Day and Night: Jika Kamu Sudah Hadir

 


Baby from 1 to 10 
I'll give you everything you want
I know you
No one knows you
Nobody loves you more than me, Baby

- 1 to 10 by Day6


***


"Boleh nggak bahasan minggu ini jangan galau? Maaf banget, nih, gue kurang relate," ujar Keenan sambil membawa lima gelas kopi pesanan teman-teman podcaster-nya. Setelah sering main ke studio EN Management, Keenan malah ditawari untuk menjadi co-host acara NNTRT alias No Need To Rush Things bersama Refal, Majid, Angkasa dan Juna. Meski terkadang Juna hanya muncul sebagai guest host saja karena kesibukannya di dunia entertainment yang mengalahkan jadwal harian Presiden Republik Indonesia.

Podcast ini merupakan ide asal-asalan dari kelima laki-laki yang sering nongkrong di rooftop EN Management sampai malam dan berbicara banyak hal begitu dalam. Karena Gana menganggap obrolan mereka begitu menyenangkan, maka ia pun mengarahkan kelima laki-laki ini untuk membuat sebuah acara di channel mereka. Setelah jalan sebulan, followers Instagram NNTRT berhasil tembus 10 ribu tanpa cheating sama sekali. 

Juna bilang ini berkah karena dia yang ganteng, namun Keenan tidak mau kalah. Bagi Keenan, layaknya boyband Korea Selatan, dia adalah visual dari grup ini.

Refal yang sudah resmi menjomblo hampir tujuh bulan ini mengernyitkan dahinya, "sialan lo! Mentang-mentang lagi adem sama Kalila, langsung deh nggak mau mengerti keadaan masyarakat Indonesia yang masih banyak terjebak sama konsep we fall in love with people that we can't have."

"Kalo nggak pedes emang bukan mulut lo ya, Bang," sahut Juna sambil memakan potato chips-nya.

"Yaudah sih, balikan aja sama Laras." Keenan dengan lempeng menyelesaikan kalimatnya sembari mengambil kaleng Coca Cola-nya. Saat inilah Majid beraksi dengan menjitak kepala Keenan.

"Kan Larasnya nggak bisa move on dari elo, Mony*t!" 

Angkasa terkekeh, "gelut! Gelut! Gelut!"

"Pake dibahas lagi si Majid anak kuda ... Bangs*t emang kalian tidak beradab jadi manusia," keluh Refal sambil menyeka peluhnya. Tawa renyah pun terdengar di antara kelima laki-laki itu. 

Beberapa bulan pertama memang sangat sulit untuk Keenan dan Refal bisa bicara dengan nyaman. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Refal menyadari bahwa Keenan yang menjadi alasan pacarnya memutuskannya itu tidak salah apa-apa. Kepergian Laras dan perasaannya kepada Keenan adalah tanggung jawab perempuan itu. Sementara Keenan sendiri tidak ikut campur dalam decision making process Laras pada saat itu. Keenan sudah berbahagia dengan Kalila tanpa berniat menerima Laras kembali.

"Tapi jujur ya, Fal, gue belajar berdamai karena kenal sama elo." Majid membuka percakapan lagi setelah gelak tawa mereka tadi.

Angkasa mengangguk setuju, "parah! Gue juga. Kalo enggak lihat elo sama Keenan yang bisa berdamai kayak gini ... Gue nggak akan percaya kalo suatu hari nanti gue juga punya kesempatan buat berdamai sama diri gue sendiri."

"Abang nggak ada yang belajar dari gue apa? Ditinggalin pas sayang-sayangnya cuman karena pilihan masa depan yang berbeda? Padahal udah kebayang nggak sih kalo gue nikah sama Yuna tuh nama diundangannya bagus ... Yuna-Juna. Nanti nama anak kami Nuna."

Majid menjitak kepala adiknya, "ngayal mulu lo jadi manusia! Gue aja nggak boleh galauin Alena. Sendirinya masih ngarep sama Yuna."

"Lagian beda pilihan masa depan itu nggak cuman, Anak Bayi," sahut Angkasa sambil mengusap pucuk kepala Juna, "kalau tujuan hidup udah beda, gimana mau menjalani hari-hari ke depannya?"

