Photoshoot Yearbook; Kelulusan?
Hari ini adalah hari photoshoot.
Rasanya aneh untuk bercerita bahwa hari ini adalah hari photoshoot yearbook SMA. Faktanya adalah gue masih juga belum kurus (oh my oh why), semester 1 sudah berakhir, menjelang tahun baru, gue ulang tahun dan YA GUE LULUS.
Tema pembicaraan yang gue gak suka saat ini adalah kelulusan dan mau lanjut kuliah kemana. Gue bingung untuk menghadapi perpisahan yang kali ini. Lo tahu, ketika meninggalkan SMP gue sangat sedih, tapi kali ini rasanya sedih pun gak ada gunanya. Saat SMP gue merasa akan sangat jauh dengan teman teman gue (dan jadi kenyataan fyi) tapi setelah SMA semua orang akan sibuk dengan dirinya sendiri dan gak punya waktu buat ngurusin cerita lama.
Makanya gue gak mau menyesal, ini masa SMA pertama dan terakhir dalam hidup gue.
Gue mau suatu saat nanti saat anak gue sudah pakai seragam putih abunya, gue bisa bercerita dengan bangga bahwa segala kegagalan dan kebahagiaan yang terjadi di SMA begitu magical. Hal itu gak akan pernah terulang dan pahit manisnya harus tetap dia lewati. Dia harus melewati cerita patah hatinya, gagal dalam ujian, nyontek sambil ketawa sama temen temen, menyelinap keluar dari tempat les untuk nongkrong atau kabur dari kerja kelompk dan kumpul ekskul untuk main.
Dia harus merasakan apa yang ibunya kini rasakan. Mungkin 20 tahun atau lebih dari tulisan ini ditulis, anak gue akan membaca ini dan bilang "oh yeah mom, ini saatnya aku yang melewatinya" ;)
Ini bukan lebay, apa lagi yang harus gue cari setelah lulus SMA? Perjalanannya masih sama sama punya tujuan pasti, tapi semuanya gue yang menentukan sendiri. Gak ada lagi aturan sekolah yang galak atau Kepsek yang nunggu setiap paginya buat nyapa murid muridnya. Dan gak selamanya nyokap dan bokap ada di samping gue. Ok, gue mulai sedih.
Ini yang gue bilang gue gak suka bicara tentang kelulusan. Arti kelulusan jaman SMA gak sama kayak pas SMP. Gak cuman beda sekolah dan jadi jauh, beda kelas jadi gak main lagi, beda ekskul jadi beda kesibukan lagi. Enggak. Kuliah itu punya big dealnya tersendiri.
Dan hari ini gue photoshoot yearbook dengan gue yang apa adanya selama SMA; masih gendut, pendek dan jelasnya gue belum berkerudung.
Nyokap bokap gue gak pernah bilang kalo masa SMA adalah masa yang begitu rumit rasanya. Tapi gue selalu mendambakan rok putih abu selama gue masih pakai rok hijau khas anak Al Azhar 6 tahun yang lalu. Gue selalu memikirkan bagaimana rasanya jadi anak SMA yang hanya belajar pelajaran yang mereka pilih? Bagaimana rasanya mengendarai mobil sendiri? Bagaimana rasanya punya pacar dan bisa hangout jauh dengan teman teman?
Kelulusan menandakan harus pergi kuliah dan sebagian besarnya berarti gue harus tinggal sendiri. Tapi tinggal sendiri bukan cuman tentang kita bisa bertahan hidup, bisa ngatur uang atau bahkan bisa mengendarai mobil sendiri. Tanggung jawab, keyakinan, keberanian. Itu yang harus dipunya. Dan gue belum punya.
Ok. Kasarnya 5 bulan lagi sampai graduation tiba.
Kadang gue berharap waktu berjalan kembali ke masa lalu -atau setidaknya melambat, kumohon melambatlah. Gue ingin menikmati apa yang gue lalui dengan tergesa gesa. Gue ingin merasakannya sekali lagi.
Walau sejujurnya rasa dari kenangan itu masih tersimpan di otak gue, tapi berapa kalipun gue menoleh ke belakang, tidak akan ada yang kembali....
