kata hilang makna
"Gue mau cancel buku gue aja."
Kalimat konyol itu tiba-tiba muncul dari bibir gue beberapa saat setelah gue membuka media sosial. Iya, hari itu, 3 Agustus 2019. Hari di mana gue merasa benar-benar tolol dan menghabiskan waktu gue terlalu lama untuk sesuatu hal yang nggak peduli sama gue sama sekali. Hari itu harusnya gue lagi bahagia-bahagianya. Gimana enggak? Gue jadi MC untuk acara besar jurusan gue, tiga kali berturut-turut. Pameran instalasi media untuk nilai semester terakhir pun sudah selesai. Tapi ada aja yang bikin gue kecewa.
Lo tau nggak kenapa gue kecewa? Karena gue menunggu orang yang nggak peduli lagi sama gue. Sadar banget kok diri gue ini kalo dia udah nggak mau tahu lagi tentang hidup gue. He will come once he need me. Memang itu kan nature from human being? Hehehe.
Teman baik gue, Alexandra Audrina udah kehabisan akal ngasih tau gue kalo sebulan menghilang itu bukan cuman karena butuh waktu sendiri. Sebulan menghilang itu punya banyak arti. Meski ini bukan kali pertama dia hilang dari hidup gue, tapi mau sampe kapan gue nunggu sampe dia muncul lagi? Apa sih yang gue cari?
Alex bukan tipikal orang yang akan maki-maki, tapi malam itu kayaknya dia udah capek banget ngehadepin temennya yang semakin bodoh karena percaya akan kebaikan dunia. What goes around will comes around. Kayaknya gue selalu ngasih yang terbaik buat elo deh, kenapa elo begini sama gue?
Pagi tadi, entah kenapa gue teringat dia. Pengen tahu apa kabarnya. It's been a week setelah terakhir kali kita ngobrol and I asked his blessings over my project. Did he reply my text? Jelas nggak dong. He's been too busy with himself, his friends, his ego, his world and there's no me in between.
Gue percaya, bukan salah dia doang kok kalo kita akhirnya jadi kayak gini. Pasti dia memilih untuk melepaskan gue karena satu dan lain hal. Tapi sedih nggak sih, if you turned back to a month ago, you guys still did things nice, then sekarang kayak strangers?
Aneh banget perasaan pagi ini..
Gimana orang yang tadinya selalu ada di priority list gue tiba-tiba hilang dari sana.. Gimana kecewanya gue setelah selalu concern sama dia tapi dia nggak ngitung effort gue sama sekali.. Gimana kita berdua jadi orang asing pada akhirnya..
Ini nih bagian yang gue nggak suka dari gue dan dia. Kami dan ego kami. Dia dan egonya yang nggak pernah milih gue. Gue dan ego gue yang selalu memilih dia. Ada yang bilang sama gue, "relain aja." Ada juga yang bilang sama gue, "lo harus perjelas kalo lo mau pergi dari dia."
Sampai akhirnya ketika gue menulis ini, gue merasa bodoh dengan keadaan ini. Kita lari dari apa sih? Kita nutupin apa antara satu sama lain? Bukannya dulu juga kita nggak kenal? Kenapa kita jadi kayak gini?
The last time we talked, he told me that I'm the one who shut him up. I'm the one who is running away from him. Why didn't he mention that he is the one who pushed me away at the first place?
Sahabat - sahabat gue langsung marah ketika gue bilang gue ingin cancel buku gue. Karena never in a million they ever see me this way. Gue nggak akan pernah give up sama impian gue yet gue nggak akan juga jadi orang yang nggak profesional. Kalo sampe gue lakuin ini dan pemicunya adalah dia, you know what it means? What he did means a lot to me. Bukan berarti gue melakukan sesuatu cuman karena dia, tapi impact dari sikap dia ini berlaku besar ke gue.
Gue nggak bisa nyalahin dia. This situation must be caused by the two of us. But.. I saw my self drowning again. Di saat gue harusnya maju dan semangat, gue kembali menutup diri gue dari orang orang. Gue takut gue balik lagi kayak dulu. Gue takut banget.....
Kalo sampe gue balik lagi nutup diri dan nggak percaya sama orang kayak dulu, gue harus gimana? Gue nggak mau mengulang masa masa itu lagi.
Sekarang, rasanya setiap kata hilang makna.
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}