[FLASH FICTION] I Used To Know You
"Playlist Freequest minggu ini udah lo beresin, Tar?" Tanya Nazry sembari mengisi Logbook sebelum siaran mereka berakhir. Namun gadis di hadapan Nazry hanya sibuk bermain handphone dan tidak menggubris Nazry. Nazry menaikkan alis kanannya lalu berdehem, "ehm, Tari.. Udah kelar playlist lo?"
Tari akhirnya mengangguk, "udah."
"Udah lo kasih ke Diandra?"
"Iya."
"Lo putus ya sama Chua?" Tanya Nazry tanpa menatap partner siarannya hari ini. Seakan akan mendapat tamparan cukup keras, Tari langsung menghempaskan iPhone-nya ke meja dan menatap Nazry tidak percaya.
"Kok tahu?" Tanyanya panik. Belum sempat Nazry menjawab, Tari langsung membuka suara lagi, "Dia cerita ya ke elo? Atau gimana? Lo tahu alasannya gak?"
Nazry tertawa terbahak, "hahaha kalian tuh keliatan banget deh semua gerak geriknya. Seminggu ini aja udah kayak orang gak kenal satu sama lain. Padahal Chua kan produser acara Freequest dan elo yang bikin playlist.. Ada apa?"
Mendadak Tari langsung terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia meraih handphonenya lalu kembali memainkannya lagi, "gakpapa."
"Bohong, Tar. Kita udah di kabinet hampir 1 setengah tahun, gue sudah cukup tahu elo berdua."
"Eh kita udah closing kan?" Tanya Tari sambil meletakkan handphonenya lagi. Nazry mengangguk, "iya, tinggal nunggu Mayke, dia siaran Melon hari ini."
"Naz.. Lo pernah gak ngerasa gak nyaman akan perubahan seseorang? Iya gue tahu semua orang akan berubah, tapi menurut gue, orang yang lagi menjalin hubungan bukannya harusnya sama sama berubah bukannya berubah sendirian?"
Nazry menyipitkan matanya, "lo mau nyindir gue dan Serafine?" Tanya Nazry sambil menyebutkan seorang teman partner "hubungan tanpa status"-nya pada Tari. Hampir semua orang di angkatan Nazry dan teman teman Radio tahu hubungan Nazry dan Serafine yang sangat dekat lalu sempat renggang karena Serafine yang terpilih menjadi Presiden Club, bukan Nazry.
"Hahaha bukan gitu, kok baper sih!"' Seru Tari sambil tertawa.
"Tuhkan bagusan ketawa, jangan sedih aja.." Ujar Nazry sambil memamerkan deretan giginya yang semakin hari semakin rapi. "Chua berubah?"
"Iya.. Chua berubah. Gue gak tahu sih kenapa. Mungkin karena dia juga udah mulai sibuk dengan bisnisnya -maklum anak marketing, mau gimana lagi? Atau karena jadwal kuliah Tari yang pagi dan Chua yang siang.. Malem kita ketemunya di radio dan itu harus kerja.."
"Lalu manusia bernama Joshua itu mengabaikan elo?"
"Bukan sekedar mengabaikan, gue udah ngerasa dia gak usaha lagi buat gue. Kita bahkan pernah siaran bareng dan I don't even know him anymore.. Cara dia becanda sama gue pun udah beda. Akhirnya dia malah mutusin gue."'
Nazry terdiam, "terus elo mau diputusin gitu aja?"
"Mau gimana lagi..."
"Kalo sayang kenapa gak tetep usaha, Tar?" Tanya Nazry sambil beranjak dari duduknya. Tari hanya terdiam lalu kembali terpaku pada laptopnya. Nazry akhirnya keluar dari ruang siaran meninggalkan Tari lalu seseorang datang dan duduk di hadapan Tari.
"May, langsung log in di twitter ya.." Ujar Tari tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya.
"Tar..." Suara berat itu membuat Tari langsung mengangkat kepalanya, "Chua?"
Mata Tari sudah berkaca kaca, "Chua maaf.. Aku gak maksud cerita cerita tentang kita ke orang lain. Maafin aku.."
"Justru aku yang harusnya minta maaf udah ninggalin kamu. Aku yang bodoh berkesimpulan gitu aja. Aku ngelakuin itu karena aku ngerasa aku gak kenal sama kamu lagi... Maafin aku, Tari... Aku gak sadar kalo aku yang malah nyakitin kamu.."
Karena pada akhirnya yang kita butuhkan hanya bicara.
