Page 364 of 365 : Another Level To Take
"Everything will fall back at it's place eventually."
***
Kuningan City Mall, Jakarta
Sebagai penulis, gue punya intuisi sendiri ketika melakukan sesuatu. Gue percaya akan satu hal; ketika gue menulis sesuatu dengan sungguh-sungguh, Tuhan dan semesta alam akan berkonspirasi membuatnya jadi kenyataan pada satu titik. Kita nggak bisa menyangkal, karena terlalu banyak hal yang terjadi setelah gue tulis. Seperti gue yang mempunyai rencana hidup dan menulisnya setulus hati, lalu dua tahun setelah menulis itu, semua yang gue inginkan sudah tercapai.
Well, if I could tell you, everything falling way much better than I've written down years ago. Tapi ketika gue berhenti menulis harapan-harapan gue, ketika gue berhenti memikirkan goals gue, tiba-tiba hidup gue kacau. You barely know, gue benci banget sama yang namanya ketidakpastian. Setelah semua yang gue inginkan tercapai, tiba-tiba gue mengalami banyak ketidakpastian. Gue menemukan obstacles yang nggak pernah gue sangka.. gue temukan lagi di usia gue ke 22 tahun. Gue merasakan hal-hal yang dulu pernah gue rasain; nggak dihargain, jadi orang jahat di cerita orang lain, dibuang, dibanding-bandingin...
To let you know, it kills me. Banyak banget hal-hal yang bikin gue ngerasa pengen balik ke tahun 2018 aja, karena gue ngerasa lebih self-love di tahun itu. But I guess it's a price to pay to take another level, isn't it?
Because... I'm 22 years old in 6 days.
Well, selamat membaca rangkuman pengaduan kehidupanku di halaman ke 364 dari 365 di tahun 2019...
PS: Gue kira, gue nggak akan bisa lalui semua ini. Tapi kalau dilihat dari hari ini sudah tanggal 30 Desember 2019, berarti gue berhasil survive selama 364 hari terakhir kan?
***
SCHOOL LIFE
Oh hell yeah, gue jadi asisten dosen. Do you believe it? Sumpah, gue sih nggak. HAHAHA.
Karena gue masuk kelas unggulan di kampus, jadi gue dapet privilege untuk mendaftarkan diri sebagai asisten dosen. Alhamdulillah gue terpilih jadi asdosnya Sir Dendy dan ngajar satu kelas TV Production yang final examnya bikin TV Show. UNTUK GUE REMIND SEKALI LAGI, meski gue anak media banget, tapi gue bukan anak TV :" And a lot of effort I took while doing this things. Gue utak atik premiere pro lagi, nontonin banyak TV Shows dan lain-lain. Alhamdulillah senang sekali bisa bantu teman-temannya dengan ngajarin dasar-dasar editing dan juga show preparation. Kek nggak sia-sia kan kuliah? WKWKWK.
Paling gue inget adalah ketika anak-anak asdosan gue manggil gue, "Miss Titi." I COULDN'T HANDLE MY TEARS WKWKWK. Segitu hidup gue di LSPR sebagai President LSR, masih aje dipanggil Miss ;)
Tahun ini juga aneh banget deh hidup gue. Seperti yang gue ceritakan tahun lalu, makin tua bukannya makin semangat kuliahnya, eh tiba-tiba gue dapet beasiswa dari pemerintah sebagai salah satu mahasiswa berprestasi LSPR... Aneh nggak sih? ANEH KAN? Gue juga kaget banget. Tapi Alhamdulillah dapet beasiswa dan IPK gue juga naik di tahun kedua gue jadi President ini. Terima kasih Indonesia!
WAIT.
Dari tadi cerita achievement, tapi belum cerita hal paling besar yang terjadi tahun ini. Karena LSPR Jakarta buka kampus di Bekasi, dan notabene itu semua buat jurusan di kampus B (termasuk jurusan gue), maka di bulan Maret - Agustus gue tinggal di Bekasi:"} Kebayang nggak sih hecticnya hidup semester 6 gue?
