How Can I Say episode 2 dan 3

Hidup adalah tentang berproses.


Ketika menulis Between The Line, aku begitu bangga karena bisa membuat cerita rumit itu jadi kenyataan. Dengan berbekal sotoy dan KBBI serta Google Translate sebagai teman sehari-hari, jadilah tulisan dengan gaya anak Jaksel pake banget. I did it, terima kasih.


Lalu aku puas dan membuka halaman baru; It Was Until It Wasn’t. Ketika menulis yang satu ini, aku coba belajar pakai elipsis dengan baik. Aku coba untuk mengubah pembatas bab dan membawa details perkuliahan lebih dalam lagi. Lebih tepatnya dunia radio yang jadi latar cerita ini. I did it, belum tamat, tapi segera.


Beberapa minggu lalu, aku membuat teman-teman baru di universe EN Management; Risjad, Luna, Janitra dan teman-temannya. Mutar otak gimana caranya keluar dari dunia Ilmu Komunikasi sampai mulai riset sana-sini. Seru. I did the research, but I haven’t been able to continue due my unstable conditions.


Later today, I read the 3rd book of my favorite author; Valerie Patkar. Dari bulu ketiganya aku cuman bisa bengong how a writer can GROW that much. Bagaimana penulisannya semakin baik tanpa meninggalkan “Valerie Patkar” yang sudah ada selama ini. Impressive.


Well ... I could say that human always have possibilities to grow. Semuanya adalah tentang pilihan mereka; apakah mau berproses atau mengaduh pada semesta karena merasa di situ-situ aja.


And this morning ... I finally choose to enjoy my process; even being hurt this way. Because nothing worth having comes easy.


PS : Rasanya mulai muncul ... tapi masih kurang. Mau UAS dulu! Doain ya bisa ketemu Februari dengan selamat. Episode 2 ada di Instagram Story @tiplukk, silahkan dibaca.

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.