Ramadhan With Alice #4 : Barakallah, terima kasih Ramadhan-ku.
Ramadhan kali ini, gue mendapat jawaban.
Jawaban akan segala hal yang selama ini gue pertanyakan, jawaban akan segala hal yang selama ini gue butuhkan. Gue cenderung pesimis dalam segala hal; gak cuman dalam masalah kuliah atau hubungan sosial, tapi masalah kepercayaan diri dan juga hubungan dengan orang lain.
Ini kali pertamanya gue melewati Ramadhan dengan sibuk bukan main. Persiapan final presentation dari PR-Promotion project, peluncuran buku keempat gue, distribusi buku tersebut, hecticnya radio saat bulan puasa, blog dan masih banyak lagi. Terlebih bulan puasa kali ini gue dan dia sedang diuji apakah kami bisa kembali normal seperti biasanya atau harus mengakhiri hubungan ini dengan meninggalkan satu sama lain.
Gue membuat banyak spekulasi dan juga pertanyaan di kepala gue. Kebanyakan masih diawali dengan kata "kenapa" yang sebenarnya sudah beberapa tahun belakangan ini gue hindari kehadirannya. Gue mencoba untuk tidak bertanya kenapa karena gue yakin setiap hal yang Allah tuliskan dalam hidup gue selalu punya alasan meski gue gak pernah tahu tepat saat hal itu terjadi.
Belakangan gue sempet goyah dan kembali bermasalah dengan lingkungan gue, sampai akhirnya gue mencoba fokus sama kerjaan gue dan pulang ke Cirebon. Ketika pulang ke Cirebon, gue ketemu sama keluarga gue dan pergi bukber dengan beberapa teman dekat gue, walau gak bisa semuanya karena terbentur waktu. Gue juga keliling Cirebon untuk mengirimkan buku ke beberapa orang yang memesan dan memilih untuk di antarkan di Cirebon. Gue menghabiskan waktu gue untuk melakukan segala hal yang menurut gue benar tanpa bertanya apapun pada orang lain.
Dan akhirnya... Gue kembali bisa merasakan kebahagiaan yang sama kala gue menemukan fakta bahwa kebahagiaan paling utama dalam hidup adalah ketika kita dapat bersyukur dan berusaha melakukan hal terbaik pada hidup kita. Gue mencoba membagi waktu gue, melakukan semua hal yang gue suka dengan gak setengah setengah, mencoba memperbaiki hubungan dengan orang lain dan mewujudkan goals yang sudah gue capai.
Okelah, gue cuman turun 5kg dari 10kg target gue:"} Gakpapalah, setengahnya! Yang penting udah berusaha, kan? HAHAHA.
Tapi Ramadhan kali ini gue merasakan perubahan drastis dalam hidup gue. Tahun lalu gue super gabut, cuman banyak acara gara gara bukber dan kerja di Shelter. Tapi tahun ini, dalam sehari aja gue bisa pindah 4 daerah, ngejer PR project lah, inilah, itulah. Gue belajar jadi lebih dewasa dan berani tahun ini...
Sayangnya Ramadhan di tahun pertama jadi anak kuliahan tidak terlalu terasa seperti Ramadhan saat masih merantau. Lingkungan gue yang gak semuanya Islam dan gak ada lagi ada orang yang nuntut harus shalat kaya pas masih SMA bikin gue... Gue merasa...
Ya Allah, penyesalan memang selalu datang belakangan ya:"}
Di malam takbiran ini, akhirnya gue mendapat telpon dari dia. Semacam penutup yang manis di bulan Ramadhan untuk menandakan bahwa segala hal yang terjadi di hidup kita selalu ada alasan dan penyelesaiannya. Lakukan yang terbaik dan jangan pernah menyerah. Selalu berbuat baik terhadap sesama karena kamu gak pernah tahu kapan kamu akan saling membutuhkan. Jangan takut untuk minta maaf, jangan ragu untuk berterima kasih.
Ya Allah, terima kasih..
Untuk kelancaran PR project, peluncuran buku, kerjaan radio, ketemu teman temanku, penyelesaian masalah dengan teman temanku dan juga membereskan segala perkaraku dengan dia. Terima kasih untuk Ramadhan kali ini..
Semoga aku punya kesempatan bertemu Ramadhan tahun depan dan membuatnya jauh lebih berlimpah berkah lagi;)
PS: Maafkan aku Alicers untuk baru sekarang sekarang nulis Ramadhan With Alice. Mending terlambat daripada gak sama sekali :p
Jawaban akan segala hal yang selama ini gue pertanyakan, jawaban akan segala hal yang selama ini gue butuhkan. Gue cenderung pesimis dalam segala hal; gak cuman dalam masalah kuliah atau hubungan sosial, tapi masalah kepercayaan diri dan juga hubungan dengan orang lain.
