Tanggal 5 ke 9 untuk 17 Tahun
Akhirnya gue mulai mengerti.
Gue mulai mengerti bahwa bagaimana tekanan dan lingkungan seseorang bisa merubah pribadi mereka. Mereka yang begitu menyenangkan, unik dan menarik pun bisa menjadi sangat tidak nyaman untuk dihadapi, bahkan sekedar untuk berpapasan dan menyapa pun tidak bisa. Padahal dulu kami selalu bercanda. Ya, gue ngerti.
Gue pun sadar ada beberapa orang yang merupakan zona nyaman gue berubah menjadi seseorang yang gak gue kenal. Berkali kali gue re-read chat kami, rasanya asing sekarang. Lucunya bagaimana dua orang yang biasanya bersama, tahu segala hal, bicara sampai pagi menjelang, tapi kini menghilang bagai dua orang yang tidak pernah bicara sama sekali. Miris.
Dia juga marah sama gue. Hal yang gue sendiri gak habis pikir kenapa topik itu selalu membuat dia marah. Kenapa dia mengecap gue sebagai cewek yang terlalu mudah membangun zona nyaman. Kenapa dia gak lagi sama seperti dulu? Dia yang biasanya mengayomi dan juga membuat gue merasa teduh seteduh kala hujan datang...
Mungkin gue atau dia yang berubah. Tapi situasi dan kondisi kami memang tak lagi sama.
Gue pun membiarkan dia pergi meninggalkan gue dengan keadaan marah. Biarkan dia meluapkan segala unek uneknya tentang gue, seperti gue yang sering mengeluh tentang dia. Kita tinggal lihat hasil akhir dari proses perjalanan kami, pertemanan kami, hubungan kami.
Gue baru sadar mungkin apa yang di kepala kita biasa saja dan baik baik saja gak begitu di kepala orang lain. Mungkin yang kita lakukan menyakiti mereka. Apa yang kita katakan membuat mereka kecewa. Mungkin. Semua orang punya pemikiran dan penyimpulan berbeda beda.
Harus bisa sabar.. Harus bisa menghargai satu sama lain..
Yang jelas, semua hal itu gak pasti dan berharap itu gak baik. Jadi apa boleh buat...
Cuman bisa berdoa setiap habis shalat, semoga dia baik baik saja.
Lalu pelajaran pun menumpuk dan gue gak suka duduk sendirian. Gue gak suka ada di tengah keramaian sendirian ataupun diam tanpa teman. Gue lebih suka ramai walau gue harus melihat orang orang tertawa di sekeliling gue padahal gue gak ngerti apapun itu.
Gue lebih suka pergi dari pagi sampai malam lagi, menghabiskan waktu di bimbel untuk belajar dan pulang tanpa beban karena belum belajar. Gue lebih suka pergi ke Masjid daripada berdiri di balkon kebangsaan gue sendirian. Gue lebih suka melakukan sesuatu daripada gak ngapa ngapain..
Kenapa? Karena gue merasa amat sangat kacau sekarang.
Dan setelah bertahun tahun akhirnya gue mengerti kenapa kita harus menghargai proses. Kenapa perjalanan satu dua hari, seminggu, dua minggu bahkan tiga minggu bukan waktu yang tepat untuk menyimpulkan sesuatu.
Gue melihat sesuatu yang baik namun seminggu kemudian kejahatan kejahatan bermunculan. Entah siapa yang salah. Mungkin dia benar, gue yang salah. Gue adalah orang yang terlalu mudah menyimpulkan. Tapi enggak, kali ini engga lagi.
Proses. Gue harus menghargai prosesnya dan membiarkan alurnya berjalan begitu saja.
Tanggal 5 ke 9 untuk 17 tahun.
Sebentar lagi gue 18 tahun......
Gue harus membereskan segala kekacauan ini sekarang. Karena gue baru tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya saat kita terlihat baik baik saja namun hati kita penuh dengan kegundahan, kekhawatiran, kekecewaan......
