Since You've Been Gone chapter 8

Kupetik bintang untuk kau simpan....

***


“Nanti siang jadi kan nemenin gue cari buku di perpus?” Tanya Reva pada Refal. Tapi kalimat itu tidak digubris dan tak dijawab oleh sepatah kata apapun. Reva menengok Refal yang duduk disebelahnya dengan kesal.

”Fal?” Lagi-lagi Refal melamun sendiri, pikirannya seperti sedang berkelana jauh memikirkan sesuatu yang membuatnya nampak bahagia kali ini. “Hoy!”Reva membuyarkan lamunan Refal.
Refal pun menoleh tersentak kaget, “iya...sorry tadi kenapa Rev?” Tanya Refal dengan senyum manisnya. Reva mengerutkan dahinya, ia tahu senyum manis itu bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang yang sukses membuat pikiran Refal melamun sedaritadi.

“Dasar idiot! Tingkah lo jadi aneh tau gak..” ujar Reva ketus. Refal tertawa kecil, ”kata idiot itu gak berlaku buat orang yang lagi jatuh cinta Rev..” jelas Refal dengan kedua bola matanya yang fokus menatap ke arah lain tak tentu arah.

Reva ternganga “jadi lo beneran sayang sama dia?” tanya Reva penasaran. Refal tersenyum kecil, seolah tak ada kalimat yang bisa menjawab pertanyaan Reva. Ia mengangkat kedua bahunya, pertanda bahwa Refal sendiri bingung akan perasaanya sekarang. Apakah dirinya sekedar senang atau memang ia jatuh cinta lagi?

Reva menatap Refal dengan tatapan yakin.“Yap! Lo pasti lagi jatuh cinta sekarang.” Katanya sembari terus memperhatikan tingkah aneh Refal. Reva melihat kanan kiri, memastikan sesuatu, “date lo sama Maudy kemarin gimana?”ujar Reva dengan nada pelan memastikan tidak ada yang mendengar kalimatnya.

”Kepo...” Ledek Refal tak memberi jawaban.
”Seriusan Fal..” Pinta Reva semakin penasaran. “Yang jelas Rev, she made me happy a lot!Bahkan sekarang gue lebih betah di deket dia daripada di deket lo.” Jelas Refal, ia tertawa sendiri menyadari kalimatnya.

Tapi maksud kalimat Refal memang benar, entah ada sesuatu apa yang menarik dari diri Maudy. Kini Maudy menjadi orang pertama yang paling bisa membuat Refal merasa nyaman. Bahkan mengingat nama Maudy saja sudah bisa membuat Refal senyum-senyum sendiri.

Reva menatap sahabatnya ketus, “emang dasar! Giliran galau aja lo betahnya sama gue.” Gerutu Reva. Refal pun tertawa dan kembali terpaku melanjutkan lamunan bahagianya.
Seakan ada di titik tengah, antara percaya dan tak percaya. Reva meyakinkan dirinya bahwa Refal aryasatyo sahabatnya itu,kini menjadi sosok baru.siapa yang sangka ketika Refal yang merasa dirinya tidak mungkin jatuh cinta lagi, Refal yang merasa tidak mungkin mencari pengganti baru,Refal yang terlalu larut dalam luka hati. Semua itu kini berbanding terbalik dengan sosok Refal yang Reva lihat sekarang. Reva senang melihat hal itu.ia senang bukan main.

Ini saatnya lo bahagia lagi, Fal. Akhirnya lo jatuh cinta lagi kan....

***

“Bagi minum dong Rev.” Jessi meraih botol minum Reva. Dengan nafas kelelahan,ia meneguk air botol minum Reva sampai habis. Materi pelajaran olahraga kali ini sangat menyita tenaga mereka.
“Kalau gak masuk buku nilai, males banget gue olahraga. Mending gue ke UKS.” Keluh Reva kemudian duduk dipinggiran lapangan bersama Jessi.

Jessi mengarahkan pandangannya ke seisi lapangan,memberi semangat untuk teman temannya yang masih belum menyelesaikan lari 10 putaran itu. Pandangannya terhenti ketika ia melihat ada Jason. Jessi pun beranjak pergi saat menyadari Jason menghampiri ke arah mereka. 

“Rev, gua ganti seragam duluan ya!” Uar Jessi sembari melirik tersenyum pada Jason,buru-buru ia pergi seolah paham maksud dari Jason. Reva hanya diam mengiyakan. Jason pun duduk di samping Reva,kemudian tersenyum kecil, “ambil nih buat kamu”ia menyodorkan minuman dingin untuk Reva.

“Thanks ya..”Reva membuka botol minuman itu dan meminumnya sampai hampir habis.
Jason tertawa melihat Reva, “haus bu?” Reva menghentikan tegukannya. “Maaf ya, Jason.” Ia tersenyum malu.
“Ih gapapa kok Rev, kamu lucu banget kalau kaya tadi.” Gombal Jason dengan senyumnya yang benar manis, Reva menatap Jason dan tersipu malu menahan pipinya yang berubah kemerahan. Jason melanjutkan kalimatnya,”hari ini pulang bareng ya..” pinta Jason.

