the scars stayed
Setelah berhari - hari kebingungan dengan perasaan sendiri, akhirnya gue bisa bicara dengan dia. Kami ternyata masih sama sama bingung, tapi akhirnya kami sepakat mencoba mengatasi segala kebingungan yang membuat diri membangun tembok antara satu sama lain. Awalnya gue kira semua akan baik baik saja; because it was. Kami jadi sama sama terbuka satu sama lain.
But feelings couldn't lie and I couldn't say that it was the best part nor the worst part of having strong feelings towards someone. Gue merasakan adanya sedikit keanehan, perbedaan dan membawa gue ke berbagai macam spekulasi tanpa bukti nyata. Because he is not a guy who used to talk in problems, he healed by himself. Hal tersebut membuat gue ketakutan jika saja apa yang ada di benaknya adalah tentang gue lalu dia memutuskan sesuatu tanpa bicara dengan gue. Well, relationship isn't ALWAYS about being together because we also need spaces and distances. But still, I'm scared of being left by someone else's decision in a relationship. What I mean is; kalau tentang kita, kenapa nggak dibicarain aja?
Then I remembered the guy who made me had some trust issues. I thought I'm kinda missed someone like him. But after have a light conversation with him for awhile, it's not what I need. I realize that I didn't missed him at all. Then why? Why I remembered him?
Oh, well, when I woke up this morning, I realize my insecurities over dia it's because of the scars from my previous relationship still stayed while me personally had already forgiven the giver. Gue takut dia memutuskan sesuatu tanpa bicara dengan gue, menghilang lalu tiba tiba datang dengan kesimpulan sendiri ke gue. Datang dengan hati mantap meninggalkan gue tanpa membiarkan gue untuk punya kesempatan menyuarakan pendapat gue.
I bet our previous relationship shouldn't be involved in our present. Tapi kenyataannya, luka nggak bisa sembuh begitu saja kalau tidak ditangani dengan tepat. Gue bersyukur bisa buka hati sama dia, tapi gue ngga pernah sadar kalau suatu hari akan bertemu dengan ketakutan ini. Takut ditinggal tiba tiba, takut nggak dikasih kesempatan buat diskusi dan bicara, takut semua terulang lagi kaya yang sebelumnya.
Padahal dia beda. Mungkin dia sendiri ngga sadar udah bikin gue khawatir atau ketakutan sendiri. Tapi segala hal yang berkecamuk di kepala gue cuman bisa diatasi dengan bicara sama dia. Tahu kebenarannya.
Ada alasan kenapa perempuan sering butuh kabar dari pasangannya, well in this cases bukan perkara dia ada dimana, tapi what happened with him. Karena feeling kami sering kali terlalu kuat pada pasangannya dan jika tidak bisa dikontrol dengan benar bisa menimbulkan overthinking yang luar biasa.
Kadang gue berpikir, ini saatnya gue belajar untuk lebih dewasa dengan orang baru yang ada di hadapan gue. Tapi ternyata luka yang dulu harus disembuhkan dulu. Ngga ada yang bisa membuatnya hilang selain diri gue sendiri. Pertanggung jawaban hanya sebatas maaf, sementara minta orang lain sembuhkan juga bukan perkara mudah. Harus gue sembuhkan sendiri.
Tapi gimana caranya sembuhin rasa percaya sama orang?
"Jangan buka hati untuk berharap menyembuhkan luka diri. Jangan lari ke masa lalu untuk minta dia menghilangkan luka yang diberi. Sejatinya cuma kamu,
sang pemilik hati, yang bisa membuatnya hilang ditelan bumi."
Duh quotenya yang digambar bener bangeeet. Lagi ngalamin persis kayak gitu, jadi berasa banget arti dari quote itu :(
BalasHapushuhuhu i can understand it kaa:{
HapusBeehh sakitnya tuh di sini..
BalasHapusbanget kaaaa ahaha
Hapus