Before We Begin The Series: Come Through


Meja makan keluarga Nam sudah penuh dengan berbagai makanan untuk merayakan Thanksgiving tahun 2016. Ini kali pertama Eric didatangi oleh seluruh keluarganya dari Atlanta untuk merayakan ulang tahunnya yang sudah lewat 3 hari lalu. Mama Eric terlihat sibuk bolak balik dapur dan ruang makan apartemen Eric sedari tadi sore sedangkan ketiga anak laki-lakinya malah sibuk berkumpul di ruang tengah dan bermain game.

​Ini momen paling bahagia di hidup seorang Eric. Ketika dia akhirnya bisa hidup tenang bersama pekerjaan yang paling ia sukai yaitu menyanyi dan menghibur orang, lalu dikelilingi keluarganya yang begitu suportif dan teman-teman yang sangat peduli padanya. Who does have time to think about finding another love?

​Sudah cukup ia patah hati hingga tahun kemarin, tidak perlu lagi cari-cari hati lain.

​Eddie, adik pertamanya yang kini merangkap sebagai manajernya tapi tidak berpikiran seperti itu. Bahkan ditengah battle games-nya, Eddie masih merayu Eric untuk mulai buka hati.

​“Eric, cobalah dulu.” Bujuk Eddie yang duduk di samping Eric sambil memainkan stick PlayStation-nya.

​Eric pura-pura tidak mendengar namun ia teriak histeris, “woy, jangan senggol mobilku gitu.”

​Sementara itu Brian adik bungsu mereka yang daritadi asyik sendiri bersama Nintendo-nya pun akhirnya jadi penasaran karena melihat reaksi Eric, “emangnya kamu disuruh ngapain, Hyung?”

​“Ew, stop it, Bri. Geli banget.” Erang Eric yang paling anti dipanggil ‘kakak’ oleh adik-adiknya.
​“Eric, jelas-jelas kamu sudah 28 tahun. Kenapa masih nggak mau terima kalau kamu sudah tua?” Teriak Mama dari dapur.
​Seketika tawa pecah di antara kedua adik Eric. Eric menatap mereka kesal, “puas?”
​“Hahaha, Hyung.. Actually, you’re 29 years old based on Korean ages.”
​“Oh, no! I’m aging too fast. I’m just a baby yesterday.”
​“Ah, selalu deh Eric mengalihkan pembicaraan.” Brian menaruh Nintendo-nya dengan kesal. Sontak Eddie menghentikan permainan mereka lalu berbalik menghadap adiknya.
​“Eddie!” Seru Eric kesal karena permainan itu berhenti begitu saja.

​“Jadi sebulan lalu Eric dapat tawaran ikut main reality show, We Got Married, yang terkenal itu.” Ujar Eddie membuka percakapan.
​“Omo! Itu yang setiap artis atau idol tiba-tiba dinikahkan lalu dibuat tayangan TV setiap minggunya kan?”
​Eddie mengangguk, “iya, lalu aku tanya padanya apakah dia mau. Kamu tau kakakmu jawab apa, Bri?”
​“Aku nggak bilang iya lho, Ed.” Sahut Eric dengan wajah memerah.

​“Nggak usah salting dong, Hyung. Emang dia jawab apa?”
​“Dia bilang, ‘kalo pasangannya manis, humoris dan juga penyanyi, kabari aku.’ Ya aku pikir dia mau dong? Jadi aku kabari PD dari WGM dan berdiskusi dengannya. Setelah keluar beberapa nama, aku pilihkan satu untuknya.”
​“Who?” Tanya Brian sambil meraih Nintendo-nya lagi.
​“Chakkaman, aku nggak mau di sini.” Kata Eric sambil bangun dari duduknya. Namun belum sempat Eric bangkit, Eddie menarik tangannya lalu berkata, “Solar Mamamoo.”
​Brian sontak melempar Nintendo-nya ke sofa dan berteriak, “OMOO! MAMAMOO?! Um Oh Ah Yeah?!”

