mati rasa
Belakangan ini gue nggak bisa nulis dengan tulus lagi. Gue ngerasa seperti setiap tulisan gue nggak kasih unjuk apapun. Sampai akhirnya itu merembet juga ke gimana gue membaca dan nonton film. Gue nggak bisa merasakan apa pun. Seakan seluruh perasaan gue terkuras, nggak ada rasa senang, sedih atau apa pun itu. Gue bener-bener kacau.
Gue kira gue cacat. Sampai akhirnya gue memberanikan diri bertanya ke Kak Valerie Patkar ketika webinar hari ini. Beliau bilang, "take a rest. Kamu udah kepenuhan tuh tanpa disadari."
Sadar ... gue sadar banget. Tapi gue takut kalau gue diem, gue makin hampa. Hanya saja gue lagi belajar untuk slow down everything dan mulai nggak lari-lari lagi. Gue mulai menerima kalau gue nggak nulis dengan seru lagi. Gue mulai nerima kalau gue nggak bisa baca dengan bisa masukin banyak emosi lagi. Gue tahu juga kok tulisan gue di blog ini makin dewasa makin hambar. Tapi mungkin ini konsekuensi dari lama memberi jarak pada manusia. Gue jadi nggak punya perasaan apa-apa karena nggak ada yang perlu dirasain.
Cuman gue sendiri belum siap kalau harus ketemu manusia sekarang-sekarang ini. Rasanya gue masih butuh waktu buat nerima banyak hal di diri gue. Mungkin butuh waktu. Mungkin. Nggak papa. Pasti bisa sembuh. Pasti. Terima kasih banyak, Kak Valerie!
Tidak ada komentar:
Leave me some comment! Thank you, guys:}