[MINI SCENE] Breakeven: Teman Rasa Pacar
Jakarta, Desember 2010
"Ayo, Aby! Ayo main!" Seru Sabira sembari menarik narik tangan Abbyan yang sedari tadi sedang duduk dipinggiran lapangan. Abbyan menggeleng lalu melepaskan jemari Sabira dari lengannya, "Bia aja, Aby mau duduk dulu.."
Gadis itu pun menatap Abbyan kecewa lalu berlari kembali ke tengah lapangan sambil membawa bola basketnya. Abbyan memperhatikan gadis itu dengan saksama. Saat mengenal Sabira, Abbyan sering berpikir kenapa selama ini ia selalu menghindari hubungan antara pria dan wanita. Padahal karena ada Sabira, Abbyan merasa ada yang lebih memperhatikan dan harus ia perhatikan juga...
Tiba-tiba pipi Abbyan terasa hangat, ia cepat cepat menenggelamkan pipinya dengan memakai kupluk yang ada di jaket hoodienya. Tidak salah kan jika ia mencintaii Sabira?
Sabira begitu perhatian padanya dan itu membuat Abbyan juga ikut jatuh hati. Tidak pernah Abbyan merasa begitu bahagia dan merasa bertanggung jawab atas seorang gadis sebelum bertemu dengan Sabira, padahal Dhafir, adiknya saja sudah mulai melirik cewek-cewek.
Abbyan ingin sekali berlari menuju Sabira dan memeluk gadis itu. Tapi... Tapi apakah tidak terlalu cepat untuk merasa jatuh cinta padanya? Kenapa harus terburu buru? Bukannya ia dan Sabira punya waktu yang banyak untuk saling mengenal dan mengisi satu sama lain?
Kalau ia segera menjadikan Sabira sebagai pacarnya.. Ia takut Sabira masih belum siap. Ia takut ini semua hanya perasaan sesaat karena gadis itu bisa membuatnya nyaman setelah kejadian bullying yang ia terima saat bersekolah di Kanada. Ia takut. Ia butuh waktu. Tapi ia sudah nyaman dengan gadis itu...
Kalau ia segera menjadikan Sabira sebagai pacarnya.. Ia takut Sabira masih belum siap. Ia takut ini semua hanya perasaan sesaat karena gadis itu bisa membuatnya nyaman setelah kejadian bullying yang ia terima saat bersekolah di Kanada. Ia takut. Ia butuh waktu. Tapi ia sudah nyaman dengan gadis itu...
Karena tanpa status pun, Abbyan merasakan kebahagiaan luar biasa saat bersama Sabira. Kali ini ia tertawa kecil saat menyadari dirinya bergumam dengan suara cukup manis, "teman rasa pacar."
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}