Rasanya aneh untuk bercerita bahwa hari ini adalah hari photoshoot yearbook SMA. Faktanya adalah gue masih juga belum kurus (oh my oh why), semester 1 sudah berakhir, menjelang tahun baru, gue ulang tahun dan YA GUE LULUS.
Tema pembicaraan yang gue gak suka saat ini adalah kelulusan dan mau lanjut kuliah kemana. Gue bingung untuk menghadapi perpisahan yang kali ini. Lo tahu, ketika meninggalkan SMP gue sangat sedih, tapi kali ini rasanya sedih pun gak ada gunanya. Saat SMP gue merasa akan sangat jauh dengan teman teman gue (dan jadi kenyataan fyi) tapi setelah SMA semua orang akan sibuk dengan dirinya sendiri dan gak punya waktu buat ngurusin cerita lama.
Makanya gue gak mau menyesal, ini masa SMA pertama dan terakhir dalam hidup gue.
Gue mau suatu saat nanti saat anak gue sudah pakai seragam putih abunya, gue bisa bercerita dengan bangga bahwa segala kegagalan dan kebahagiaan yang terjadi di SMA begitu magical. Hal itu gak akan pernah terulang dan pahit manisnya harus tetap dia lewati. Dia harus melewati cerita patah hatinya, gagal dalam ujian, nyontek sambil ketawa sama temen temen, menyelinap keluar dari tempat les untuk nongkrong atau kabur dari kerja kelompk dan kumpul ekskul untuk main.
Dia harus merasakan apa yang ibunya kini rasakan. Mungkin 20 tahun atau lebih dari tulisan ini ditulis, anak gue akan membaca ini dan bilang "oh yeah mom, ini saatnya aku yang melewatinya" ;)
Ini bukan lebay, apa lagi yang harus gue cari setelah lulus SMA? Perjalanannya masih sama sama punya tujuan pasti, tapi semuanya gue yang menentukan sendiri. Gak ada lagi aturan sekolah yang galak atau Kepsek yang nunggu setiap paginya buat nyapa murid muridnya. Dan gak selamanya nyokap dan bokap ada di samping gue. Ok, gue mulai sedih.
Ini yang gue bilang gue gak suka bicara tentang kelulusan. Arti kelulusan jaman SMA gak sama kayak pas SMP. Gak cuman beda sekolah dan jadi jauh, beda kelas jadi gak main lagi, beda ekskul jadi beda kesibukan lagi. Enggak. Kuliah itu punya big dealnya tersendiri.
Dan hari ini gue photoshoot yearbook dengan gue yang apa adanya selama SMA; masih gendut, pendek dan jelasnya gue belum berkerudung.
Nyokap bokap gue gak pernah bilang kalo masa SMA adalah masa yang begitu rumit rasanya. Tapi gue selalu mendambakan rok putih abu selama gue masih pakai rok hijau khas anak Al Azhar 6 tahun yang lalu. Gue selalu memikirkan bagaimana rasanya jadi anak SMA yang hanya belajar pelajaran yang mereka pilih? Bagaimana rasanya mengendarai mobil sendiri? Bagaimana rasanya punya pacar dan bisa hangout jauh dengan teman teman?
Kelulusan menandakan harus pergi kuliah dan sebagian besarnya berarti gue harus tinggal sendiri. Tapi tinggal sendiri bukan cuman tentang kita bisa bertahan hidup, bisa ngatur uang atau bahkan bisa mengendarai mobil sendiri. Tanggung jawab, keyakinan, keberanian. Itu yang harus dipunya. Dan gue belum punya.
Ok. Kasarnya 5 bulan lagi sampai graduation tiba.
Kadang gue berharap waktu berjalan kembali ke masa lalu -atau setidaknya melambat, kumohon melambatlah. Gue ingin menikmati apa yang gue lalui dengan tergesa gesa. Gue ingin merasakannya sekali lagi.
Walau sejujurnya rasa dari kenangan itu masih tersimpan di otak gue, tapi berapa kalipun gue menoleh ke belakang, tidak akan ada yang kembali....
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}