Since You've Been Gone chapter 6
Aku dan Stefani bertemu sekitar satu setengah tahun yang lalu di Twitter saat aku mencari partner duet untuk ikut project nulisbuku. And I never thought that project would lasts until now. Sedikit lagi readers, tetap baca ya! Semangat Stefani!:}
PS: Kita baru ketemu sekali. Di suatu seminar, aku ngisi acara dan dia jadi pesertanya. We just waved each other and gone. Semoga secepatnya bisa meet up ya, Tep:p
***
Jessi kaget bukan main,ia berteriak
dalam hati dengan wajah sumringah ketika melihat Refal tidak bolos jam pertama
matematika hari ini.kehadiran Refal kali ini sukses membuyarkan lamunan Jessi
yang sedari pagi hanya terpaku diam dengan pikiran yang menerawang jauh. Ia
tersenyum melihat Refal yang dengan santainya memasuki kelas.bukan hanya Jessi,Jason
juga kaget melihat kehadiran Refal.ia sibuk memperhatikan Jessi dan Refal,sekedar
ikut merasakan rasa senang Jessi kali itu. Jason senang bukan main,ini pertanda
baik bagi awal cerita untuk lembaran baru antara Jessi dan Refal.
Refal memperhatikan seisi kelas,ia sadar
dijam pertama ini akan ada Jessi sosok yang terus menghantui pikirannya.dalam
hati,Refal enggan bertemu Jessi.apalagi dijam pertama ini akan ada Jessi dan Jason.pengalaman
lusa kemarin semakin menambah rasa enggan Refal.ia masih belum siap kalau harus
berlama-lama bertemu dengan mantan kekasihnya itu.tapi janji adalah janji,Refal
sudah terlanjur berjanji pada Reva kemarin sore dirumahnya.bahwa ia tidak akan
membolos pelajaran lagi,baik kelas yang ada Jessi maupun tidak.
saat itu bangku deretan belakang,deretan
khusus untuk menjauhi guru guru telah terisi penuh oleh anak-anak lain.deretan
belakang memang selalu langsung terisi penuh ketika jam pelajaran
matematika.entah dari jurusan ipa ips ataupun bahasa. Matematika tetaplah
menjadi mata pelajaran yang umumnya
dibenci oleh siapapun,termasuk Refal.
Refal kebingungan harus duduk
dimana,bangku kosong yang tersisa hanya ada dideretan depan dimeja Jason.mungkin
Refal masih tahan kalau harus menahan kantuk selama 2 jam karena posisi tempat
duduk yang tidak strategis.tapi...... sebangku dengan Jason? Sama saja seperti
berdekatan dengan gejolak api yang menyala.rasanya tentu panas,sepanas hati Refal
lusa kemarin kala melihat Jessi bersama Jason.
“duduk sini?” tanya Jason sembari
menggeser tasnya dari bangku yang akan diduduki Refal.
“yoi,gapapa kan” Refal menjawab
ramah,jauh didalam hati Refal ia merasa enggan dan malas sebangku dengan Jason.
“bebas lah sob,santai aja sama gue”
jelas Jason santai. Refal menaruh tasnya dimeja kemudian duduk dengan raut
wajah sungkan menanti guru matematika datang.
Memperhatikan Refal,membuat Jason
penasaran “lo kenapa dari kemarin keseringan bolos mapel?” ia sengaja menanyakan
pertanyaan itu pada Refal.Refal terlihat marah.seeolah tahu arah dan maksud
pertanyaan dari Jason,Refal pun menjawab kalimat Jason dengan ketus “males
aja,lagian apa masalahnya buat lo?”
***
Pagi ini membawa harapan baru bagi
kehidupan Jessi,ia merasa cerita barunya dengan Refal akan segera tertulis
dilembaran baru.perubahan Refal hari ini membuat pemikiran Jessi tentang
ketidakmungkinan antara dirinya dengan Refal sebagai teman baik menjadi
mungkin.dari deret tengah Jessi sibuk memperhatikan Refal.perasaannya kini
sangat jauh lebih baik.perubahan sederhana dari Refal bisa mengukir senyum di
wajah Jessi lagi.dalam hati Jessi bersyukur,ia bicara dalam hatinya sendiri. kenapa gak dari dulu Refal kaya gini?
Bel pun berbunyi,pertanda jam matematika
berakhir.semuanya bergegas keluar dari kelas matematika,seakan ada magnet
diluar ruangan yang membuat anak anak malas mengikuti pelajaran penuh rumus
itu. Begitu juga Refal,ia segera keluar dari ruangan matematika mencari Reva
sahabatnya dan menuju ke kelas lain.
Setelah Refal pergi,Jessi menghampiri Jason.terlalu
banyak pertanyaan yang ia tahan sedaritadi untuk ditanyakan pada sahabatnya itu.tanpa
basa basi apapun,Jessi langsung mewawancarai Jason dengan penuh rasa antusias.
“Jason tadi gimana?kalian ngobrol apa
aja?dia baik baik aja kan sekarang?lo liat kan sekarang dia udah berubah”bawel Jessi
tak memberi jarak titik koma disetiap kalimatnya.
Melihat hal itu,membuat Jason tersenyum
kewalahan.ia menggeleng tak percaya melihat tingkah Jessi “cerewet amat
jes,males cerita kan jadinya” goda Jason sembari melangkah pergi meninggalkan Jessi.
