Kamu mau dijodohin nggak? | The Perfect Husband Movie Review
Di akhir bulan Mei lalu gue baru sempet ikutan baca buku yang cukup gempar di kalangan teman teman Wattpad-ers (halah, kenapa pake ers coba HAHAHA). The Perfect Husband karya Kak Indah Riyana menjadi pilihan gue karena masih nyesel ketika nggak sempet nonton filmnya di bulan April.
Cerita sederhana tentang Ayla, seorang gadis usia 20 tahunan awal yang dijodohkan dengan pria yang kira kira lebih tua 10 tahun darinya. Pria itu bernama Arsen, seorang pilot gagah, sabar dan patuh dengan perintah orang tua. Menurut gue ceritanya ngga terlalu kompleks, layaknya cerita perjodohan lainnya namun kali ini hanya pihak perempuan yang menolak habis habisan sementara yang pria berusaha sabar dan menerima si perempuan.
Untuk buku yang gue habis bacakan selama 3 jam ini gue berikan rating 7,5/10 karena cukup menghibur dan membuat hati agak nyes gimanaaa gitu. Ada bagian di mana Ayla sudah berlaku terlalu kasar sampai membuat penyakitnya nenek Arsen kambuh. Beberapa saat kemudian nenek Arsen meninggal dan membuat Ayla tertampar atas perilakunya yang sudah kurangajar.
Gue cukup suka bukunya, tapi waktu tadi malam akhirnya gue sempatkan nonton filmnya, gue langsung.. Yah. Kok begini, shay?
Entah kenapa Ayla, yang dibuat menjadi anak kelas 3 SMA ini ngga sesuai dengan bayangan gue saat baca bukunya Kak Indah. Terlebih ekspektasi gue akan Dimas Anggara yang akan sweet abis ketemu Amanda Rawles langsung patah ketika melihat acting si cewek terlalu... Yah. Gue nggak tahu apa kata yang tepat untuk gambarin Ayla di film tersebut, tapi gue rasa bukunya way much better.
Meski alur ceritanya di rubah (mungkin karena untuk kebutuhan komersil dan keutuhan film, jadi ngga terlalu panjang kaya di buku), tapi gue sangat menyayangkan pemeran Ayla ngga membuat gue merasa tersentuh sama sekali. Oke ini subjektif, tapii seharusnya ada emosi yang tersirat antara Ayla - Ayahnya dan Ayla - Ando (Maxime Bouttier). Tapi gue hanya melihat emosi dari Ayahnya yang terpotong oleh sikap Ayla yang.. Kurang anak SMA deh! HAHAHA.
Untungnya Arsen yang diperankan Dimas Anggara cukup meneduhkan hati gue sesuai dengan bayangan gue saat baca bukunya. Sosok dewasa yang sabar dan bijak. Katanya, kalo dikasih otot sama yang lebih muda ya jawabnya pake otak aja. Ngga ada kesabaran yang sia sia kalo emang itu restu orang tua. Tsaaaah.
But I recommend you to watch WITHOUT EXPECTATION ya, guys. Masih bisa diterima dan bisa dijadikan referensi untuk hiburan kok;))
Anyway, semalam gue jadi ke-trigger gara gara nonton film ini. Berhubung di JOYLADA juga isinya tentang jodoh jodohan, gue jadi berpikir apa rasanya ya kalo orang tua sudah mempersiapkan jodoh macam begini? Seiman, sopan, mapan, sabar, dewasa... Ganteng pulak! Apa lagi yang dicari? Cinta? Bukannya cinta datang karena terbiasa?
Kalo gue pribadi sekarang merubah mindset gue untuk tidak langsung implusif menolak ketika hal baru dan baik datang. Apalagi kalo model modelnya sesuai impian gini, coba aja dulu kenapa sih? Kenal dulu, pelajari dulu. Kadang karena kita terlalu gengsi jadinya kita kehilangan apa yang sebenarnya kita cari.
Kamu sendiri gimana? Mau nggak kalo dijodohin oleh orang tua?
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}