​“EDWARD!!” Erang Eric salah tingkah, “Aduuuh! Brian aja deh sana ikutan WGM.”
​“I know right? Pasti kamu juga masih inget gimana Eric super ekstra banget banget waktu Mamamoo datang ke After School Club. Setelah itu setiap hari lagu Mamamoo yang dia putar.”
​“Hyung! Kok kamu nggak mau ikutan WGM? Sama Solar lho! Ya ampun, Solar Nuna itu cantik bangeeeet.” Ujar Brian heboh.

​“Siapa yang cantik?” Teriak Mama dari dapur.
​“Nggak, Ma!” Seru Eric kesal, “look, yes I know I’m kinda interested with this girl. But!”
​“But?” Tanya Eddie dan Brian bersamaan.
​“Arrgh, but there’s no guarantee that she will like me back and this show is only a show. A SHOW. Something scripted. Eventhough I will spend the rest of 8 months as her husband, it doesn’t mean it will also happen in real life. You know what I’m trying to say?”

​Eddie dan Brian menggeleng bersamaan.

​“In short sentence; I’m not ready to have another broken heart session.”
​“Emang kamu yakin kamu bakal suka lebih lanjut sama Solar? Bukannya kamu picky banget dan semuanya serba hati-hati? Kamu yakin akan patah hati lagi? Kamu kan belum coba, Hyung…” Cecar Brian dengan nada menyelidik.

​“Bri, jangan panggil aku Hyung juga atau aku nggak akan pinjemin kamu kartu kredit lagi.” Kata Eddie dengan nada jijik.
​Brian langsung mendelik ke arah Eddie, “hadeeeeh pelit.”
​“Ah, aku nggak tahu. Aku nggak mau mulai sesuatu yang aku nggak tahu akhirnya.”
​“Bukannya itu seni dari kehidupan ya, Hyung? Kita menjalani sesuatu tanpa tahu Tuhan mau bawa kita ke mana. Mungkin kalau ketemu Solar Nuna kamu bisa memaafkan diri kamu.”

​Eric menoleh ke arah Eddie, “tapi kalo aku yang malah nyakitin Solar gimana?”
​“Haduh, mending coba dulu deh. Lagian kita nggak tahu Solar Nuna akan suka sama kamu atau ngggak. Santai aja, Hyung.”
​“Benar juga.” Jawab Eric sambil mengangguk-angguk.
​“Aku tahu kamu juga selama ini pengen punya pacar lagi kan? Mungkin aja Solar Nuna jalannya –atau kalau nggakpun ya nggakpapa. Bisa jadi teman kan?”

​Teman ya…
Tapi semua juga bermula dari teman kan?

***

​Dalam perjalanan menuju tempat shooting WGM hari pertama, Eric menghabiskan waktunya dengan menelpon Jamie Park, partner MC-nya di acara After School Club. Selama ini Jamie lah orang kedua yang tahu kalau dia sempat tertarik dengan Solar selain Eddie dan Brian (Eric selalu menganggap kedua adiknya itu satu paket, no secrets between brothers).

​“She’s cute, but she won’t like you, Eric.” Ujar Jamie setelah mendengar Eric yang begitu panik, “terlebih, kamu demam panggung banget. Nggak pernah shooting ya sebelumnya? Artis rookie ya? Insecure banget! Geli kalo denger dari kamu.
​“Aduh, emang abege kaya kamu nggak pernah salting gitu?”
​“Pernahlah, tapi kamu kan bukan abege lagi. Kamu sebentar lagi 30 tahun. Ahjussi..” Goda Jamie sambil tertawa.
​“Kenapa ya aku telpon kamu di saat kayak gini? Dasar adik nggak guna.”
​“Actually you’ve been waiting a year to have chance to meet Solar Unnie, right?”
​“Kemarin sih ketemu di acara musik…”
​“Ya tapi nggak ngobrol kan?”
​Eric mengigit bibirnya, “iya sih…”

​“Yaudah, nikmatin aja. Sambil menyelam minum air. Barangkali aja jodoh kamu Solar Unnie. Tapi nggak usah kegeeran dulu, kamu nggak ganteng, Eric.”
​“Shit. Kenapa kamu sopan banget sama Solar tapi nggak pernah panggil aku Kakak sekalipun?”
​Jamie tertawa nyinyir, “ha-ha-ha you wish, Eric! You wish!

