[FLASH FICTION] she's no longer on your list --while you always be in hers

Berada di era digital yang dengan mudah mendekatkan orang-orang jauh rasanya bukan sebuah keuntungan baginya. Dia sebenarnya bisa mudah mengetahui kabarmu --tapi apa poinnya mengetahui kabar yang terkasih dari media sosial?

Orang bilang jika perasaan yang paling benar adalah ketika kita mau melepaskan apa yang kita cintai --demi kebahagiaannya. Karena kamu tampak bahagia dan baik-baik saja tanpanya, dia berusaha membereskan segala rasa rindu dan kecewanya untuk berlalu dan meningalkan kamu sendirian. Pernahkah kamu mengingatnya? Dia rasa kamu tidak punya waktu sama sekali. But she does.

Kamu akan bilang, "pergilah yang jauh" atau "aku sudah tidak butuh kamu, jangan cari aku." Andai rasa bisa dihilangkan secepat itu. Dia mengisi banyak hal kala kamu tak ada. Tapi semuanya nihil tak berbekas rasa. Dia tak bisa merasakan apa-apa. 

Lalu malam itu dia turunkan egonya karena khawatir padamu. Lalu malam selanjutnya dia turunkan temboknya karena bangga padamu. Kamu tidak menganggapnya apa-apa. Harusnya dia pergi saja bukan?

Dia menatapmu lewat layar ponselnya; dia benci bagaimana kamu membuat segala hal yang dia lakukan tak memiliki rasa lagi. Dia hampa. Dia kosong. Namun dia sayang padamu. Perasaan gila yang masih melekat; entah karena memori atau memang hati yang punya andil.

Dia tidak pernah lari dari kamu. Dia pergi karena kamu tak lagi mencarinya. Dia pergi karena kamu tak ingin dicari olehnya --kamu bilang kamu akan kembali dengan sendirinya. Tapi kamu kemana?

Orang-orang itu jahat. Mereka selalu membuka cakap layaknya kamu bukan apa-apa untuknya. Di tengah-tengah obrolan ringan, mereka bertanya, "jadi bagaimana kamu dengan Fadil, Min?"

Dia tidak bisa jawab apa-apa, karena tidak ada apa-apa lagi di antara kamu dan dia. Kamu hilang padahal janji akan datang. Kamu hilang padahal bilang tak akan lama-lama. Kamu bilang butuh ruang tapi nyatanya kamu menghapusnya dari apapun itu di hidupmu.

Dia tidak lagi berada pada daftar hal yang berpengaruh bagimu --ketika kamu, setelah dia usir pun dari hatinya, you always do.

Lalu dia hanya bisa menggeleng dan berkata, "nggak tahu. Fadil hilang."

"Ya sudah, kamu ngapain lagi? Mending cari yang baru."

Andai menghilangkan rasa semudah itu. Sayangnya ia tak bisa mengatur rasa itu sesuai maunya --dia tenggelam dalam rasa yang tak bisa diungkapkan.

Fadil hilang --Yasmin juga. Tak ada yang memulai cakap. Yasmin tak lagi berusaha untuk bersahabat. Karena keadaan membuat Yasmin merasa hampa; ia tidak bertenaga untuk berjuang. Berjuang untuk sekedar memperbaiki keadaan atau berdamai dengan hatinya.

"Jangan tolol." Gerutunya kala melihat kamu dari kejauhan, "kita harus selesai lebih jelas --atau salah satu akan menyesal karena tak sempat jujur untuk menentukan arah."



Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.