Ramadhan With Alice #1 : "Allah Knows You Better"
Setiap Ramadhan, Allah selalu punya caranya sendiri untuk memberi gue pelajaran.
Kali ini gue percaya tentang kata kata ini, "terkadang semakin kamu meminta-Nya untuk memperdekatmu dengan makhluk-Nya, semakin jauhlah dirimu dari orang yang selalu kamu doakan."
Gue kemarin membuat satu langkah besar dalam hidup gue di mana gue kira kejujuran akan membawa dampak yang baik, namun sayangnya itu hanya membuat keadaan menjadi tambah buruk. Kali ini gue yang sudah fucked up dengan segala hal yang terjadi di antara kami membuat dia yang sabar menjadi lebih fucked up sama gue. Tentu saja gue gak mau melihat dia seperti itu.
Apalagi istilahnya gue "ningkah" di saat dia sibuk bukan main. Di saat waktu dia aja buat dirinya bisa dihitung dengan jari. Di saat gue baru sadar ada satu malam di tengah tengah kesibukannya, dia sisakan selama 1,5 jam untuk telpon gue dan bertanya, "malam ini aku kosong, mau cerita?"
Gue menyadari semakin banyak gue berharap dan meminta, semakin Allah tidak memberikan apa-apa. Gue percaya apa yang dia lakukan pada gue adalah gerakan hati yang Allah tujukan pada dia. Gue merasa segala hal yang gue lakukan untuk dia berakhir sia-sia padahal enggak, Allah hanya mau bilang, "bersabarlah, akan diberikannya apa yang kamu butuhkan dan akan dijauhkannyalah apa yang kamu inginkan namun tidak baik untukmu."
Sejujurnya yang gue inginkan hanyalah kehadiran dia setiap saatnya dalam hidup gue. Tapi setelah kami bertengkar dan di dasari oleh dua logika yang berbeda, tidak ada kompromi bahkan ada yang mau mengalah, gue pun berpikir bahwa dalam hubungan manusiawi ada kalanya kita harus istirahat dan meninggalkan satu sama lain. Bukan untuk pergi selamanya, tapi untuk introspeksi diri. Karena orang baik untuk orang baik, orang yang berniat baik akan diberikan kebaikan, orang yang ingin menyebarkan kebaikan akan mendapatkan kembali kebaikannya.
Sekarang dia sedang diam seribu bahasa dan gue tidak berani bertanya pada Allah. Gue takut akan jawaban Allah, gue takut Ia meminta gue untuk melakukan hal yang tidak gue inginkan. Namun ketimbang berpikir tentang hal jelek, gue pun memutuskan untuk menerima segala hal yang Allah berikan. Selama gue sudah berusaha memperbaiki diri dan berbuat baik dengan orang lain, jika responnya tidak sesuai dengan harapan gue, kembali lagi pada keputusan Allah.
Gue percaya Allah sangat tahu apa yang terbaik untuk gue. Allah mendatangkan dia dengan alasan, begitupula menjauhkannya karena sebuah alasan. Allah pasti tahu yang terbaik untuk gue dan bismillahirahmanirrahim, gue berserah diri akan apapun keputusannya. Yang jelas doa gue selalu gue panjatkan untuknya, dan dia tidak perlu tahu apa isinya dan kenapa gue selalu meminta pada Sang Maha Esa untuk menjaganya.
Gue mencoba menjadi lebih dewasa. Dia tidak perlu tahu bagaimana gue menyelamatkan diri dari kekacauan ini, dia hanya harus tahu gue bisa bangkit kali ini tanpa bantuan dia. Dia hanya harus tahu bahwa alasannya datang dan pergi sebenarnya sama; dikirimkan oleh Allah untuk menyebarkan kebahagiaan dan mengajarkan kedewasaan pada gadis yang telah ia tinggalkan.
"Allah knows you better. Allah knows what you deserve. And where you are now is where Allah wants you to be."
Kali ini gue percaya tentang kata kata ini, "terkadang semakin kamu meminta-Nya untuk memperdekatmu dengan makhluk-Nya, semakin jauhlah dirimu dari orang yang selalu kamu doakan."
Gue kemarin membuat satu langkah besar dalam hidup gue di mana gue kira kejujuran akan membawa dampak yang baik, namun sayangnya itu hanya membuat keadaan menjadi tambah buruk. Kali ini gue yang sudah fucked up dengan segala hal yang terjadi di antara kami membuat dia yang sabar menjadi lebih fucked up sama gue. Tentu saja gue gak mau melihat dia seperti itu.
Apalagi istilahnya gue "ningkah" di saat dia sibuk bukan main. Di saat waktu dia aja buat dirinya bisa dihitung dengan jari. Di saat gue baru sadar ada satu malam di tengah tengah kesibukannya, dia sisakan selama 1,5 jam untuk telpon gue dan bertanya, "malam ini aku kosong, mau cerita?"
Gue menyadari semakin banyak gue berharap dan meminta, semakin Allah tidak memberikan apa-apa. Gue percaya apa yang dia lakukan pada gue adalah gerakan hati yang Allah tujukan pada dia. Gue merasa segala hal yang gue lakukan untuk dia berakhir sia-sia padahal enggak, Allah hanya mau bilang, "bersabarlah, akan diberikannya apa yang kamu butuhkan dan akan dijauhkannyalah apa yang kamu inginkan namun tidak baik untukmu."
Sejujurnya yang gue inginkan hanyalah kehadiran dia setiap saatnya dalam hidup gue. Tapi setelah kami bertengkar dan di dasari oleh dua logika yang berbeda, tidak ada kompromi bahkan ada yang mau mengalah, gue pun berpikir bahwa dalam hubungan manusiawi ada kalanya kita harus istirahat dan meninggalkan satu sama lain. Bukan untuk pergi selamanya, tapi untuk introspeksi diri. Karena orang baik untuk orang baik, orang yang berniat baik akan diberikan kebaikan, orang yang ingin menyebarkan kebaikan akan mendapatkan kembali kebaikannya.
Sekarang dia sedang diam seribu bahasa dan gue tidak berani bertanya pada Allah. Gue takut akan jawaban Allah, gue takut Ia meminta gue untuk melakukan hal yang tidak gue inginkan. Namun ketimbang berpikir tentang hal jelek, gue pun memutuskan untuk menerima segala hal yang Allah berikan. Selama gue sudah berusaha memperbaiki diri dan berbuat baik dengan orang lain, jika responnya tidak sesuai dengan harapan gue, kembali lagi pada keputusan Allah.
Gue percaya Allah sangat tahu apa yang terbaik untuk gue. Allah mendatangkan dia dengan alasan, begitupula menjauhkannya karena sebuah alasan. Allah pasti tahu yang terbaik untuk gue dan bismillahirahmanirrahim, gue berserah diri akan apapun keputusannya. Yang jelas doa gue selalu gue panjatkan untuknya, dan dia tidak perlu tahu apa isinya dan kenapa gue selalu meminta pada Sang Maha Esa untuk menjaganya.
Gue mencoba menjadi lebih dewasa. Dia tidak perlu tahu bagaimana gue menyelamatkan diri dari kekacauan ini, dia hanya harus tahu gue bisa bangkit kali ini tanpa bantuan dia. Dia hanya harus tahu bahwa alasannya datang dan pergi sebenarnya sama; dikirimkan oleh Allah untuk menyebarkan kebahagiaan dan mengajarkan kedewasaan pada gadis yang telah ia tinggalkan.
"Allah knows you better. Allah knows what you deserve. And where you are now is where Allah wants you to be."
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}