Dimas menggenggam jemari sahabatnya, "seperti yang sudah gue dan Natasha bilang, Nik.. Satria berbeda dengan cowok cowok lain. Dia tidak semudah itu menerima cinta, apalagi kalo ceweknya duluan yang ngasih dia. You've gave him so much than he used to get. Dia kaget banget dan jadi risih.. Gue gak yakin dia benci sama elo, tapi dia terus berkata seperti itu."
Mendengar cerita Dimas, hati Nikita hancur berkeping keping. Ia telah melakukan segala hal yang terbaik untuk Satria. Tapi apa artinya jika pada akhirnya Satria tidak pernah merasa senang dengan apa yang Nikita lakukan?
I go on to many dates
But I can't make 'em stay..
Nikita menggeleng tak percaya. Harus berapa kali lagi ia gagal dalam urusan jatuh cinta?
Cirebon, March 3rd 2015
Taylor Swift's 1989 - Track 6
Kamu yang membuat aku begini, Kesatria.
Kamu yang membuat aku begini, Kesatria.
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}