Before We Begin The Series : Congratulations
SEOUL, 2 JANUARI 2020

“Eric! You’re hereee!” Seru Amber sambil berlari ke arah Eric. Eric tersenyum lebar sambil membentangkan kedua tangannya untuk menyambut sahabat baiknya dalam pelukan. Namun seseorang berlari menghampiri Eric dan langsung memeluknya dengan erat. Jae seketika menggenggam lengan kanan Amber. Mata mereka bertatapan sambil menggeleng.
Jae berujar, “kelakuan..”
“Padahal baru beberapa minggu kemarin habis shooting bareng...” Cibir Amber.
“Omoo uri dongsaeng!” Seru Eric ketika perempuan itu masuk ke pelukannya. Ia mengusap-usap pucuk kepala ‘adik perempuan’-nya lalu berkata, “Oraemaniyeyo, Jimin-ah.. Jal jinaesseoyo?”
“Dongsaeng palamu!” Seru Jamie sambil melepaskan pelukannya pada Eric. Ia menoleh ke arah Amber dan Jae sambil berujar, “gimana? Udah deket banget kan sampe pantes dicemburuin?”

“Oooh! Hahaha Jamie masih inget aja.” Tawa Jae meledak saat inner jokes mereka diungkit oleh Jamie setelah sekian lama.
Wajah Eric langsung berubah masam, namun ia berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja. Jelas, ia harus begitu. Ia tidak boleh tiba-tiba badmood di acara house warming milik Kevin kan?
“Aku ketemu dia lho kemarin.” Sahut Amber setelah menengguk minumannya.
“Omo? Where? Lagu terbaru dia keren banget sih! Kemarin aku juga sempet lihat mereka nyanyi live.”
Eric rolled his eyes. He seems not okay right now.

Jae yang berhasil menangkap raut wajah Eric pun berkata, “hyung masih kaget gara-gara kemarin nggak ngobrol waktu ketemu di Cultwo Show. Lebih tepatnya dia didiemin… HAHAHA. Sorry Eric!”
“Heol, Jae! Jinjja…” Eric menggerutu kesal seiring dengan Jae yang berlari meninggalkan mereka. Padahal sejak terakhir kali bertemu dengan circle ini untuk shooting variety show terbaru mereka, Eric sudah dengan tegas meminta mereka untuk tidak mengungkit mantan pacarnya lagi. Apalagi setelah kejadian di radio pada saat Eric dan Solar sama sama mempromosikan lagu mereka… Mereka duduk bersebelahan dan berakhir canggung.
Ini sudah masuk tahun 2020 dan Eric bersikeras untuk benar-benar memulai hidup baru.
“I guess you should make some announcement to the world, Eric.. You know what I’m saying? Like the real announcement! The end line of Eric and Solar. So people will stop teasing you about this fake marriage...” Usul Amber sambil menepuk bahu Eric.


