Untuk pria terbaik...
Untuk kamu yang tanpa kusebutkan namanya pasti tahu ini untukmu....
Sudah ribuan kali keluarga dan temanku berkata, "kamu gadis yang bodoh!" ketika mereka melihat ada pop up pesan singkat darimu. Aku hanya tersenyum kecil. Aku tidak berani menjawab cacian itu atau berharap ku tak sebodoh yang mereka pikirkan.
Aku hanya terlalu merindukan kamu setiap hari, setiap saat, setiap detik, setiap kali hujan jatuh..
Bahkan ketika kamu merindukan yang lain.
Ini entah tulisan ke berapa yang aku tulis semenjak kamu menyapa aku pagi itu untuk pertama kalinya. Oke, ini konyol untuk kembali menulis. Tapi mungkin aku harus bicara pada kamu...
Aku ingin lihat kamu bahagia. Aku harap aku yang membahagiakan kamu. Kalaupun bukan, permintaan kamu beberapa ratus hari yang lalu masih belum bisa kupenuhi. Maaf ya....
Aku lihat kamu mencintainya. Aku harap aku yang dicintai bukan dirinya.
Tapi kamu begitu jatuh cinta pada dia, seperti aku yang jatuh cinta pada kamu: tanpa kesengajaan, bukan kepura puraan. Jadi kali ini mungkin sudah saatku untuk tutup segala buku pengharapan dan berhenti.
Seperti kamu yang berhenti, aku juga berhenti.
Berpikir tentang ini ternyata menghabiskan waktu yang cukup banyak, tanpa akhir, tanpa kepastian. Saatnya nanti jika kamu memang pria terbaik yang dikirimkan-Nya untukku, apapun halangannya kamu akan kembali kok.
Aku ngarep? Enggak. Ini bukan ngarep, lho. Ini cuman cara lain supaya mengikhlaskan kamu lebih mudah daripada memulai mengenal kamu. Karena mengenal kamu adalah salah satu kebahagiaan paling besar bahkan ketika caci dan maki teman temanku, teman temanmu dan lingkungan sekitarnya tertuju padaku.
Kamu tahu apa yang ingin ku katakan? Ini dia:
Aku sangat bersyukur bisa seperti ini denganmu. Dunia kita memang tidak pernah nyata, wahai pria terbaik. Seakan aku membuka lebar pintuku tapi kamu tak pernah menarikku masuk ke pintumu. Kita hanya membuat dunia kita tampak menyatu padahal tidak pernah ada yang benar benar masuk ke dalamnya.
Kita punya dunia sendiri, dunia di mana kamu bisa bebas melontarkan ejekanmu padaku dan aku bisa bebas ngambek sama kamu. It's okay in our world, but not in other world.
Jadi sekarang, aku ingin kamu terbang bebas, wahai pria terbaik. Gapailah mimpimu. Jadilah pria terbaik sejagad raya seperti apa yang aku harapkan saat pertama kali bertemu denganmu.
Kamu bilang;
"Jangan seperti ini. Aku emang begini orangnya."
Lalu aku pun berdoa:
Ya Allah, jika dia memang pria terbaik yang dikirimkan-Mu untukku, tolong bukakanlah kedua dunia kami untuk benar benar menjadi satu.
Dan dalam doaku, masih sama dan akan selalu sama..
Berkahilah setiap langkahnya..
Mudahkanlah urusannya...
Dan bahagiakanlah dia sebahagia aku saat bertemu dengannya.
Karena kamu gak pernah tahu kan bagaimana bahagianya hati ini bertemu kamu, wahai pria terbaik?
Aku gak mau mikirin kamu masih sayang sama siapapun atau ngejer siapapun. Aku juga gak mau mikirin cari pengganti atau berusaha menerima "beberapa" yang ada di depan mata. Aku tahu Allah mempertemukan aku dan kamu, menumbuhkan perasaan ini dan memisahkan segalanya karena punya tujuan terbaik kok.
Iya, kan?
Bintang Jatuh bilang begitu padaku..
Jadi wahai pria terbaikku, terima kasih banyak. Maaf aku marah marah terus hehehe. Terbanglah. Silahkan pergi. Aku ikhlas. Asal kamu bahagia...
Kalau jodoh, mari bertemu lagi;) Hehehe.
Hehe. He.
