don't ever look back
Apa yang terjadi jika mereka yang mencintai dengan tulus dan setia akhirnya dikecewakan setengah mati?
Ia selalu memaafkan. Tak pernah sekalipun pemuda itu berpikir untuk meninggalkan. Dibandingkan sekali pun dengan pemuda sebelumnya oleh gadis pujaan hatinya tak menjadi alasannya untuk mundur dan menyerah pada keadaan. Ia sang pemuda setia yang tak pernah lelah untuk memaafkan. Ia sang pemuda setia yang akhirnya dikecewakan.
Setiap kali gadis itu tak menghargai usahanya, ia selalu berpikir bahwa gadis itu melakukan hal yang baik untuk mereka berdua. Jika dinding pembatas itu bisa ia runtuhkan, maka mungkin ia tidak akan pernah sesabar ini kepada pujaan hatinya.
Sang gadis selalu meminta lebih. Ia tidak pernah lelah menuntut bahkan membuat sang pemuda merasa malu di depan orang lain. Tapi pemuda itu tidak pernah berhenti berjuang. Karena sang pemuda tahu cintanya pantut untuk diperjuangkan.
Namun bagi sang gadis, pemuda ini tidak pernah cukup. Apapun yang ia lakukan rasanya tidak pernah sesuai dengan kemauannya -bahkan medekati yang lama pun tidak bisa. Terlontar kalimat, "jangan bandingkan dirimu dengannya, kau bahkan tak bisa seujung jari pun mengalahkannya," tak pernah diambil hati oleh sang pemuda.
Jika cinta itu membahagiakan, lalu mengapa hanya duri duri tajam itu yang diberikan oleh pujaan hatinya?
Sang pemuda berusaha keras membahagiakan gadis tersebut. Emosi yang ada tak pernah ia sebut, disembunyikan di ruang jauh bahkan dipaksa dikubur sebelum mereda. Semua yang ia lakukan hanya supaya sang gadis bahagia. Namun sang gadis tak pernah memandangnya sama.
Jika ada kata yang lebih kuat dari sekedar membedakan, maka itulah yang gadis itu lakukan dan inilah yang pemuda itu rasakan. Saat di mana semua orang ia perlakukan sama manisnya, namun pemuda ini seperti udang dibalik batu. ia merasa teduh dan terlindungi, nyaman dan merasa seperti punya tempat tinggal, namun sebenarnya sang pemuda disembunyikan oleh sang gadis dari banyak orang.
Entah apa yang ada di benak sang gadis. Apakah ia malu berdampingan dengan pemuda seperti itu? Apakah ia hanya ingin punya rumah untuk pulang ketika kehidupan nyata membuatnya tak nyaman? Atau sebenarnya ia tidak ingin bersama sang pemuda namun tak rela membiarkannya pergi begitu saja?
Sang pemuda terus bersabar bahkan ketika pemuda lain diperlakukan sehangat mungkin sedangkan ia seperti tak mengenal satu sama lain.
Sang gadis seakan tak pernah melihat usaha pemuda tersebut. Bunga bunga yang mekar bagai tak ada arti kehidupannya. Makanan yang dikirimkan bagai tak layak untuk dimakan. Puisi puisi yang indah bagai tak bisa dimaknai setiap katanya.
Seakan sebesar apapun usaha sang pemuda, tidak akan pernah cukup untuk sang gadis.
Satu hal yang pemuda itu percaya bahwa cinta itu tulus berusaha. Meski patah hati tak berujung, namun ia terus berusaha bertahan supaya membahagiakan sang gadis. Sampai akhirnya ia melihat sang gadis bersama pemuda lain yang sering dibandingkan dengannya lalu ia bertanya; ini siapa yang bodoh, sebenarnya?
Siapa yang bodoh selama ini?
Apakah sang pemuda yang mau berkorban menunggu dan berjuang demi seorang gadis yang tidak pernah menghargai usahanya...
Atau sang gadis yang tidak mau melihat orang lain berusaha dan berjuang demi dirinya?
Ini cerita tentang seorang pemuda yang sangat mencintai lalu akhirnya merasa kecewa. Kecewa untuk pertama kalinya karena setelah sekian lama usahanya bak sia sia. Kecewa yang membuat dirinya bisa berpikir sebodoh ini......
"Mungkin untuk mencintai kamu butuh jadi dia supaya cukup."
Padahal, untuk apa jadi orang lain supaya dicintai orang yang kita cintai?