“And also... The real relationship which already over like a thousand years ago. You should, Ric. I know you’ve told us to stop talking about you guys but… You know.. We tend to forget about it.” Sambung Jamie dengan nadanya yang khawatir.
“Or you guys just don’t want to remember about it.” Cibir Eric bete.
Jamie tertawa kecil, “ya salah sendiri kenapa infortainment masih ngomongin kalian? Bahkan sebelum aku berangkat ke sini aku nonton cerita tentang Eric dan Solar dulu jadi ada trigger untuk godain kamu hahaha.”
Eric menggeleng, “ah molla! Aku cuman pengen have fun sebelum minggu depan mulai konser. It might be the last time I could hang out with you guys. Sayang banget Ailee dan yang lain nggak bisa dateng.”
“Damn! I’m so excited!” Seru Jamie.
“Wae?” Tanya Amber.
“Because Eric won’t be hereeee! Hahaha.”
“Park Jimin! Kamu tipsy ya?” Amber menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan wajah Jamie untuk memastikan tingkat kesadaran Jamie.
“Aniya! Gimana? Aku udah berhasil bikin kamu kesel? Udah kan udah kan?” Tanya Jamie dengan wajahnya yang begitu penasaran.
Eric mengangguk malas, ia tahu Jamie akan pergi kalau dia sudah kesal, “ne.. Sugohaesseoyo..”
“Himnaeseyo, Oppa. Kita cari pacar baru ya buat kamu nanti. Tapi kamu jangan sama aku. Nanti ada yang cemburuuu.. HAHAHAHA.” Jamie berbalik meninggalkan Eric dan Amber yang menggeleng keheranan.
“When will she grow up?” Tanya Eric dengan dahinya yang mengernyit.
Amber menaikkan kedua bahunya, “it won’t happen any soon, dude.”
“Oh no..” Erang Eric.
“Ah Eric! Hampir aja aku lupa… Kamu tau kan cerita baru Kevin?” Tanya Amber khawatir.
Eric menyipitkan matanya hingga kini matanya hanya terlihat seperti dua garis yang terlukis di wajahnya, “mau come back?”
“Aniya, kayanya kamu belum tau.”
“Kenapa sih? Aku baru nggak ketemu sama kalian bentar lho…”
“Umm.. Dia lagi deket sama cewek. Dia bilang ke aku dan Jae sih cuman sebatas temen. Tapi aku rasa sih nggak. Katanya nanti cewek ini akan datang.”
Seketika Eric tersedak ludahnya sendiri, “uhuk! Uhuk! Hah? Siapa? Kevin punya pacar?”
“Ah.. Tapi aku nggak tahu sih boleh kasih tau sama kamu atau nggak.. Soalnya…”
“Siapa deh?”
Tepat setelah Eric menutup bibirnya, pintu rumah Kevin terbuka. Dua orang perempuan memasuki rumah Kevin dengan canggung. Satu di antaranya membawa sebotol wine di tangannya, sementara perempuan di sampingnya mengamit tangan temannya dengan erat. Eric mencoba menenangkan dirinya dan mencari berbagai kemungkinan lain untuk menjelaskan keadaan yang ia lihat saat ini. Namun tidak ada satupun hal yang bisa membuatnya merasa tenang. Ia pun menoleh ke arah Amber dengan tatapan tak percaya dan mendapati sahabatnya mengangguk, “dunia sesempit itu ya, Eric..”
***
Beberapa jam sebelumnya…
Hye-jin masih tidur di pangkuan Solar ketika WheeIn sudah mengganti pakaian untuk keempat kalinya. Wajah WheeIn terlihat begitu panik. Tidak pernah dalam hidupnya ia merasa sepanik ini ketika memilih pakaian. Bahkan setiap kali tampil, WheeIn pasti jadi orang pertama yang menentukan pakaiannya. Namun kali ini tidak bisa.
“WheeIn bisa tenang nggak?” Tanya Solar agak kesal.
“Nggak!” Seru WheeIn tegas, “gimana? Bagus nggak?”
Solar dan Hye-jin mengalihkan pandangan mereka dari TV ke arah WheeIn. Seketika mereka terkesima pada WheeIn yang menggunakan jumpsuit jeans dan rambut hitamnya yang terurai cantik. Kadang Solar sering minder dengan posisinya sebagai visual kalau lihat WheeIn seperti ini… Kedua perempuan itu langsung menyodorkan kedua jempol mereka lalu disambut senyum lebar dari WheeIn.

“Cantik banget. Gila kalo Kevin nggak pacarin kamu.” Sahut Hye-jin ekstra. Bukan Hye-jin kalo nggak terus terang dengan segala yang dia pikirkan.
Pipi WheeIn merona, “Unnie, gimana?”
“Omoo.. Uri WheeIn bener-bener suka sama cowok ini?” Tanya Solar menggoda membernya itu. WheeIn tertawa malu, “apaan sih.. Dia cuman undang aku ke house warming-nya kok.. Teman kan seperti itu.”
“Ah, molla! Capek ngomong sama orang jatuh cinta.” Gerutu Hye-jin sambil bangkit dari tidurnya. Solar mengangguk kecil.
“Setuju.”
“Kita juga capek ngomong ke kamu, Unnie!” Seru WheeIn sambil tertawa.
“Kenapa gitu..”
Hye-jin dan WheeIn saling memandang satu sama lain lalu berkata, “percuma.”
“Apanya percuma?!” Tanya Solar kesal.
“Ah, Unnie. Aku ikut anter WheeIn ya.” Ujar Hye-jin sambil mengambil minumnya.
Solar mengernyitkan dahinya, “terus aku sendirian, gitu? Yonghee Unnie lagi pergi sampe malem –atau mungkin nginep sama temen-temennya! Byul juga lagi ke Amerika. Tega banget aku ditinggalin sendiri.”
Kedua membernya itu kembali saling memandang. Kemudian WheeIn berseru, “kalo gitu kamu ikutlah!”
“Aku? Ikut ke house warming Kevin Woo? Ah, aniya! Lupain aja.”
“Oh Unnie.. Kan kamu nggak putus sama Kevin Woo.” Kata Hye-jin bete.
“Iya bukan masalah Kevin, Sayang.” Sahut WheeIn.
Solar mendelik, “jangan sebut namanya.”
“Kalo kami ketemu sama dia gimana?”
Solar meraih handphonenya lalu berkata, “yaudah gak papa.”
“Kalo dia tanya soal kamu?”
“Ya jawab.”
WheeIn mendekati Solar, “jawab apa?”
“Bilang apa aja… Terserah! Yang bagus bagus aja.”
“Contohnya?”
“Apapunlah sesukamu Hye-jin. Bilang aku punya pacar dan bahagia, jadi dia juga harus bisa bahagia sama diri dia sendiri. Jangan ungkit-ungkit tentang kami atau WGM lagi. Dia harus lupain aku.”
Hye-jin mengangguk, “call!”
Seketika Solar langsung terdiam.
Hye-jin tidak akan benar-benar menyampaikan ke Eric kan?

