[FLASH FICTION] Tell Me Why

Tidak sekali dua kali Daffa terjebak dalam keheningan seperti ini. Maka dari itu pura-pura tidak melihat Shirin sedang tertawa dengan Henri di hadapannya bukanlah hal yang sulit untuknya. This silence feels way much better than having himself being drained to handle Shirin. But honestly, his soul is screaming right now. Kenapa sih nggak bisa baik-baik aja?

Perempuan itu tak menoleh sedikitpun meski ia duduk di samping Daffa. All she does is talking straight to Henri and ignored Daffa. Daffa jelas kesal atau mendadak tidak peduli karena sudah lelah dengan siklus hubungannya dengan Shirin. Kenapa sih harus selalu memperlakukannya seakan-akan ia tidak ada? Kenapa nggak berlaku biasa saja? Tapi yang Daffa tidak pernah tahu, Shirin juga berjuang untuk tidak menatap Daffa. Karena jika satu kali saja perempuan itu menatap mata Daffa, segala hal yang sudah ia pertahankan akan runtuh seketika.

Shirin knows that there's no point of ignoring Daffa Aryaputra like this. Daffa akan tetap menjadi Daffa yang datang ketika ia mau dan pergi ketika ia tak ingin tinggal. Namun bagaimanapun kebiasaan Daffa, Shirin sudah tidak bisa lagi selalu membuka pintu untuk menerima Daffa setelah hilang berhari-hari. Padahal ia masih sering rindu pada Daffa, tapi dia tidak cukup berani untuk patah hati lagi. She feels like a loser. 

Sejujurnya hingga hari ini mereka kembali duduk di ruangan yang sama tanpa bicara pun, Shirin tidak tahu apa alasan Daffa mendiamkannya dan pergi. Seperti Daffa juga tidak bisa menjelaskan kenapa ia memilih meninggalkan Shirin dan lari. The last thing Shirin remembered about Daffa is how that guy look so pissed off with himself and told her to wait until he could winning this anxiety games. Tapi hal ini terjadi berulang kali dan Daffa selalu lari ke orang lain ketika menghadapi ini. Should Shirin stay a little longer?

Dalam hatinya Shirin menggerutu, "kenapa sih lo nggak ngomong aja apa masalah lo sama gue? Kenapa pergi dan selalu muncul di mana-mana tapi kita nggak bisa bicara?"

Sedangkan kepala Daffa terlalu kosong supaya bisa berpikir, bahwa meninggalkan Shirin untuk menyelamatkan dirinya tanpa alasan yang jelas ternyata membuat gadis itu terluka lebih parah dari dirinya sendiri.

2 komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.