Semoga Allah selalu memeluk kita dan menuntun kita ke jalan yang terbaik. Aamiin.
Gue mulai mengerti bahwa bagaimana tekanan dan lingkungan seseorang bisa merubah pribadi mereka. Mereka yang begitu menyenangkan, unik dan menarik pun bisa menjadi sangat tidak nyaman untuk dihadapi, bahkan sekedar untuk berpapasan dan menyapa pun tidak bisa. Padahal dulu kami selalu bercanda. Ya, gue ngerti.
Gue pun sadar ada beberapa orang yang merupakan zona nyaman gue berubah menjadi seseorang yang gak gue kenal. Berkali kali gue re-read chat kami, rasanya asing sekarang. Lucunya bagaimana dua orang yang biasanya bersama, tahu segala hal, bicara sampai pagi menjelang, tapi kini menghilang bagai dua orang yang tidak pernah bicara sama sekali. Miris.
Dia juga marah sama gue. Hal yang gue sendiri gak habis pikir kenapa topik itu selalu membuat dia marah. Kenapa dia mengecap gue sebagai cewek yang terlalu mudah membangun zona nyaman. Kenapa dia gak lagi sama seperti dulu? Dia yang biasanya mengayomi dan juga membuat gue merasa teduh seteduh kala hujan datang...
Mungkin gue atau dia yang berubah. Tapi situasi dan kondisi kami memang tak lagi sama.
Gue pun membiarkan dia pergi meninggalkan gue dengan keadaan marah. Biarkan dia meluapkan segala unek uneknya tentang gue, seperti gue yang sering mengeluh tentang dia. Kita tinggal lihat hasil akhir dari proses perjalanan kami, pertemanan kami, hubungan kami.
Gue baru sadar mungkin apa yang di kepala kita biasa saja dan baik baik saja gak begitu di kepala orang lain. Mungkin yang kita lakukan menyakiti mereka. Apa yang kita katakan membuat mereka kecewa. Mungkin. Semua orang punya pemikiran dan penyimpulan berbeda beda.
Harus bisa sabar.. Harus bisa menghargai satu sama lain..
Yang jelas, semua hal itu gak pasti dan berharap itu gak baik. Jadi apa boleh buat...
Cuman bisa berdoa setiap habis shalat, semoga dia baik baik saja.
Lalu pelajaran pun menumpuk dan gue gak suka duduk sendirian. Gue gak suka ada di tengah keramaian sendirian ataupun diam tanpa teman. Gue lebih suka ramai walau gue harus melihat orang orang tertawa di sekeliling gue padahal gue gak ngerti apapun itu.
Gue lebih suka pergi dari pagi sampai malam lagi, menghabiskan waktu di bimbel untuk belajar dan pulang tanpa beban karena belum belajar. Gue lebih suka pergi ke Masjid daripada berdiri di balkon kebangsaan gue sendirian. Gue lebih suka melakukan sesuatu daripada gak ngapa ngapain..
Kenapa? Karena gue merasa amat sangat kacau sekarang.
Dan setelah bertahun tahun akhirnya gue mengerti kenapa kita harus menghargai proses. Kenapa perjalanan satu dua hari, seminggu, dua minggu bahkan tiga minggu bukan waktu yang tepat untuk menyimpulkan sesuatu.
Gue melihat sesuatu yang baik namun seminggu kemudian kejahatan kejahatan bermunculan. Entah siapa yang salah. Mungkin dia benar, gue yang salah. Gue adalah orang yang terlalu mudah menyimpulkan. Tapi enggak, kali ini engga lagi.
Proses. Gue harus menghargai prosesnya dan membiarkan alurnya berjalan begitu saja.
Tanggal 5 ke 9 untuk 17 tahun.
Sebentar lagi gue 18 tahun......
Gue harus membereskan segala kekacauan ini sekarang. Karena gue baru tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya saat kita terlihat baik baik saja namun hati kita penuh dengan kegundahan, kekhawatiran, kekecewaan......
Semoga Allah selalu memeluk kita dan menuntun kita ke jalan yang terbaik. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}