***

​Awkward but fun.
Sebuah ungkapan paling tepat untuk menggambarkan shooting hari pertama ini. Ternyata Solar tidak tahu kalau Eric akan menjadi pasangannya sampai di hari di mana Eric menjemputnya. Solar juga terlihat lebih pemalu daripada kali terakhir Eric bertemu dengannya. Namun seketika kecanggungan mereka langsung hilang kala Eric membawa Solar ke tempat makan. Di naskah, Eric dan Solar akan menutup episode ini sambil makan siang untuk saling mengenal satu sama lain.

​Ketika shooting mereka sudah selesai dan seluruh kru sudah mulai beres-beres, entah kenapa Eric memiliki keberanian untuk menahan Solar lebih lama. Lalu duduklah mereka di salah satu kedai tteokbokki dekat tempat shooting terakhir mereka. Eric berdecak kagum sendiri menghadapi Solar yang jauh lebih ceria daripada bayangannya.

​“Jin-jja? Jadi Hyejin bilang aku lebih ganteng di foto?” Tanya Eric sambil mengerenyitkan dahinya –seakan tidak terima karena ucapan Solar tadi bisa diterjemahkan sebagai penghinaan.

​Solar tertawa terbahak-bahak, “hahaha iya parah banget ya? Eric, eh, Yundo… Ah, aku bingung manggil kamu apa. Eric Nam atau Nam Yundo. Sama-sama bagus!”
​“Oppa saja, biar lucu.” Jawab Eric sekenanya.
​Solar menatap Eric tidak percaya, “omoo… Geli.”
​“Berapa umur kamu?”
​“26 tahun. Kamu?”
​Eric tersenyum kecil, “tuh benar kamu harus panggil aku Oppa, Yongsun.”
​“Aniya, geli banget tahu. Kayak Drama Korea.”
​“Ya bagus dooong hahaha.”
​“Ayo jujur berapa umur kamu?”
​“Hmm, emang kenapa sih?” Goda Eric.

​“Byul bilang aku harus cari cowok yang lebih tua. Kamu tahu kenapa?” Tanya Solar sambil menahan tawa. Eric menggeleng kecil, “kenapa?”
​“Kata Byul, hahaha, aku, aduh hahaha..”
​“Yongsun, sebaiknya kamu cerita dulu—“
​“Aku suka nggak tahu jalan, jadi aku harus ada yang jagain. Karena aku sering banget hilang kalau lagi tour hahahaha.”
​Eric sontak tetawa melihat perempuan itu tertawa renyah di hadapannya, “nggak heran sih kalau denger sekacau apa Bahasa Inggris-mu tadi.”
​“Ah, Yundo nih. Harusnya kamu ajarin istri kamu ini dong!” Seru Solar protes.

​Deg.
​Istri…

​Seketika Eric dan Solar langsung terdiam dengan pipi yang memerah. Namun Eric cepat berkata, “iya nanti aku ajari ya. Tapi aku nggak hapal jalan di Korea, kamu tahu sendiri aku baru pindah ke sini.”

​“Ah, nggakpapa. Nanti aku baca maps kalau kamu nyetir.”
​“Call! Baiklah, ayo kita jadi suami istri yang baik.” Sahut Eric sambil tersenyum lebar. Sontak Solar tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat Eric tadi.
​“HAHAHA. Aduh Yundo, geli banget. Mulai sekarang sampai 8 bulan ke depan kamu resmi jadi suamiku ya?”
​Eric mengangguk kecil, “lebih dari itu juga nggakpapa.”
​Skakmat.
​Solar yang sedari tadi menahan diri seketika langsung terbang ke atas awan.