***
“Kamu udah sampe?” Tanya Kevin sambil berjalan dari belakang Eric untuk menghampiri WheeIn dan Hye-jin.
Eric melirik Amber, namun sahabatnya hanya berbisik, “good luck.”
“I don’t need your luck.” Sahut Eric bete lalu dijawab oleh tawa Amber. Kemudian Amber berjalan meninggalkan Eric dan membuat langkah Kevin terhenti karena baru menyadari kehadiran temannya itu.
“Omoo! Kamu udah dateng? Kok nggak langsung masuk?” Tanya Kevin ceria –seperti biasanya, Kevin Woo adalah salah satu orang paling positif yang pernah Eric kenal.
Eric tersenyum lebar –namun ia yakin terlihat sangat tidak tulus, “tadi dicegat Jamie. Congrats ya, Kev!”
“Thank you, Eric.. Oh, WheeIn ayoo masuk.”
WheeIn dan Hye-jin berjalan dengan canggung sambil menghampiri Kevin dan Eric. WheeIn menyodorkan botol wine yang dia bawa sambil berkata, “aku bawa Hye-jin nggakpapa kan?”
“Makin ramai makin seru kok.” Jawab Kevin.
“Hehehe halo, Kevin Oppa.. Ahh.. Ric-hyung!” Sapa Hye-jin dengan senyumnya yang ramah.
Eric mengangguk, “halo kalian. Omo sejak kapan kamu main sama Mamamoo, Kev?”
“Ric-hyung!” Seru WheeIn malu-malu. Pipi Kevin dan WheeIn yang merona seakan menjadi jawaban dari pertanyaan Eric.
Hye-jin tertawa, “kayaknya nggak semua hal ada penjelasannya ya, Hyung..”

“Ah.. Bener. Aku baru dateng juga nih. Hye-jin mau makan bareng sama aku?” Tanya Eric ramah. Matanya melirik ke arah dua pasangan baru itu dan membuat Hye-jin mengangguk setuju.
“Boleh.”
Kevin tertawa canggung, “kamu kenapa cuman ajak Hye-in? Yongsun mana?”
Eric langsung membuang muka sementara Hye-jin tersenyum sopan, “yah.. Yongsun lagi istirahat Oppa. Jadi aku aja ikut… Oh iya, rumahnya bagus banget Oppa. Semoga betah dan banyak rejekinya ya.”
“Ahh gitu.. Terima kasih, Hye-jin. Silahkan kalo mau keliling-keliling ya. Aku culik WheeIn dulu boleh?”
WheeIn menoleh ke arah Hye-jin dengan tatapan penuh harap. Sementara Hye-jin menjawab pertanyaan Kevin dengan candaannya, “kalo aku bilang nggak boleh juga tetep diculik kan?”
***
Eric dan Hye-jin menghabiskan makanan mereka di salah satu sudut rumah Kevin. Eric tidak pernah merasa kesulitan bicara dengan siapapun karena ia sudah diajarkan oleh keluarganya untuk tidak pernah menyesal dengan apapun yang terjadi. Hal itu membuat Eric tidak pernah mau melewatkan kesempatan apapun untuk bertemu dengan segala hal baru termasuk mengenal banyak orang baru.
Obrolan Eric dan Hye-jin cukup menyenangkan hingga akhirnya Eric membahas album terakhir Mamamoo. Ia berujar, “aku sampe beli lho. Pre-order!”
“Omoo! Seriusan? Dapet photo card siapa? Hahaha.”
Wajah Eric berubah, “Ah… Itu…”
“Unnie?” Tanya Hye-jin tanpa basa-basi.
Eric mengangguk pelan.
“Cantik ya?”
“Selalu.”
“Dia memang begitu bercahaya sampai kadang kami kesilauan untuk menangani pesonanya. Tapi Unnie itu orang yang baik dan ceria –meski kekurangannya adalah tidak bisa menunjukkan perasaannya. Aku paham kalo kamu masih kangen atau bahkan.. Sayang sama dia.”
Eric tersenyum kecil, “apa kabar dia?”
“Baik.”
“Hanya baik aja?”