Mungkin itu juga yang bikin gue jarang nulis di blog tahun ini. Karena hidup gue kayak business woman deh. Senin - Jumat siang di Bekasi buat kelas dan ngurus radio kedua LSR (hehehe gue punya 2 radio geng) terus weekend di Jakarta buat ngajar kelas announcing dan rapat.
Pokoknya udah mulai gila gue ;)
Selepas Agustus, gue langsung fokus ke skripsi gue dan buku kelima gue. Untuk syarat kelulusan S1, gue ambil nonskripsi alias pembuatan karya daripada menulis skripsi (penelitian). To note you guys, nonskripsi nggak lebih mudah ya.. Sama-sama riset dulu, sama-sama stress bab 1 2 3. Bahkan uangnya keluar lebih banyak, apalagi yang kaya gue, nggak cuman perencanaan tapi sampai proses produksi karya.
Gue nulis buku tentang self-improvement pada pelaku self-harm since I really interested about the topic. Karena di 2019 ini gue diuji dengan banyak cerita mental health yang nyerempet ke perilaku self-harm. Jadi gue teliti tentang self-harm itu sendiri dan membuatnya dalam bentuk novel.
So genius right? Habis rilis buku di September, langsung lari-lari kejer buku keenam. Genius banget, bikin sakit kepala.
Selain siapin tentang nonskripsi, gue juga lagi magang. Tebak gue magang di mana? YA. TIDAK DI RADIO! ;) HAHAHAHA. Sebenarnya ada beberapa radio yang alhamdulillah memanggil gue, tapi long story short, akhirnya gue di Joylada Indonesia, teman-teman. Itu aplikasi menulis yang dulu gue sering banget singgahi untuk kabur dari kenyataan. Gue kenal Joylada di 2018 dan karena ada nasib baik, bisa belajar kerja di sana di Oktober 2019 ;)
Oke, sebelum menutup cerita tentang sekolah, I'll let you know juga.. Gue ngambil S2. Iya, gue gila. Gue ambil akselerasi S2 dengan jurusan Social Media and Mass Management. Iya gue anaknya Mass Comm banget. Iya. S2, sambil kerjain skripsi S1, sambil ada kelas S1, sambil kerja, sambil....
Sambil nonton viu aja deh:"} Cape banget ya Allah but fun! Doain gue yah tahun depan bisa cerita kalo gue sudah resmi jadi S.I.Kom lewat #RitzCarlton2020 WUHUU AAMIIN!
***
THE BESTIES
Tahun ini penuh pelajaran akan pertemanan. Emang bener banget tuh artikel-artikel yang dulu ceritain kalo mahasiswa bisa aja pengen bunuh diri waktu nulis skripsi karena bisa ngerasa sekesepian itu. Apalagi kalo susah beradaptasi sama lingkungan baru atau bener-bener sendirian. Gila, gue stress banget. Ditambah selepas semester 6, gue lagi hectic-hecticnya ngurus event terbesar radio lalu setelah itu harus regenerasi.
Tahun ini gue ketemu banyak teman baru, yang gue anggap teman dekat banget, taunya mereka cuman biasa aja ke gue. Ada juga yang dulu sahabatan banget, tapi sekarang udah nggak sahabatan lagi. Ada juga yang gue rasa udah klop banget, tahunya ada aja hal yang bikin gue ngerasa.. duh? Bener nggak ya lo orangnya?
Dari yang gue baper banget, gue galau mulu, gue sedih mulu, gue usahain mulu, sampe hari ini di Kuningan City, gue udah selesai mengusahakan orang-orang. I'm trying to get appreciation from people and it's never enough. Itu yang bikin gue kehilangan orang-orang baik dan dikelilingi orang-orang yang take me for granted.
Tahun ini gue berencana untuk berhenti mentioning all the people who always with me karena kebanyakan ups and downs. Gue nggak mau mengistimewakan siapa-siapa lagi karena gue percaya kalau semua orang punya partnya masing-masing di hidup orang lain. Kalau mereka membaca ini, mereka juga tahu kok gue bilang ini untuk mereka....
