congratulations! you're finally leaving!

Sejujurnya gue menghindari berbagai macam bentuk pertemuan dengan lo. Karena beberapa di antaranya hanya menambah deretan bukti bahwa kita semakin berjarak --dan kita saling membenci.

Sebelum akhirnya kita harus bertemu dalam sebuah acara yang sama, gue menemukan Eric Nam secara terlambat. Penyanyi yang juga lagunya masuk ke playlist lo, tapi gue temukan jati dirinya karena Solar Mamamoo. Ini yang orang-orang nggak pernah tahu; gue menemukan elo di Eric. Pintar, explore banyak hal, suka makan dan suka masak, senang bercanda dan manisnya nggak cheesy. Semua hal baik yang gue lupakan tentang lo ada di Eric.

Menonton videonya dan dengerin podcastnya bikin gue ngerasa heartwarming sendiri. Gue selalu terhibur dan nggak lagi merasa kesepian. Seperti yang lo tahu, setelah lo pergi, pintu gue kembali tertutup. Kali ini karena gue brengsek sama orang, dan dibrengsekin juga, jadi self-blame gue kembali muncul. I don't think I know how to treat people properly. Jadi rasanya nutup diri itu hal yang baik. I try to put my self together along the way I do my work and fangirling... Tentu saja kita semua tau, I hit 22 years old. Udah nggak waktunya fangirling. But still, Eric saved me.


Thru this interview, gue tersadar untuk mulai memperhatikan diri gue lagi dari segala aspek. Eric bilang, "hal pertama yang gue lihat adalah apakah orang itu taking good care of themselves atau nggak, karena semua itu penting." Thanks to Eric, kalimat itu kayak petir menyambar di siang bolong gue yang lagi tidur-tiduran nonton Drama Korea.

So, as I said before in front of you, "gue sudah bahagia sekarang. Gue berharap elo juga bisa bahagia." Another thing I said, and I'm not sure whether you heard it, but I'm sure you heard it lol, "gue sih udah biasa aja. Dianya nggak tahu." Yah... Gue sudah bisa berdiri sendiri dan nggak merasa bersalah lagi.

Selama ini gue cuman ingat bagian gue menyakiti lo dan fakta bahwa lo juga nyakitin gue tapi malah elo yang blocking me out. Padahal kalo elo nggak ngelakuin itu, mungkin sampai hari ini, gue sama lo masih drama-drama aja. Kita belum siap buat ketemu satu sama lain, tapi gue maksa coba, dan elo nurut-nurut aja. Padahal kita tahu, hati kita belum siap buat berbagi rasa sama orang yang sama-sama berantakannya.

Jadi gue memutuskan untuk melupakan segala sakit dan hal buruk tentang lo, serta mengingat sosok lo yang manis saja seperti Eric Nam. Karena semakin sering gue mengingat hal buruk tentang kita dan elo pribadi, semakin sakit hati gue. Lebih baik gue buang hal buruk dan ingat tentang hal baik-baik supaya gue juga bisa hidup tenang. Well since I tried to do it, rasanya lebih ringan dan hari-hari gue jadi menyenangkan. No more heavy chest in the morning and I don't miss you anymore, Arka.

Karena Eric ada, there's so much more probabilities gue ketemu sama orang yang kaya lo lagi. Berpisah sama lo bukan akhir dari perjalanan gue, dan masih banyak kemungkinan yang terjadi di masa depan. Tapi bukan berarti gue nunggu lo atau cari hal yang sama kaya lo. Hanya saja gue membiarkan diri gue menyadari bahwa masih banyak orang di luar sana yang sesuai sama mau gue.

Terakhir, gue inget banget semua orang nanya hal yang sama, "masih sayang nggak sama Arka?" Jelas jawabannya iya. Tapi gue nggak mau lagi minta-minta orang untuk mencintai gue. I put my self first, I love my self more. Ya kalo kita ngga workout gini, at least I've tried. Sisanya, it's his loss, not mine.

Well, congratulations! You're finally leaving. Thank you for a great year and everything you gave me. Toast to the end of you and i.

Arka looks like this. Asian, but he prefer to speak in English, and pretty 
well in Korean. He loves black shirt and his hand sticked to his phone.

PS: It's way much better when we talk as usual then we're shuting each other down. You didn't touch the stitch I had and I'm pretty sure, I made your anger less.

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.