Revina Lana : koma

Pada suatu masa di kehidupan, akan hadir waktu di mana lelah tidak lagi tertahankan. Seakan segala hal yang diusahakan lagi-lagi tidak memberikan hasil setelah perjuangan panjang. Padahal prosesnya tidak secepat matahari yang tergelincir di sore hari ke bagian barat. Secepat lampu lalu lintas kuning yang berubah menjadi merah. Secepat air yang berjatuhan kala langit sudah terlalu penuh dengan awan.


Tidak secepat itu prosesnya. Tetapi hasilnya tidak memuaskan juga.


Kemudian ketika satu persatu orang menyerah, aku menyadari tidak memiliki opsi itu di tangan. Banyak keimpian yang masih ingin aku capai. Banyak kebutuhan yang masih saru dengan kemauan. 


Aku kira kita mengakhiri segalanya dengan titik. Kala kita jatuh, berarti kita jatuh. Titik. Kala kita patah hati, berarti sudah jauh kita dari bahagia. Titik. Kala kamu pergi, berarti tidak ada lagi kesempatan untuk bertemu lagi. Titik.


Namun semakin aku menjalani segalanya, ternyata ada beberapa hal yang sebenarnya tidak benar-benar memberikan akhir absolut dari dari sebuah perjalanan. Mereka menyimpan banyak plot twist lain yang merevisi setiap titik menjadi koma.


Aku pun berharap bila perpisahan ini adalah sebuah jeda untuk bernapas sebelum kita benar-benar mengakhirinya di sebuah waktu. Seperti tanda koma di pertengahan kalimat yang memberikan sang pengucap waktu untuk berpikir bagaimana menyelesaikan segalanya sebelum bertemu tanda titik.


Aku harap kita hanya bertemu koma saat ini.



Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.