Terima kasih untuk teman-teman, kakak-kakak, adik-adik yang mau berteman dan menyayangi gue si brengsek ini. Nggak bisa balikin apa-apa selain mendoakan hal baik kembali ke teman-teman.
Terima kasih.
Terima kasih banyak...
***
THE ACHIEVEMENTS
Oh I guess setengah dari cerita gue udah gue bagikan di atas ya?
Tapi tahun ini yang paling gue banggakan adalah tim gue, Kabinet Infinity. Mereka berhasil bersama-sama gue membangun satu lagi radio London School Radio yang bertempat di LSPR Transpark Bekasi, Beyond Radio. Plus bikin banyak hal baru yang bikin stress tapi bener-bener sesuai doa dan niat gue di awal lanjut 2 periode; belajar jadi Program Director. Terima kasih banyak Infinity...
Selain itu, tahun ini akhirnya berhasil menerbitkan 1 buku. Terima kasih banyak yang sebesar besarnya untuk Reihan Fadillah. Orang dibalik kesuksesan satu naskah buku yang sudah tertunda selama 1,5 tahun. Kalau nggak ketemu Arai di bulan November 2018, gue nggak akan pernah menerbitkan Irreplaceable kali.
Dia yang jadi editor dan temen ngobrol gue untuk semua tulisan tulisan di Irreplaceable. Walau hampir setengah tahun ngejer penulisannya, tapi dia nemenin gue sampai tercetaknya buku itu. Terima kasih ya, Arai!
Selain Arai, terima kasih juga untuk Cacepmikton, Red Velvet, Cece Natal, Yasmin, Filnest, Kak Mayke, designer gue Kak Zula, illustrator gue si Lintang kesayangan dan music director buku gue, Ellen.. Gila WKWKWKKW. SELESAI JUGA BUKU INI WOI. YUK DIBELI~ BUKU KELIMA NEEEEH!
Dan cerita terakhir adalah ketika gue iseng aja gitu upload video ini...
Taunya dari 6000 orang, gue keterima masuk 100 besar audisi Gue Anak Radio season 2 nya Mahaka Radio Integra WOIII! Mantan calon tempat magang gue:"} Karena gue kebutu di Joylada terus tiba-tiba Mahaka rilis kalo gue masuk 100 besar audisi dan malamnya gue dihubungin kalo CV gue diterima juga buat magang... Anjrit masih merinding. Allah bener-bener punya rencananya sendiri. Tapi gue percaya banget, kalau Allah ngasih gue di Joylada, berarti ada sesuatu yang harus gue pelajari dulu sebelum gue kejar mimpi gue jadi Program Director. Bismillah :"}
Seneng banget 2019, bener-bener nano nano!
EITS KETINGGALAN...
Satu lagi achievements gue... Berhasil regenerasi buat President LSR dan move on pelan-pelan dari sana. Semangat ya adikku, Wilhelmina Sistianingaluh. I will always support you!
***
LOVE LIFE
Cuman bisa bilang, "jaga omongan. Jaga tulisan. Karena semua itu akan diamini oleh Tuhan dan alam semesta."
Ada satu teori komunikasi yang paling gue suka dan gue pakai untuk nonskripsi gue sekarang. Namanya Paradigma Naratif milik Walter Fisher, di mana salah satu asumsinya mengatakan bahwa "dunia adalah serangkaian cerita yang darinya kita pilih, dan dengan demikian terus - menerus menciptakan kembali kehidupan kita."
Sederhananya, "dunia ini berjalan ketika kita percaya pada sesuatu."
Lucu banget deh, gue pernah bilang "nggak mau lagi main sama Farhan Ali." Kalau lo baca seri "Yes or Yes" gue, lo pasti tahu segimana Ali bikin gue geram karena nggak pernah mau bergerak. Akhirnya nggak lama dari situ gue ketemu Arka dan... Suatu malam, karena pertengkaran hebat antara gue sama Arka, tiba-tiba Farhan Ali yang ada di sana. Menemani gue. Empat jam penuh. Nangis, ketawa, nangis, ketawa. Lalu malam itu dia menjelaskan segala hal kenapa kita berdua nggak bisa jadian dan kita jadi sahabat sekarang. Miris kan?