***

​Beberapa bulan kemudian…
​Sambil meminum bir-nya, MoonByul menepuk bahu Eric lalu duduk di samping laki-laki itu. Hari ini member Mamamoo baru saja selesai shooting menjadi bintang tamu di WGM edisi Solar dan Eric lalu berhasil membuat pipi Solar kembali dicium seorang lelaki setelah satu tahun. Satu tahun yang sangat panjang hingga akhirnya para member membiarkan leader mereka untuk mulai berpacaran lagi –meski kali ini masih dalam hubungan bohongan.

​Dari kejauhan MoonByul bisa merasakan Eric yang terus memperhatikan Solar. Sementara itu Solar asyik membakar beberapa makanan bersama Hwasa dan WheeIn. Meski beberapa kali Solar mengajak Eric bergabung, namun laki-laki itu berdalih sedang kelelahan.

​“Byul menginap?” Tanya Eric membuka percakapan.
​Perempuan itu menatap Eric, “Hyung-boo mau berbagi kamar sama kami?”
​Aduh, Byul! Can you stop calling me that way? Erang Eric dalam hati.
​“Hyung-boo?” MoonByul semakin bersemangat menggoda Eric dengan memanggilnya kakak ipar setelah melihat pipi Eric memerah.
​“Chakkaman, aku mau nanya deh. Did you guys always called Solar’s partner that way?” Tanya Eric penasaran.

​“Ooooh, jadi diluar show juga sudah jadi ‘partner’ yah, Eric. Hahahaha.”
​“Arrrgh, nggak gitu…”
​“Kalau kamu yang sama Yongsun Unnie, kami semua tenang.” Ujar MoonByul dalam.
​Eric mengerenyitkan dahinya, “kenapa?”

​“Mungkin sekarang perasaan kalian masih hilang timbul, mungkin masih saling bertanya-tanya arti dari kehadiran masing-masing.. Tapi kami melihat ketulusan kamu, Yundo Oppa. Yongsun sempat susah dekat dengan cowok karena hubungan terakhirnya yang kurang baik. Sejujurnya dia sempat menolak proyek ini, tapi kami bertiga paksa terus. Eh.. Sekarang bisa dilihat sendiri kan? Dia bela-belain jadwal istirahatnya malah dipake untuk ketemu Oppa. Buat kami, hal yang paling penting adalah kamu ekspresif dan sangat perhatian di saat Yongsun orangnya susah nunjukin perasaan. Kami jadi tenang.”

​Di saat yang bersamaan tiba-tiba Solar menoleh ke belakang dan melihat Eric. Perempuan itu tersenyum lebar sambil melambai ke arah Eric, seakan mengajak Eric untuk bergabung bersamanya.

​Eric diam bergeming. Dirinya merasa kaku seketika. Ia bingung sendiri harus bagaimana. Kenapa dirinya begitu salah tingkah saat ini?

​“Hyung-boo..”
​“Iya Byul?”
​“Semua itu ada prosesnya, sama juga seperti jatuh cinta. Nggak perlu buru-buru, kok.”

​Solar…
​Apa boleh aku begini?

Perasaan aneh ini muncul lagi. Perasaan ingin menjaga dan memiliki ketika melihat sesuatu. Meski Eric mengakui semua yang MoonByul katakan benar adanya, mereka masih sama-sama belum yakin. Namun di antaranya ada satu hal yang Eric yakini, bahwa Solar adalah orang yang selama ini ia cari.

I know we’ll feel it, we can make it
Like it’s only us two
Just me and you
So won’t you come through?
I been looking for you, whoever you are
I know that it’s you, it’s you, it’s you
I know you’ll come through

***

Hyung : Kakak laki-laki (panggilan laki-laki ke kakak laki-laki)
Oppa : Kakak laki-laki (panggilan perempuan ke kakak laki-laki)
Unnie : Kakak perempuan (panggilan perempuan ke kakak perempuan)
Nuna : Kakak perempuan (panggilan laki-laki ke kakak perempuan)
Hyung-boo : Panggilan ke kakak ipar laki-laki
Ahjussi : Paman
Chakkaman : Tunggu sebentar
Aniya : Tidak
Jin-jja : Benarkah?

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.