"Bukannya manusia itu nggak ada yang sama yah, Sa? Jadi wajar aja nggak sih-"

Angkasa murka, "A-bang, Bangs*t! Lo sekali lagi manggil gue Asa doang, gue tab-"

"Ngomel mulu! Pantes ditinggalin Acel!" cibir Keenan sambil bersedekap.

Angkasa langsung terdiam dan menunduk. Sama seperti Refal yang masih sensitif dengan nama Laras, Majid yang benci diingatkan kalau Alena sudah bersuami, atau Juna yang tidak suka jika salah satu di antara mereka berlima membicarakan girlband Yuna, Angkasa juga masih merasa tidak nyaman mengingat Rachel. Baginya Rachel masih yang terbaik di antara semua orang di dunia ini. Hanya saja yang terbaik bagi kita belum tentu terbaik menurut Tuhan, kan?

"Mulut lo ya, Nan, lama-lama gue selotip juga, nih! Main sama Majid terus, sih! Jadi nyinyir, kan?" tanya Refal kesal.

Majid mengelak, "KENAPA GUE LAGI YANG SALAH MALIH? Gue diem aja!"

"Iya iya ... Maaf, Bang. Kan gue bercanda." Keenan akhirnya mengalah.

"Nggak lucu bercandain mantan mulu. Ini jadi kayak support group karena nggak bisa move on, tau nggak?" Angkasa menatap Kenan dengan kesal.

"Ya selain gue, Bang. Gue mah udah move on dari Laras-"

"KEENAN!" Keempat teman Keenan pun serentak meneriaki nama laki-laki itu sampai telinga Keenan pengang sendiri. Setelahnya Keenan terus mengelus-elus kedua telinganya. Nyeri juga diteriaki seperti tadi.

"Yaudah, balik ke kerjaan. Jadi mau bahas apa?" tanya Majid mengembalikan diskusi ke jalan yang benar lagi. Majid sebagai yang tertua selalu berusaha menjadi penengah ketika anggota NNTRT sudah terlalu berlebihan bercanda ketika sedang bekerja.

Juna, sang host paling muda yang sering dipanggil sebagai 'bayi' pun buka suara, "gimana kalo kita merayakan kehilangan dengan bicara what if tentang kehadiran dia yang kita tunggu-tunggu? Karena pada akhirnya setiap manusia akan bertemu juga kan dengan hal yang mereka cari di suatu waktu."

"Tumben cerdas, anjir. Kenapa main film sih? Kenapa nggak jadi Dokter aja lo, Dek?" Majid memandang Juna dengan bangga.

"Sialan! Emang yang pinter cuman Dokter doang?!"

Angkasa mengangguk setuju, "gue suka sih sama ide lo. Kalo gue pribadi ... Kalo dia udah hadir di hidup gue nanti, gue mau bilang selamat datang di hidup gue yang chaos. I can't promise her a perfect life because there will be days where we will get bored to each other -ehm, but I'll make sure that I won't ever give up."

"Haduuuuh ... Nyesel aing kalo jadi Acel!" seru Keenan sambil mengusap-usap dadanya.

"Bangs*t emang Keenan! Habis ini kita buang aja ke kali Ciliwung," sahut Refal sambil bersungut-sungut.

"YA JANGAN DONG MAS REFAL ..."

"Kalo gue sih ... Jujur ya, belum kepikiran. Kadang masih suka mikirin kok bisa ya 5 tahun jagain jodoh orang. Sebenernya jodoh gue tuh ada nggak, sih? Kok dia kayaknya nggak ada niat nyariin gue ya?" gerutu Majid sambil menaikkan kedua alisnya.

Gelak tawa kembali meledak seketika. "Hahahaha. Sialan Bang Majid! Lucu banget kayak badut ulang tahun ponakan gue," kata Refal menanggapi.

"Kenapa badut ulang tahun sih, Fal? Random banget anjrit!"