Tari akhirnya mengangguk, "udah."
"Udah lo kasih ke Diandra?"
"Iya."
"Lo putus ya sama Chua?" Tanya Nazry tanpa menatap partner siarannya hari ini. Seakan akan mendapat tamparan cukup keras, Tari langsung menghempaskan iPhone-nya ke meja dan menatap Nazry tidak percaya.
"Kok tahu?" Tanyanya panik. Belum sempat Nazry menjawab, Tari langsung membuka suara lagi, "Dia cerita ya ke elo? Atau gimana? Lo tahu alasannya gak?"
Nazry tertawa terbahak, "hahaha kalian tuh keliatan banget deh semua gerak geriknya. Seminggu ini aja udah kayak orang gak kenal satu sama lain. Padahal Chua kan produser acara Freequest dan elo yang bikin playlist.. Ada apa?"
Mendadak Tari langsung terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia meraih handphonenya lalu kembali memainkannya lagi, "gakpapa."
"Bohong, Tar. Kita udah di kabinet hampir 1 setengah tahun, gue sudah cukup tahu elo berdua."
"Eh kita udah closing kan?" Tanya Tari sambil meletakkan handphonenya lagi. Nazry mengangguk, "iya, tinggal nunggu Mayke, dia siaran Melon hari ini."
"Naz.. Lo pernah gak ngerasa gak nyaman akan perubahan seseorang? Iya gue tahu semua orang akan berubah, tapi menurut gue, orang yang lagi menjalin hubungan bukannya harusnya sama sama berubah bukannya berubah sendirian?"
Nazry menyipitkan matanya, "lo mau nyindir gue dan Serafine?" Tanya Nazry sambil menyebutkan seorang teman partner "hubungan tanpa status"-nya pada Tari. Hampir semua orang di angkatan Nazry dan teman teman Radio tahu hubungan Nazry dan Serafine yang sangat dekat lalu sempat renggang karena Serafine yang terpilih menjadi Presiden Club, bukan Nazry.
"Hahaha bukan gitu, kok baper sih!"' Seru Tari sambil tertawa.
"Tuhkan bagusan ketawa, jangan sedih aja.." Ujar Nazry sambil memamerkan deretan giginya yang semakin hari semakin rapi. "Chua berubah?"
"Iya.. Chua berubah. Gue gak tahu sih kenapa. Mungkin karena dia juga udah mulai sibuk dengan bisnisnya -maklum anak marketing, mau gimana lagi? Atau karena jadwal kuliah Tari yang pagi dan Chua yang siang.. Malem kita ketemunya di radio dan itu harus kerja.."
"Lalu manusia bernama Joshua itu mengabaikan elo?"
"Bukan sekedar mengabaikan, gue udah ngerasa dia gak usaha lagi buat gue. Kita bahkan pernah siaran bareng dan I don't even know him anymore.. Cara dia becanda sama gue pun udah beda. Akhirnya dia malah mutusin gue."'
Nazry terdiam, "terus elo mau diputusin gitu aja?"
"Mau gimana lagi..."
"Kalo sayang kenapa gak tetep usaha, Tar?" Tanya Nazry sambil beranjak dari duduknya. Tari hanya terdiam lalu kembali terpaku pada laptopnya. Nazry akhirnya keluar dari ruang siaran meninggalkan Tari lalu seseorang datang dan duduk di hadapan Tari.
"May, langsung log in di twitter ya.." Ujar Tari tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya.
"Tar..." Suara berat itu membuat Tari langsung mengangkat kepalanya, "Chua?"
Mata Tari sudah berkaca kaca, "Chua maaf.. Aku gak maksud cerita cerita tentang kita ke orang lain. Maafin aku.."
"Justru aku yang harusnya minta maaf udah ninggalin kamu. Aku yang bodoh berkesimpulan gitu aja. Aku ngelakuin itu karena aku ngerasa aku gak kenal sama kamu lagi... Maafin aku, Tari... Aku gak sadar kalo aku yang malah nyakitin kamu.."
Karena pada akhirnya yang kita butuhkan hanya bicara.
Jakarta, November 18th 2016
Untuk semua misskomunikasi yang terjadi.
Untuk hati yang gak bisa jujur satu sama lain.
Jangan bohongin hati kamu.
flash fiction rasa baper ini mah hahaha
BalasHapustapi bagus sih, ditutup dengan pesan yang gmn gituu
gue juga suka nulis2 fiksi, kali aja mau mampir :)
Aku mampir ya kaaa
Hapus