Ini kali pertamanya gue melewati Ramadhan dengan sibuk bukan main. Persiapan final presentation dari PR-Promotion project, peluncuran buku keempat gue, distribusi buku tersebut, hecticnya radio saat bulan puasa, blog dan masih banyak lagi. Terlebih bulan puasa kali ini gue dan dia sedang diuji apakah kami bisa kembali normal seperti biasanya atau harus mengakhiri hubungan ini dengan meninggalkan satu sama lain.
Gue membuat banyak spekulasi dan juga pertanyaan di kepala gue. Kebanyakan masih diawali dengan kata "kenapa" yang sebenarnya sudah beberapa tahun belakangan ini gue hindari kehadirannya. Gue mencoba untuk tidak bertanya kenapa karena gue yakin setiap hal yang Allah tuliskan dalam hidup gue selalu punya alasan meski gue gak pernah tahu tepat saat hal itu terjadi.
Belakangan gue sempet goyah dan kembali bermasalah dengan lingkungan gue, sampai akhirnya gue mencoba fokus sama kerjaan gue dan pulang ke Cirebon. Ketika pulang ke Cirebon, gue ketemu sama keluarga gue dan pergi bukber dengan beberapa teman dekat gue, walau gak bisa semuanya karena terbentur waktu. Gue juga keliling Cirebon untuk mengirimkan buku ke beberapa orang yang memesan dan memilih untuk di antarkan di Cirebon. Gue menghabiskan waktu gue untuk melakukan segala hal yang menurut gue benar tanpa bertanya apapun pada orang lain.
Dan akhirnya... Gue kembali bisa merasakan kebahagiaan yang sama kala gue menemukan fakta bahwa kebahagiaan paling utama dalam hidup adalah ketika kita dapat bersyukur dan berusaha melakukan hal terbaik pada hidup kita. Gue mencoba membagi waktu gue, melakukan semua hal yang gue suka dengan gak setengah setengah, mencoba memperbaiki hubungan dengan orang lain dan mewujudkan goals yang sudah gue capai.
Okelah, gue cuman turun 5kg dari 10kg target gue:"} Gakpapalah, setengahnya! Yang penting udah berusaha, kan? HAHAHA.
Tapi Ramadhan kali ini gue merasakan perubahan drastis dalam hidup gue. Tahun lalu gue super gabut, cuman banyak acara gara gara bukber dan kerja di Shelter. Tapi tahun ini, dalam sehari aja gue bisa pindah 4 daerah, ngejer PR project lah, inilah, itulah. Gue belajar jadi lebih dewasa dan berani tahun ini...
Sayangnya Ramadhan di tahun pertama jadi anak kuliahan tidak terlalu terasa seperti Ramadhan saat masih merantau. Lingkungan gue yang gak semuanya Islam dan gak ada lagi ada orang yang nuntut harus shalat kaya pas masih SMA bikin gue... Gue merasa...
Ya Allah, penyesalan memang selalu datang belakangan ya:"}
Di malam takbiran ini, akhirnya gue mendapat telpon dari dia. Semacam penutup yang manis di bulan Ramadhan untuk menandakan bahwa segala hal yang terjadi di hidup kita selalu ada alasan dan penyelesaiannya. Lakukan yang terbaik dan jangan pernah menyerah. Selalu berbuat baik terhadap sesama karena kamu gak pernah tahu kapan kamu akan saling membutuhkan. Jangan takut untuk minta maaf, jangan ragu untuk berterima kasih.
Ya Allah, terima kasih..
Untuk kelancaran PR project, peluncuran buku, kerjaan radio, ketemu teman temanku, penyelesaian masalah dengan teman temanku dan juga membereskan segala perkaraku dengan dia. Terima kasih untuk Ramadhan kali ini..
Semoga aku punya kesempatan bertemu Ramadhan tahun depan dan membuatnya jauh lebih berlimpah berkah lagi;)
PS: Maafkan aku Alicers untuk baru sekarang sekarang nulis Ramadhan With Alice. Mending terlambat daripada gak sama sekali :p
Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum.
Ja’alanallaahu Minal Aidin wal Faizin..
Semoga kita bertemu dengan Ramadhan tahun depan ya, Alicers.
Selamat hari lebaran!:}
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}