Sudah ribuan kali keluarga dan temanku berkata, "kamu gadis yang bodoh!" ketika mereka melihat ada pop up pesan singkat darimu. Aku hanya tersenyum kecil. Aku tidak berani menjawab cacian itu atau berharap ku tak sebodoh yang mereka pikirkan.
Aku hanya terlalu merindukan kamu setiap hari, setiap saat, setiap detik, setiap kali hujan jatuh..
Bahkan ketika kamu merindukan yang lain.
Ini entah tulisan ke berapa yang aku tulis semenjak kamu menyapa aku pagi itu untuk pertama kalinya. Oke, ini konyol untuk kembali menulis. Tapi mungkin aku harus bicara pada kamu...
Aku ingin lihat kamu bahagia. Aku harap aku yang membahagiakan kamu. Kalaupun bukan, permintaan kamu beberapa ratus hari yang lalu masih belum bisa kupenuhi. Maaf ya....
Aku lihat kamu mencintainya. Aku harap aku yang dicintai bukan dirinya.
Tapi kamu begitu jatuh cinta pada dia, seperti aku yang jatuh cinta pada kamu: tanpa kesengajaan, bukan kepura puraan. Jadi kali ini mungkin sudah saatku untuk tutup segala buku pengharapan dan berhenti.
Seperti kamu yang berhenti, aku juga berhenti.
Berpikir tentang ini ternyata menghabiskan waktu yang cukup banyak, tanpa akhir, tanpa kepastian. Saatnya nanti jika kamu memang pria terbaik yang dikirimkan-Nya untukku, apapun halangannya kamu akan kembali kok.
Aku ngarep? Enggak. Ini bukan ngarep, lho. Ini cuman cara lain supaya mengikhlaskan kamu lebih mudah daripada memulai mengenal kamu. Karena mengenal kamu adalah salah satu kebahagiaan paling besar bahkan ketika caci dan maki teman temanku, teman temanmu dan lingkungan sekitarnya tertuju padaku.
Kamu tahu apa yang ingin ku katakan? Ini dia:
Aku sangat bersyukur bisa seperti ini denganmu. Dunia kita memang tidak pernah nyata, wahai pria terbaik. Seakan aku membuka lebar pintuku tapi kamu tak pernah menarikku masuk ke pintumu. Kita hanya membuat dunia kita tampak menyatu padahal tidak pernah ada yang benar benar masuk ke dalamnya.
Kita punya dunia sendiri, dunia di mana kamu bisa bebas melontarkan ejekanmu padaku dan aku bisa bebas ngambek sama kamu. It's okay in our world, but not in other world.
Jadi sekarang, aku ingin kamu terbang bebas, wahai pria terbaik. Gapailah mimpimu. Jadilah pria terbaik sejagad raya seperti apa yang aku harapkan saat pertama kali bertemu denganmu.
Kamu bilang;
"Jangan seperti ini. Aku emang begini orangnya."
Lalu aku pun berdoa:
Ya Allah, jika dia memang pria terbaik yang dikirimkan-Mu untukku, tolong bukakanlah kedua dunia kami untuk benar benar menjadi satu.
Dan dalam doaku, masih sama dan akan selalu sama..
Berkahilah setiap langkahnya..
Mudahkanlah urusannya...
Dan bahagiakanlah dia sebahagia aku saat bertemu dengannya.
Karena kamu gak pernah tahu kan bagaimana bahagianya hati ini bertemu kamu, wahai pria terbaik?
Aku gak mau mikirin kamu masih sayang sama siapapun atau ngejer siapapun. Aku juga gak mau mikirin cari pengganti atau berusaha menerima "beberapa" yang ada di depan mata. Aku tahu Allah mempertemukan aku dan kamu, menumbuhkan perasaan ini dan memisahkan segalanya karena punya tujuan terbaik kok.
Iya, kan?
Bintang Jatuh bilang begitu padaku..
Karena setiap rasa yang dipertemukan tidak selalu bertujuan untuk dipersatukan..
Jadi wahai pria terbaikku, terima kasih banyak. Maaf aku marah marah terus hehehe. Terbanglah. Silahkan pergi. Aku ikhlas. Asal kamu bahagia...
Kalau jodoh, mari bertemu lagi;) Hehehe.
Hehe. He.
semoga jodoh dan bertemu lagi,
BalasHapusditunggu kelanjutannya! :D
aamiin semoga ceritanya ada kelanjutannya:">
Hapus