Jahat?

Beberapa hari belakangan ini cukup berat untuk gue lalui, tapi sebenarnya gue tahu, ini bukan apa - apa. Bukan hal yang besar dan nggak bisa gue handle sendiri, tapi nggak berarti gue sepelekan juga. Kalo kata buku kesukaan gue, this storm will pass.

Sebuah indikator bahwa gue menganggap hal ini adalah hal besar yaitu gue nggak bisa tidur sama sekali. Gue bisa terjaga 24 jam, sambil nangis atau telpon teman teman gue. Entah siapapun itu, gue cuman butuh didengarkan atau ada beberapa di antara mereka dengan baiknya mau membuka topik lain, yang jauh dari obrolan ini, supaya gue bisa lupa perasaan gue sendiri.

Namun karena nggak setiap malam gue bisa telpon mereka, atau gue minta mereka nginep di rumah gue, satu satunya cara adalah buat badan gue secapek mungkin dan langsung tidur ketika sampai rumah. Tentu saja, ketika pagi hari masih ada hati yang terasa berat dan nama yang tanpa permisi langsung muncul di benak. 

Lo tahu nggak mirisnya apa? Kadang kalo kaya gini, orang yang gue pikirin malah asyik sendiri sama dunianya yang buat gue kaya orang bego dan membuat sekeliling gue murka. Tapi tentu saja, gue selalu mencoba untuk meminimalisir ego gue dan mengedepankan logika gue... yang tentu saja nggak bisa bekerja di saat saat kaya gini.

Pertanyaan gue satu; jahat nggak sih kalo orang tiba tiba hilang rasa atau bosen kalo lagi sama lo?

Kalo lo tanya gue dua tahun yang lalu, gue bisa nulis 20 lembar halaman untuk bilang orang itu jahat. Tapi kali ini gue bisa bilang dengan lantang, "enggak. Nggak jahat. Gue juga pernah gitu." Karena sejujurnya gue juga pernah merasakan hal yang sama dan bagaimana gue serta dia menyikapinya aja yang beda. 

Well,  gue nggak tahu sih apa yang lebih baik. Tapi sekarang yang gue butuhkan adalah menetralisir hati supaya logika yang mempengaruhi dia, bukan emosi. Kalau ditanya sayang, pasti sayanglah. Cuman dari statement sayang aja, masih banyak hal yang akan muncul untuk dipertanyakan; worth it nggak sih? Akan bagaimana nantinya? Kamu bisa nggak nerima sifat buruk dia? Dia bisa nggak kompromi sama kamu yang kaya gini?

Another question came up to my mind this morning as I listened to Charlie Puth ft. Kehlani - Done For Me; apakah jarak akan memberikan kamu jawaban tentang apa yang sebenarnya kamu inginkan?


Ternyata gengs, bahagia aja nggak cukup ya buat membangun sebuah hubungan.


6 komentar:

  1. Mba sy sk lo bc postingan mba.. Ga tau knp... Ceritanya ngalir aja.. Trkdng ada yg mirip dgn sy... Sukses ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. huwaaa! terima kasih kaaak!! sukses juga buat kakak!

      Hapus
  2. Hmm.. menurut gue sih, sedih dan kecewa banget lah ya kalo punya temen kaya gitu. Apalagi sampe kita dijauhi :(

    Tapi fine lah.. gapapa. Anggap aja itu hal yang wajar. Gue juga setuju, karena setiap orang pun pasti juga akan merasa bosan dengan sekitar nya. Tinggal bagaimana kita menyikapi nya aja.

    Ego manusia juga perlu diperhatikan. Hanya karena melihat keburukan kita yg sedikit, langsung dianggap buruk semua olehnya. Haduhh!! Manusia yg kya gini yg gk gue suka.

    -intinya saling intropeksi dan saling menghargai saja. Tidak ada manusia yang sempurna didunia.

    BalasHapus
  3. Kalo yang bikin saya serih adalah kita ngasih pinjeman duit tapi temen gak mau balikin. Eh gw malah dimusuhin ckck

    BalasHapus

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.