"Nggak tahu muncul aja di kepala gue. Sekarang setiap kali gue ngebahas sesuatu yang nyerempet ke Laras, pasti bagian lain otak gue munculin hal-hal random biar gue nggak mikirin dia lagi. Gue juga nggak kebayang gimana kalo pengganti Laras hadir, ya? Mulai lagi dari awal dong. Emangnya gue bisa? Emangnya gue masih punya tenaga buat ngulang drama yang sama?"

"Mungkin emang nggak perlu dicari atau ditungguin, Bang. Tenang aja, dia pasti lagi di jalan kok mau samperin lo. Elonya juga bergerak juga dong. Improve diri lo. Kata orang sih kalo kita mau pasangan yang nilainya sepuluh ya berlaku lah seperti nilai sepuluh juga. Kita adalah cerminan pasangan kita." Keenan mencoba menengahi obrolan mereka.

"Bullsh*t lo, Nan. Kalila cantik banget, elonya burik," ujar Angkasa enteng.

"Brengs*k Bang Asa! Ada masalah apa lo sama gue?!" seru Keenan.

Juna, seperti biasa, bertugas menjadi provokator dalam setiap pertengkaran NNTRT, "gelut! Gelut! Gelut!"

"Berisik lo, Bayi! Lo sendiri gimana?" tanya Angkasa dengan nada menantang.

Refal menatap Juna dengan tatapan penuh emosi, "elo punch line loh, Arjuna. Jadi jangan asal ngomong."

"Materi episode baru tergantung elo."

"Gue mah simpel aja, Bang," Juna menyibakkan rambutnya, "kalau dia hadir nanti, gue nggak akan setengah-setengah. I'll make sure that she'll get the best life and love that she deserves," lanjutnya.

"MASYA ALLAH TUMBEN BERGUNA, ANAK SAPI!" seru Majid sambil menepuk-nepuk pundak adiknya.

"Bener juga ... Kalau dia dateng nanti, jangan setengah-setengah. Kapan pun itu, kasih yang terbaik." 

Keenan mengangguk kecil, "nah masalahnya ... Kapan dia dateng buat kalian?"

"Emang harus dibuang ke kali Ciliwung sepupu lo ini, Sa," geram Refal sambil memicingkan matanya.

"Abisin, Fal. Jangan kasih kendor." Angkasa mengiyakan ide Refal.

"GELUT! GELUT! GELUT!" Juna masih bertugas seperti biasanya, provokator paling ulung se-Indonesia.

"Jangan brengs*k, Keenan. Bisa aja Kalila diambil suatu hari nanti," ujar Majid enteng.

"Eh jangan ..." Keenan lemas seketika, "yaudah daripada lo semua galau, mending lo dengerin gue."

Majid, Angkasa, Refal dan Juna pun mencondongkan tubuh mereka dan menatap Keenan saksama. Laki-laki itu berdehem dua kali sebelum akhirnya buka suara, "kalau mau yang terbaik, prosesnya juga nggak akan instan. Don't rush things, Bro. Nikmatin prosesnya. Selalu ada jatuh dan bangunnya kayak sewajarnya perjuangan aja. Sekarang nggak usah pusing kapan dia dateng, tapi pusinglah berpikir untuk terus jadi lebih baik jadi pas dia dateng ... Dia nggak kecewa sama elo. Even you haven't met her yet, trust me, she is on her way to you."


***

Merayakan Day6 yang sudah keluarin lightband versi 2 dan kabar dari Jae kalau mereka akan siap-siap come back! HURRAAAAY! Sempet istirahat lama banget nih flash fiction karena aku ada project lain, Guys huhuhu. Tapi aku seneng banget sudah selesai #DayAndNightByTipluk yeay! Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengikuti cerita ini!

Aku berharap uri Day6 akan selalu sehat dan segera come back! Jadi nanti kalau Day6 come back lagi kita akan ketemu Majid - Refal - Angkasa - Keenan - Juna lagi ya! Hohoho nama Juna padahal biasanya dipakai buat Jae, tapi di cerita ini anti mainstream nggakpapa, kan?

I'll see you guys in the next project! Sehat-sehat sayang-sayangkuuu!



Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.