Sementara itu, kalo lo inget tulisan gue tahun lalu...
Itu dia, the one and only, my irreplaceable one, Arka Satya.
Gue nggak bisa bilang apa-apa selain... Kami tidak berakhir baik dan itu karena gue juga yang nggak mau denger apa yang gue tuliskan. Gue percaya pertemuan gue dan Arka di masa sekarang bersifat sementara karena kita akan ketemu lagi di masa depan. Tapi gue mengabaikan itu dan nyakitin dia.
Gue hanya bisa berdoa, semoga dia bahagia. Semoga di kehidupannya yang sekarang dia bisa memahami apa yang nggak pernah dia mengerti dari gue. Semoga kalau bertemu lagi nanti, kita berdua lebih banyak membahagiakan.
"Elo bikin gue berubah. Elo sendiri yang nyuruh gue untuk jadi diri sendiri. Tapi kalau gue nggak berubah, gimana bikin lo bahagia? Jadi mending gue aja yang pergi. Biar gue sakit sendiri, elo nggak usah sakit. Biar kita berdua nggak sama - sama sakit."
Lalu perlahan tapi pasti, dia pergi meninggalkan gue yang akhirnya....
Kita sama - sama sakit.
***
Tahun 2019 banyak hal baik dan buruk datang kepada gue. Awalnya gue nggak bisa menerima itu semua karena menurut gue ada beberapa hal yang nggak pantas gue dapatkan. Tapi siapalah gue bisa menentukan apa yang pantas dan nggak pantas untuk gue?
Dalam perjalanannya, setiap gue berantakan, gue selalu ingat 3 ayat kesukaan gue;
And whatever of blessings and good things you have, it is from Allah.
(An-Nahl: 53)
Indeed what is to come will be better for you than what has gone by.
(Ad-duha:4)
And it may be that you dislike a thing which is good for you. And that. You like a thing which is bad for you. Allah knows, but you don’t know.
(Al-Baqarah:216)
Pelan-pelan gue mulai menata diri gue. Mencari diri gue yang hilang karena patah hati atau karena hidup gue nggak sesuai ekspektasi dan rencana gue. Tapi seperti bunga yang berguguran, pada suatu masa pasti akan mekar lagi. Everything will fall back at its place eventually.
Mungkin, ini yang namanya quarter life crisis sebenarnya. Untuk jadi lebih baik, harus mau belajar buat naik level bukan?
Terima kasih banyak untuk teman-teman yang masih setia dengan Alice in Tipluk's World! Terima kasih juga untuk yang masih mau temenan juga sama gue. Wkwkwk. Gue ngeselin banget yah tahun ini? Kaget juga nggak cerita panjang lebar tentang lovelife dan bestie, mungkin sudah ngerasa itu jadi privasi kali? Well... Another reason is... Nggak bisa cerita lebih banyak daripada ini karena udah nangis-nangis ye di Kuningan City. Tapi doakan saja, gue bisa setting new goals dan menemukan kebahagiaan gue lagi.
Selain segala hal baik, gue juga kehilangan banyak hal. London School Radio, jabatan sebagai President, kesempatan magang di tempat impian gue, kehilangan teman-teman gue karena udah nggak sejalan, kehilangan Arka, kehilangan pembaca... Tapi, memang semua ada masanya kan?
Untuk mendapatkan yang lebih baik, kita harus siap tumbuh dan berkembang. Jadi Bismillahirrahmanirrahim, menyambut 2020 yang lebih menyenangkan.... Insya Allah, gue sudah rela melepaskan segala yang harus dilepaskan.
semangat menyambut tahun 2020 dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan dari Allah :)
BalasHapusWah seru banget tahun 2019nya, moga makin seru lagi buat di tahun yang baru
BalasHapus