Jessi pun menarik tangan Jason,ia
merengek manja.”please Jasonn...” Jason menghela nafas pendek,ia tak kuasa
melihat wajah memohon Jessi.”so,pertanyaan apa yang mesti gua jawab dulu?”
“whatever,just tell it”tutur Jessi
senang.
“emang keliatan sih dia berubah,Refal
keliatan baik baik aja kok jes,gue tadi sama dia ngobrol juga asik asik aja” Jason
tersenyum manis menutupi kebohongannya pada Jessi.
Padahal selama pelajaran matematika
sendiri,ada jarak dan kecanggungan diantara Refal dan Jason. Refal terlalu
sensitif dengan pertanyaan Jason.tidak ada obrolan asik antara Jason dan Refal
seperti apa yang diceritakan Jason pada Jessi.Jason terpaksa berbohong pada Jessi,ia
tak tega jika Jessi murung kembali karena kenyataan yang sebenarnya. Ia tak mau
Jessi kembali dalam tingkat kesedihan fatal seperti hari hari sebelumnya. Jason
masih mau melihat Jessi yang seperti sekarang. Melihat senyum manis Jessi yang
tulus tanpa paksaan apapun.begitulah Jason,sebagai sahabat ia tak rela jika
sahabatnya terus larut dalam kesedihan.
***
Reva berjalan di koridor lantai dua menuju
ke kelas PKN bersama Refal.“gimana tadi pelajaran matematika,lo ga kabur kan?”
“gua pegang janji gue kok,tapi janji gue
ke lo buat gak ngehindar dari Jessi cukup nyiksa gue rev,gue gakbisa” ujar Refal
dengan tatapan yang terpacu pada langkahnya sendiri.
“good job fal,gue yakin banget lo bisa
kok!”Reva menepuk pundak Refal,memberi semangat pada sahabatnya.
Reva salut mengetahui Refal tidak
melanggar janjinya,perjuangan Reva menceramahi Refal kemarin sore tidak
sia-sia.ia tahu dibalik perasaan sakit hati Refal,Refal tetaplah cowok berhati
lemah yang masih perduli dengan Jessi. itu semua terbukti dari usaha Refal
sepulang latihan teater disore hari hujan deras lusa kemarin. Ia bangga melihat
perubahan sahabatnya,setidaknya Reva terus berharap Refal akan terus berubah
sampai ada akhir bahagia untuk kehidupan Jessi dan Refal masing-masing. Refal
menengok Reva,ia terkekeh melihat tatapan sahabatnya. Refal pun membuyarkan
lamunan Reva.
“gue tadi duduk sama Jason loh
rev,harusnya sih lo iri” ledek Refal pada Reva.
“ngapain iri fal,biasa aja lagi”Reva
mengelak seakan perasaannya tidak ingin terbaca oleh Refal.
“are
you sure? lagian gue udah nebak
dari lama rev.lo sama aja kaya gue,sama sama cemburu.bedanya lo lebih jago
nutupin. Sekarang lo gakbisa ngelak lagi rev..”Refal tertawa melihat perilaku Reva
yang salah tingkah.
Reva menyipitkan matanya,ia berusaha
kesal menutupi pipinya yang berubah kemerahan “apaan sih fal” ia pun melangkah
lebih cepat meninggalkan Refal.
Kalau
Refal tahu,tapi Jason engga kan? tanya Reva pada
pikirannya sendiri sembari terus melangkah menjauhi Refal.
***
“Bu indri gak masuk guys” seru Vallerie membawa kabar
gembira bagi anak-anak dikelas pkn.
Mendengar kabar itu,sontak membuat seisi
ruangan PKN ramai tak beraturan.
layaknya remaja menjelang hari kelulusan,semuanya sibuk bergossip membuat
pergumulan sendiri-sendiri. saat itu Reva,Refal,Nathan,dan Aurel tengah asik membicarakan sesuatu.
“gue juga masih bingung mau ambil jurusan
apa pas kuliah.. “ kata Aurel
mantan waketos di sma Bina
Mulya.
“sama rel,gue juga”sahut Nathan,cowok kutubuku
trendy disekolah.
“eh.. elo pada gak ngerasa ada yang aneh
ya?” timpal aurel,dengan volume suara hampir berbisik. Reva menengok sekeliling
memastikan sesuatu.Refal cuek tak perduli,berbeda dengan nathan yang langsung
memikirkan maksud kalimat Aurel.
“aneh apaan sih?”tanya Reva penasaran.
“coba deh liatin maudy
dibelakang,daritadi dia kaya merhatiin Refal ” terang Aurel.
Baik Reva ataupun nathan langsung
menengok kearah belakang.dengan wajah senatural mungkin mereka melirik kearah
maudy,apa yang dikatakan aurel sepertinya benar.maudy langsung membuang muka
ketika ia tahu Reva dan nathan menengok kearahnya. Reva kebingungan melihat
raut panik maudy.begitu juga dengan nathan.
Sementara Refal sendiri masih cuek dan
terpaku dengan iphonenya,sedari tadi ia hanya fokus sendiri.kali ini ia nampak
sedang mengetik sesuatu seperti mengirim pesan. Reva kesal melihat hal itu. Reva
pun meraih iphone Refal dengan paksa. ia penasaran apa yang membuat Refal
daritadi asik sendiri sampai tidak menggubris atau merespon apapun.
Reva pun kaget tak percaya,ia menganga
pada apa yang dilihatnya.
“Maudy
Reynata........?”
***
Fresh from the oven, edited soon
By: Stefani Putri
April 5th, 2015
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}