"Kamu udah punya pacar ya?"

Mata bertemu mata, telinga tak lagi hanya mendengar karena bibir kita kini saling bicara. Aku memberanikan diri --atau tepatnya, mencoba menutup setiap luka yang setiap hari terasa sakit. Ini sudah terlalu berlebihan. Rasa sakit ini terlalu sering, tidak bisa lagi aku membiarkannya. 

Kala kita bicara basa - basi, tapi terdengar kental layaknya tradisi yang tak pernah mati, aku memperhatikanmu. Kamu tampak lebih kurus sekarang. Apakah hanya perasaanku? 

Jadi aku, gilanya, sambil mengunyah makananku, aku berkata, "kamu kurusan. Apa tipsnya? Gantengan deh."

"Hehehe selalu ganteng nggak sih?" Kamu tersipu.
"Kok bisa kurus? Nggak makan yah?"
Kamu mengangguk, dengan gayamu, "iya, miskin dan makan sehari sekali biar kurus."
"Ada apa sih kok kurusan? Udah punya pacar ya?"

Sedetik kamu terdiam, lalu kamu bicara, "oh iya dong punya pacar."

"Cie udah punya pacar. Ih gantengan deh." Jawabku.

"Hehehe iya pacaran sama si itu tuh!" Serumu sambil mengalihkan pembicaraan.

Semoga kamu jatuh cinta pada orang yang setiap harinya ingin kamu bantu -bahkan dalam kekacauannya. Supaya kamu tahu dan akhirnya mengerti, kenapa aku yang kamu hempaskan ini pernah memperjuangkan kamu sejadi-jadinya.




Rindu ini terasa, tapi cukup. Ini bukan saatnya kita bertemu. Ini saatnya kita eksplorasi, cari orang-orang baru, pahami diri masing-masing supaya bisa tahu kenapa kita gagal di waktu itu.

Nanti jika masanya datang, mari mulai lagi.

2 komentar:

  1. Rasanya sakiit ya dia bilang gitu.. Padahal belom tentu juga dia serius jwbnya alias punya pcr baru... Kadang keingin tahuan kita malahan bikin hati tambh sakiit... Tanda bhwa swbetulnya di dlm hati kita tuh msh peduli walaupun udh ga ada hubungan lgi

    BalasHapus

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.