“Yah gakbisa Jason, udah terlanjur janji sama Aurel. Next time ya..”
“Oh dikira janji bareng Refal, gapapa kok..”
“Refal kan sama Maudy, jadi gue bebas gak pulang bareng dia lagi sekarang.” 
Jason tersentak kaget mendengar kalimat Reva.“Maudy???? Maudy Reynata?” Tanya Jason memastikan.
“Iya lah, Maudy siapa lagi kalau bukan Maudy sahabat kamu sendiri.” Ujar Reva merasa heran karena raut wajah kaget Jason.
“Dia sama Refal?” Tanya Jason masih heran penasaran.
“Lho? Maudy gak cerita? Aku kira kamu udah tahu karena kamu deket sama dia,mereka berdua emang lagi deket, Jas..” jelas Reva pada Jason.

Jason menggangguk kecil,ia masih kaget mengetahui kabar kedekatan Maudy dengan Refal. Tapi Jason berpura-pura tahu akan kabar itu dan mengalihkan topik pembicaraannya dengan Reva. Dalam hati sendiri, Jason bingung harus senang atau sedih mendengar kabar tersebut. Maudy dan Refal? Refal mantan kekasih Jessi,dan Maudy sahabat Jessi. Lalu bagaimana jika Jessi tahu kabar kedekatan Refal dan Maudy? Jason tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Atau lebih tepatnya, Jason tak mau membayangkan hal itu.

 ***

“Kamu iri sama mereka ya, Dy?” Ledek Jason pada Maudy, sembari mengacak rambut kepang seribu Maudy. Maudy merengek, “Jason diem coba! Nanti kalau kepangannya rusak dimarahin kakak OSIS lagi.” Ia menyingkirkan tangan usil Jason. Jason tertawa “kamu belum jawab pertanyaan aku lho, Dy..” tanya Jason lagi. 
“Mereka siapa?” ujar Maudy  bingung.

“Refal-Jessi,mereka sweet ya.” Jason mengarahkan pandangannya di ujung lapangan basket,ada Jesssi dan Refal disana,mereka sedang menyantap bekal makan siang bersama. Saat itu seluruh peserta Mos di SMA Bina Mulya memang diperbolehkan bebas selama 30 menit.

Maudy mengarahkan padangannya diujung lapangan basket,kemudian ia langsung dengan cepat mengalihkan pandangannya kembali pada Jason.“Pertanyaan kamu kenapa jadi random gitu, Jas. Kamu kali iri sama mereka.”

“Iseng kok, Dy. Lho jelas lah aku iri sama gaya pacaran mereka,emangnya kamu engga ya Dy? Kamu gak mau punya pacar yang kaya mereka, apalagi cowok kaya Refal masa sih gak mau?” Jelas Jason panjang lebar.
“Mau juga lah. Tapi kan Refal sama Jessi, Jessi sama Refal. Kita gak boleh ganggu mereka.” 
“Tenang aja Maudy! Kita kan sahabat Jessi. Suatu saat kita bakal nemuin Refal dan Jessi versi buat kehidupan kita kok.” Kata Jason sembari memakan bekal yang dibawanya. Maudy mengangguk mengiyakan,ia tersenyum sembari terus melihat Jessi dan Refal diujung lapangan.

Jason mengingat memori lamanya, ia selalu bersama Maudy saat masa orientasi siswa di Sma Bina Mulya. Saat dimana Jason sangat iri dengan Refal yang bisa memiliki Jessi,bukan berarti Jason juga punya perasaan pada Jessi. Tetapi wajarlah Jason iri ketika sahabatnya terlihat sangat bahagia dengan Refal.

Dan Jason masih ingat saat itu,respon Maudy yang biasa. Maudy yang tidak pernah punya perasaan dengan Refal. Tapi mengetahui kenyataan sekarang, kedekatan Maudy dengan Refal, membuat Jason perlu tahu perasaan Maudy. Apa iya Maudy menutupi perasaanya selama ini? Jason masih sibuk bertanya pada dirinya sendiri.
                                                           

***

Jessi berjalan di area parkir bersama Jason, Jessi nampak senang kali ini. “Gue tadi ngobrol sama Refal, Jas. Dia udah gak jutek lagi sekarang, seneng banget gue.. ”cerita Jessi pada Jason. “Baguslah..” jawab Jason ikut senang sembari membuka pintu mobil Jazz putihnya.

Jessi masuk kemudian duduk disamping Jason,ia melanjutkan ceritanya. “Masih canggung sih,tapi seengganya dia udah gak jutek lagi.”
“Gue ikut seneng kok.” Ujar Jason sembari menyalakan mesin mobilnya. Setelah itu Jason pun menyempatkan diri membuka iPhonenya, mengirim pesan line kepada Reva. Jessi tersenyum sendiri, matanya sibuk menatap area parkir. Ia memikirkan Refal dan entah ada angin apa seolah takdir sengaja dibuat Tuhan untuk dirinya. Ia melihat orang yang ada dipikirannya. Ia melihat Refal. Tapi kali ini hati Jessi sangat tercabik, ia kaget melihat Refal merangkul mesra sosok cewek lain, cewek yang tidak asing dimata Jessi, Maudy Reynata.

Jessi menyipitkan matanya, memastikan apa yang dilihatnya benarlah Maudy. Jessi kembali tak kuasa melihat pemandangan buruk tersebut. Ia memejamkan matanya,perasaannya menjadi begitu marah. “Jas... ayo pulang sekarang,kebut kalau bisa..” Pinta Jessi dengan nada emosi. Kali itu, Jessi tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis lagi untuk kesekian kalinya.....

***

Mau tahu kelanjutannya? Keep reading!:p
By: Stefani Putri
April 12th, 2015

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.