10 days to go: Such a gloomy night
Aku selalu ingin mundur setiap kali ku telah melangkah.
Aku selalu ingin kabur setiap kali kesempatan sudah ada di depan mata.
Aku takut.
Aku gelisah.
Setiap melihat orang baru, hatiku bertanya tanya, mungkinkah aku jauh lebih baik darinya? Atau mereka akan menjadi orang orang yang jauh lebih baik daripadaku? Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan mimpi mimpiku?
Kekhawatiran silih berganti datang tatkala mereka memiliki hal hal yang tidak aku miliki, atau mirisnya mereka mengambil alih harta harta berhargaku yang tak lagi jadi milikku. Kenapa? Kenapa begini rasanya?
Aku ingin teriak.
Aku sangat marah.
Aku ingin menangis.
Aku sangat sedih.
Namun, setiap kali ingin menangis, kata-katanya selalu kuingat. Dia istimewa dari yang teristimewa, meski tidak pernah kumiliki seutuhnya, tapi dia menjagaku dengan segenap hatinya. Dia kesatria dari segala kesatriaku. Dia kini jauh, namun aku percaya aku bisa melangkah maju, bertemu dengan orang orang lain dan memulai hidupku yang baru.
Dia kesatriaku, meski nanti ada orang lain yang akan mengisi hatiku.
Dia kesatriaku, meski nanti ada orang lain yang akan menjagaku.
Dia kesatriaku, meski nanti aku bisa melindungi diriku sendiri.
Dia kesatriaku yang sebenarnya.
"Senyum dong, hidup itu cuman sekali. Jadi apapun yang terjadi, dinikmatin ya.."
Aku selalu ingin kabur setiap kali kesempatan sudah ada di depan mata.
Aku takut.
Aku gelisah.
Setiap melihat orang baru, hatiku bertanya tanya, mungkinkah aku jauh lebih baik darinya? Atau mereka akan menjadi orang orang yang jauh lebih baik daripadaku? Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan mimpi mimpiku?
Kekhawatiran silih berganti datang tatkala mereka memiliki hal hal yang tidak aku miliki, atau mirisnya mereka mengambil alih harta harta berhargaku yang tak lagi jadi milikku. Kenapa? Kenapa begini rasanya?
Aku ingin teriak.
Aku sangat marah.
Aku ingin menangis.
Aku sangat sedih.
Namun, setiap kali ingin menangis, kata-katanya selalu kuingat. Dia istimewa dari yang teristimewa, meski tidak pernah kumiliki seutuhnya, tapi dia menjagaku dengan segenap hatinya. Dia kesatria dari segala kesatriaku. Dia kini jauh, namun aku percaya aku bisa melangkah maju, bertemu dengan orang orang lain dan memulai hidupku yang baru.
Dia kesatriaku, meski nanti ada orang lain yang akan mengisi hatiku.
Dia kesatriaku, meski nanti ada orang lain yang akan menjagaku.
Dia kesatriaku, meski nanti aku bisa melindungi diriku sendiri.
Dia kesatriaku yang sebenarnya.
"Senyum dong, hidup itu cuman sekali. Jadi apapun yang terjadi, dinikmatin ya.."
Aku tersenyum kok.
Sering makan yang bergizi yah, karena senyum di balik luka selalu butuh tenaga lebih.
BalasHapussubhanallah, makasih ya kaaak
Hapus