[FLASH FICTION] Between The Line AU: Lampu Hijau
“Nggak apa-apa cuman di KUA, asal gue nikahnya sama Abimana Mahesa.”
Dangdut namun benar adanya. Perasaan Rhea ke laki-laki jangkung, baik hati, dan kaya raya itu terlihat tulus. Aga tidak sampai hati untuk menyuruhnya mundur ketika keluarga Rhea dari Bandung dan Jakarta hampir tidak ada yang setuju. Kecuali dua sepupunya —Sekala dan Naila, serta Helen, adiknya. Tiga orang itu. Hanya tiga orang yang setuju. Bahkan Senja pun nggak mau ikut angkat suara saking nyeri ulu hatinya. Makanya, Aga nggak tega. Dia hanya bisa pasang senyum kecil saat mengantar Rhea ke KUA.
Abi mendekati Aga ketika Rhea sedang mengurusi surat-surat. Ini kali pertama mereka berbincang setelah kejadian kurang mengenakkan di bandara. Hari itu, Rhea pergi ke Surabaya untuk posisi barunya di kantor. Abi ada di sampingnya, memegang dua koper besar dan membawa Rhea pergi selamanya dari hidup Aga. Perih yang terasa membuat Aga menatap laki-laki itu sinis dan nggak mengidahkan permintaan Rhea untuk mendekat dengan pacarnya. Tanpa mereka sadari, dua tahun berlalu, Tari kembali ke sisi Aga dan Surabaya memperbolehkan pernikahan beda agama.
“Makasih ya udah ngelepasin Rhea.” Suaranya yang super sopan jelas mengoyak hati dan kepala Aga. Nggak ada yang ngelepasin Rhea. Dia nggak akan pernah lepasin Rhea. Tetapi Rhea berhak memilih keinginannya.
“Ini bakal berat banget,” sahut Aga dingin. Nggak ada tenaga buat basa-basi supaya terlihat dekat dengan Abi.
“I know. But it’s Rhea and I. We can do it.”
But it was Rhea and I, too. We may do it if you’re not around and …
“Sayang, dipanggil Rhea.”
Aga menggigit bibir bawahnya. Tari. Ada Tari di sini. Kisah Aga dan Rhea sudah berakhir, karena perempuan itu sudah jadi milik orang lain. And look at her, this girl, Mentari. She is beautiful, and smart, and kind, but … she is no Rhea.
“Gue pamit,” ujar Rhea membuka percakapan mereka. “Gue pamit ke hidup gue yang baru. Lo juga harus terus berjalan.”
“Tanpa lo?”
“Gue selalu ada,” Rhea memberi jeda, “tapi dengan Abi sebagai suami gue.”
“You can always runaway with me, Elea,” sahut Aga dengan mata penuh harap. Rhea memukul dada Aga sambil berbisik.
“I know.”
Mereka saling berpelukan sebentar sebelum Sekala dan mama Rhea datang untuk mengajak foto bersama. Aga mundur selangkah. Digenggamnya jemari mungil Tari yang berdiri di sampingnya sekarang. Ia tidak sanggup menatap Tari karena hanya ada sesal dan sedih yang mengisi matanya. Tari deserves better than this.
Empat puluh menit kemudian, di mobil HRV hitam milik Abi, Rhea menggenggam jemari kiri suaminya sembari mencium tangannya terus menerus. Masih nggak nyangka karena perbedaan mereka bisa diterima negara dalam ikatan pernikahan. Kalau bukan dengan Abi, Rhea nggak tahu harus memilih siapa lagi.
“Can I have you for a long time?” Abi memecah hening, membuat jantung Rhea berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menahan tangis.
“Kamu udah punya aku.”
“Mata kamu sedih lihat Aga.”
Rhea menggeleng. “Kita cuman bakal ada di dunia yang beda aja. Aku udah jadi Rhea Mahesa sekarang dan dia sama dunianya. Aku sedih karena itu.”
“Bukan karena salah pilih?” Tawa Abi terdengar getir. Kenapa masih tertawa kalau hatinya sakit?
“Nggaklah. Aku nggak salah. Pilihanku itu kamu. I love you, Sweets.”
Abi tersenyum kecil. Kekhawatirannya masih sering muncul sekali-sekali, tetapi jawaban Rhea membuat hatinya nggak lagi gundah sendiri. Lampu merah di hadapan mereka membuat Abi punya waktu untuk menoleh dan mencuri satu kecupan singkat di bibir istrinya.
“I will make you happy everyday, Sweets.”
“I know. We’ll happy with each other.”
Suara klakson dan lampu hijau menjadi tanda untuk Abi bergegas melaju. Sementara Rhea menanggapi dua hal itu dengan sendu. Kadang yang manusia inginkan adalah berhenti dan nggak ke mana-mana, tetapi hidup harus berjalan dan dia tetap harus ke mana-mana. Dan di ceritanya, Rhea harus berhenti bermain-main di lampu merah dan berjalan setelah lampu hijaunya menyala.
Ia harus merelakan rasanya pada Aga yang tidak akan membawa hal baik, dan memulai hidup baru bersama Abimana Mahesa.
Ini yang terbaik. Aku bahagia sama Abi, kamu bahagia sama Tari. Kita akan selalu ada dan sayang satu sama lain, meski nggak akan pernah bisa bersatu.
Sakit cuy..... Bukan cuma dari sudut pandang Aga, tapi dari Tari, dari Abi juga. Waw. Kalau beneran endingnya kayak gini, Rhea jatuhnya egois banget ya. Tapi ini what if kan? PLIS BILANG IYA. Biar bisa bangun dari mimpi. Ini Adlia btw. Kenapa aku cuma bisa komen as anonim dah. Thank you udah nulis ini kak Titi. Bagus banget narasinya gak berbelit
BalasHapusJUJUR NYESEK BANGET SEBELLL. TAPI SENENG JUGA SAMA ABI. TAPI KESEL JUGA. BACA NARASINYA BIKIN NYESEKKK PARAHHHH IT HURTTT GUYSSS. SORRY CASPLOCK ABISNYA KEBAWA PERASAAN 😭😭😭😭😭😭😭 BAGUS BANGET NARASINYAA RAPII. MAKASII UDAH BIKIN WHAT IF NYA KAKK
BalasHapus