“Dia udah punya pacar dan bahagia sekarang. Dia berharap kamu bisa bahagia sama diri kamu sendiri dan nggak usah ungkit-ungkit soal dia lagi.. Kamu harus lupain dia, Oppa.”
“Ah.. Gitu ya? Baguslah, aku ikut seneng dengernya..” Sahut Eric dengan suaranya yang agak tercekat.
Hye-jin tampak khawatir dengan perubahan suara Eric, “kamu nggakpapa kan?”

“Oh, nggak kok. I’m good. Ah.. Aku seneng kok, tenang aja. Semoga cowoknya baik ya… Hahaha dia pasti dapet cowok yang baik, sih. Ah.. Congratulations, Yongsun.”
***
CALIFORNIA, MARET 2020
“Udah balesin fansmu?” Tanya Brian tanpa mengalihkan pandangannya dari iPad-nya. Sejak kemarin Brian tidak berhenti menonton drama Itaewon Class di Netflix sampai-sampai Eric jarang bicara dengan adiknya itu.
Sambil sibuk bermain handphone-nya, Eric mengangguk, “udaaah. Mau gila balesnya, tapi seru banget.”
“Konsekuensi. Kamu besok buat mini updates untuk K-Pop Daebak Show, kan?”
“Iyaa.”
“Good, nanti aku ingetin. Jangan keasyikan masak lagi.”
“Astaga, Brian! Aku masak juga kamu yang makan! Jangan gila! Aku mau ke kamar, mau tidur siang. Jangan berisik. Jangan berantakan!”
“Ne, Jeonha…” Ledek Brian sam
Eric berdecak jengkel lalu menyunggingkan senyumnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya ia bisa melewati self-quarantine di Los Angeles tanpa adik-adiknya. Jangankan pulang ke Seoul, untuk pergi ke rumah orang tuanya di Atlanta saja dia tidak berani. COVID19 ini harus segera diselesaikan dan Eric bertekad untuk mendukung dunia supaya jauh lebih baik.

Eric merebahkan dirinya ke tempat tidur. Entah kapan terakhir kali ia merasakan hal ini. Bisa tidur siang dan menonton series kesayangannya tanpa khawatir dengan jadwalnya di hari tersebut. Ketika membuka aplikasi messangernya, ia membuka grup keluarga dan menemukan foto terakhir yang Brit kirim. Ada dirinya, kedua adiknya dan adik iparnya. Ada internet, Netflix, dapur, laptop dan juga Namnation di sini. Ada kedua orang tuanya yang sudah bisa memakai aplikasi Zoom untuk video call dengan dirinya dan adik adiknya. Ada beberapa grup pertemanannya yang begitu ramai dan jadi semakin aktif sejak orang-orang jadi tidak terlalu sibuk seperti biasanya.
Tapi kenapa Eric merasa hampa?
Eric berusaha menepis perasaan itu. Ia pergi ke akun Twitter-nya dan membaca beberapa tweets dari fans-nya. Setelah puas tertawa, ia kemudian membuka home handphone-nya tepat saat sebuah pesan masuk ke handphonenya. Sebuah nama asing –nama yang hampir 2 tahun ini tidak pernah muncul di handphone-nya.

Eric menaruh handphone-nya dalam keadaan tertutup.
Ia menghela napas. Seharusnya Eric sudah siap bila perempuan ini kembali muncul sejak pesan MoonByul di November lalu. Tapi dua bulan ini juga cukup berat untuk Eric. Setelah Hye-jin bilang bahwa Solar sudah punya pacar, ia benar benar menarik garis dan membangun tinggi sebuah dinding di antara dirinya dan Solar. Ia tidak boleh lagi memikirkan Solar.
Tapi…
Perempuan ini datang lagi..
Apa dia belum bahagia setelah menghancurkan Eric kemarin?
Lima menit kemudian Eric meraih handphone-nya kembali ketika ia ingat kalimatnya sendiri di sebuah podcast yang ia buat dua bulan lalu –tepatnya sehari setelah ia tahu Solar sudah punya pacar. Apapun yang terjadi di antara mereka adalah masa lalu dan kini mereka sudah berjalan sendiri-sendiri. Harusnya mereka bisa berteman biasa saja kan?
Tapi..
Teman harusnya tidak kesal saat tahu temannya punya pacar.

Congratulations baby
Now that you’re finally leaving
Let’s throw a party here
And toast to you and I
Notes:
Dongsaeng : Adik (tidak sedarah)
Oraemaniyeyo : Sudah lama tidak bertemu
Jal jinaesseoyo : Apa kabar?
Heol : Astaga
Jinjja : Yang benar saja!
Molla : Tidak tahu
Ne : Iya
Sugohaesseoyo : Kamu bekerja keras
Himnaeseyo : Semangatlah
Jeonha : Yang Mulia
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}