Ditulis untuk mereka yang sayang pada seseorang namun selalu disia siakan.
Don't ever look back.
Ia selalu memaafkan. Tak pernah sekalipun pemuda itu berpikir untuk meninggalkan. Dibandingkan sekali pun dengan pemuda sebelumnya oleh gadis pujaan hatinya tak menjadi alasannya untuk mundur dan menyerah pada keadaan. Ia sang pemuda setia yang tak pernah lelah untuk memaafkan. Ia sang pemuda setia yang akhirnya dikecewakan.
Setiap kali gadis itu tak menghargai usahanya, ia selalu berpikir bahwa gadis itu melakukan hal yang baik untuk mereka berdua. Jika dinding pembatas itu bisa ia runtuhkan, maka mungkin ia tidak akan pernah sesabar ini kepada pujaan hatinya.
Sang gadis selalu meminta lebih. Ia tidak pernah lelah menuntut bahkan membuat sang pemuda merasa malu di depan orang lain. Tapi pemuda itu tidak pernah berhenti berjuang. Karena sang pemuda tahu cintanya pantut untuk diperjuangkan.
Namun bagi sang gadis, pemuda ini tidak pernah cukup. Apapun yang ia lakukan rasanya tidak pernah sesuai dengan kemauannya -bahkan medekati yang lama pun tidak bisa. Terlontar kalimat, "jangan bandingkan dirimu dengannya, kau bahkan tak bisa seujung jari pun mengalahkannya," tak pernah diambil hati oleh sang pemuda.
Jika cinta itu membahagiakan, lalu mengapa hanya duri duri tajam itu yang diberikan oleh pujaan hatinya?
Sang pemuda berusaha keras membahagiakan gadis tersebut. Emosi yang ada tak pernah ia sebut, disembunyikan di ruang jauh bahkan dipaksa dikubur sebelum mereda. Semua yang ia lakukan hanya supaya sang gadis bahagia. Namun sang gadis tak pernah memandangnya sama.
Jika ada kata yang lebih kuat dari sekedar membedakan, maka itulah yang gadis itu lakukan dan inilah yang pemuda itu rasakan. Saat di mana semua orang ia perlakukan sama manisnya, namun pemuda ini seperti udang dibalik batu. ia merasa teduh dan terlindungi, nyaman dan merasa seperti punya tempat tinggal, namun sebenarnya sang pemuda disembunyikan oleh sang gadis dari banyak orang.
Entah apa yang ada di benak sang gadis. Apakah ia malu berdampingan dengan pemuda seperti itu? Apakah ia hanya ingin punya rumah untuk pulang ketika kehidupan nyata membuatnya tak nyaman? Atau sebenarnya ia tidak ingin bersama sang pemuda namun tak rela membiarkannya pergi begitu saja?
Sang pemuda terus bersabar bahkan ketika pemuda lain diperlakukan sehangat mungkin sedangkan ia seperti tak mengenal satu sama lain.
Sang gadis seakan tak pernah melihat usaha pemuda tersebut. Bunga bunga yang mekar bagai tak ada arti kehidupannya. Makanan yang dikirimkan bagai tak layak untuk dimakan. Puisi puisi yang indah bagai tak bisa dimaknai setiap katanya.
Seakan sebesar apapun usaha sang pemuda, tidak akan pernah cukup untuk sang gadis.
Satu hal yang pemuda itu percaya bahwa cinta itu tulus berusaha. Meski patah hati tak berujung, namun ia terus berusaha bertahan supaya membahagiakan sang gadis. Sampai akhirnya ia melihat sang gadis bersama pemuda lain yang sering dibandingkan dengannya lalu ia bertanya; ini siapa yang bodoh, sebenarnya?
Siapa yang bodoh selama ini?
Apakah sang pemuda yang mau berkorban menunggu dan berjuang demi seorang gadis yang tidak pernah menghargai usahanya...
Atau sang gadis yang tidak mau melihat orang lain berusaha dan berjuang demi dirinya?
Ini cerita tentang seorang pemuda yang sangat mencintai lalu akhirnya merasa kecewa. Kecewa untuk pertama kalinya karena setelah sekian lama usahanya bak sia sia. Kecewa yang membuat dirinya bisa berpikir sebodoh ini......
"Mungkin untuk mencintai kamu butuh jadi dia supaya cukup."
Padahal, untuk apa jadi orang lain supaya dicintai orang yang kita cintai?
Ditulis untuk mereka yang sayang pada seseorang namun selalu disia siakan.
Don't ever look back.
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}