Minder?
Kadang aku heran dengan diriku sendiri, "mau sampai kapan main social media?"
Hari ini gue menemukan fakta baru lagi, kalo ada beberapa orang di luar sana dengan kerennya sudah tumbuh dan berkembang. Meanwhile, gue disini malah jadi orang yang menerka nerka apa yang harus gue lakukan dengan hidup gue sekarang.
Kata "minder" dalam KBBI berarti rendah diri adalah perasaan yang malam ini berkecamuk di benak gue. Ada teman gue yang kurus banget sekarang, ada yang punya pacar, ada yang punya banyak prestasi, ada yang punya kerjaan baru, ada yang buka usaha.. dan gue malah memutuskan untuk balik jadi mahasiswa biasa dan ekplorasi hidup.
Pilihan gue memang akan membuat gue "disini - sini" aja. Tapi gue memang ingin menikmati tahun terakhir sebagai "mahasiswa" normal di kehidupan gue. Sebelum tahun depan skripsi, magang dan S2 sekaligus. Gue ingin jadi orang yang menikmati hidup. Tapi selalu berakhir minder kalo lihat orang lain lagi "berlari" mengejar impiannya.
Sedangkan gue, rasanya gini gini aja.
Kenapa ya social media selalu berhasil membuat orang lain insecure? Walau memang, kebanyakan orang hanya mengunggah hal baik. Tapi kenapa rasanya orang lain memiliki lebih banyak "hal baik" di hidupnya ketimbang diri sendiri?
Oh, shit. Ini dia hal yang gue nggak suka dari diri gue.
Comparing.
Hari ini gue menemukan fakta baru lagi, kalo ada beberapa orang di luar sana dengan kerennya sudah tumbuh dan berkembang. Meanwhile, gue disini malah jadi orang yang menerka nerka apa yang harus gue lakukan dengan hidup gue sekarang.
Kata "minder" dalam KBBI berarti rendah diri adalah perasaan yang malam ini berkecamuk di benak gue. Ada teman gue yang kurus banget sekarang, ada yang punya pacar, ada yang punya banyak prestasi, ada yang punya kerjaan baru, ada yang buka usaha.. dan gue malah memutuskan untuk balik jadi mahasiswa biasa dan ekplorasi hidup.
Pilihan gue memang akan membuat gue "disini - sini" aja. Tapi gue memang ingin menikmati tahun terakhir sebagai "mahasiswa" normal di kehidupan gue. Sebelum tahun depan skripsi, magang dan S2 sekaligus. Gue ingin jadi orang yang menikmati hidup. Tapi selalu berakhir minder kalo lihat orang lain lagi "berlari" mengejar impiannya.
Sedangkan gue, rasanya gini gini aja.
Kenapa ya social media selalu berhasil membuat orang lain insecure? Walau memang, kebanyakan orang hanya mengunggah hal baik. Tapi kenapa rasanya orang lain memiliki lebih banyak "hal baik" di hidupnya ketimbang diri sendiri?
Oh, shit. Ini dia hal yang gue nggak suka dari diri gue.
Comparing.
Same here. Gue juga kok. Digadang-gadang bisa jadi "orang", eh malah keasikan milih sekolah lagi sementara temen2 seusia gue di luar sana udah pada bisa berpenghasilan 7digit dan ngasi duit ke ortunya.
BalasHapusThat's fine.. I mean... We will go through. Good luck, girl. Every single step ahead is more challenging!
Aduh suka banget nih sama komen kakak. Benar benar, we will go through! Semangat kakak!
Hapustiap orang punya jalannya sendiri sih. mau.jadi apapun yang penting be yourself lah yaw. dari sanalah akan muncul keunikan tersendiri yang menjadi cerita unik dalam kehidupan kita
BalasHapusYup, setuju! Kita harus menghargai apa yang kita miliki ya, kak?^^
HapusMenurutku sebenernya lebih ke siapa yang kita follow sih, kak. Mengutip kata-kata pada saat aku bikin twitter, "Follow your interest!"
BalasHapusTwitter nyuruhnya gitu. Bukan follow your friend. Or follow your fancy friend. ehe
Saya ninggalin link ya:
https://rifalnurkholiq.blogspot.com/2018/10/three-girls-ive-amazed-before.html?m=1
Setuju banget, follow your interest! Kalo kejar yang fancy friend kaga pernah kelarrr;) Oke saya mampir
Hapus