YES OR YES #9 : Menunggu Tara


Langit sedari siang tak menunjukkan tanda tanda ingin bersahabat dengan kegiatan Tara hari ini. Padahal Tara harus pergi untuk check sound di salah satu mall pukul 6 sore, namun hujan tak kunjung berhenti dan jalanan di depan kampus tak bergerak sama sekali. Tara sudah lelah menggerutu. Ia akhirnya menyerah dan berlari ke Indomaret dekat gedung kampusnya sambil berharap tas biolanya tidak terlalu basah akibat hujan.

"Sumpah ini lepek banget..." Gerutu Tara saat sampai di teras Indomaret tersebut. Ia menyibakkan rambutnya lalu menepuk nepuk poninya supaya tidak terlalu lepek. "Sumpah malu banget kalo ketemu Ali..."

Tara mengusap usap beberapa bagian bajunya supaya air hujan yang menempel tidak turun mengenai bagian yang lain. Namun ketika ia menoleh, seorang laki laki dengan kemeja flanel berwarna biru donker dan putih berdiri di sampingnya. Farhan Ali ada di sampingnya.

Oke, skakmat. Pipi Tara merah padam.

Ali melihat Tara dengan wajah yang menahan tawa. Agaknya ia juga mendengar kalimat Tara barusan. Kenapa gadis ini malu untuk bertemu dengannya? Padahal dia terlihat baik baik saja..

"Jangan lihatin aku!" Seru Tara malu sambil menutup wajahnya. Ia melangkahkan kakinya ke kanan, sedikit menjauhi Ali sekitar satu jengkal.
Ali tersenyum kecil, "emangnya kenapa?"
"Nggakpapa, sih."
"Kamu bukannya ada kelas?" Tanya Ali mencoba mengalihkan pembicaraan supaya gadis itu menoleh padanya. Benar saja, Tara menoleh lalu menggerutkan dahinya.
"Eh? Iya.. Tapi kan udah selesai. Ini mau check sound buat acara besok."
"Bukannya sampai malam?"
Tara menggeleng, "nggak kok. Kamu sendiri kenapa belum pulang?"
"Hmm.." Ali menggeleng, "belum. Nunggu macet."

Tara terkekeh, "macet kok ditungguin.."
"Emang maunya apa yang ditunggu? Tara gitu?" Tanya Ali ringan. Tara menggeleng sambil menutupi senyumnya. Ia menatap Ali dengan tidak percaya. 
"Apaan sih.."
Ali ikutan tertawa, "kenapa? Kan aku nanya.."
"Ngapain nungguin aku?" 
"Yah.. Habis nunggu kamu, kita ngopi kek.. Atau makan mie ayam. Kamu suka mie ayam nggak, Ra?"
"Suka kok, Li.."
"Yaudah, aku tunggu kamu selesai acara ya."
"Acara apa dulu nih, Li?"
"Acara kamu besok. Emangnya kamu mau pergi malem malem ujan gini?"

Tara tersenyum lebar, "kenapa nggak?"

Mereka yang mencoba membuka hati sebenarnya selalu takut dipatahkan lagi. Namun mereka tahu hanya mereka sendiri yang bisa menyembuhkannya; walau mungkin harus dengan berani mematahkannya.

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.