this is me trying


Surprisingly this feelings come and go, can we just runaway?

Rasa semangat buat jalanin hidup dan juga rasa lelah karena perjuangan ini jauh lebih monoton dari yang ada di benak gue. Terkadang gue bersyukur karena hal monoton ini berarti yang harus gue lawan adalah rasa malas gue. Tapi bagian lain dari diri gue juga tahu bahwa nggak hanya itu yang harus dilawan. Melainkan rasa sepi dan juga lelah ini.

Gue tahu segala penyebabnya adalah pilihan gue sendiri. Namun neither that I know luka yang gue rasa sebenarnya sudah sembuh ternyata hanya tertutupi oleh rasa bahagia sementara. Jadi sebenarnya dia masih ada, dia masih merasa perih, dia masih sulit untuk baik-baik aja.

Kalau sampai H-1 finals gue masih diem dan wondering kenapa diri gue ngantuk banget, berarti gue bener-bener fucked up sama hidup gue. Nggak ada di kamus gue untuk bailout kesempatan jadi lebih baik kecuali lagi patah hati.

Kali ini, di momen ini, bukan cuman hati yang patah, tapi jiwa gue juga ikut patah. Gue merasa kosong. Sangat kosong. Gue merasa mudah offended sama orang sehingga menghindari ngobrol sama orang.

Sejujurnya gue cuman rindu hidup gue yang dulu. Sangat produktif dengan mobilitas tinggi. Capek, tapi bahagia.

Kalau begini...

Gue nggak tahu deh. Gue nggak tahu harus bilang apa.

Gue jenuh. Gue marah. Gue pengen keluar. Tapi gue takut COVID-19... Hebat banget sih orang-orang yang berani nongkrong even pake masker. 😭 

Damn, gue kayak anak SMA lagi ranting tau nggak?

Oh, Ya Allah. Bisa nggak ya aku ketemu hal baik lagi di sekitarku? Yang bikin semangat. Yang bikin perasaan nggak mati kayak gini.

Takut, takut semangatnya bener-bener hilang di suatu titik.


Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.