can we meet in the middle?


Setiap keputusan pasti ada resikonya. Setiap pertemuan pasti ada alasannya. Setiap persatuan pasti diawali dengan ribuan perbedaan. Di sini seninya kita mengatur ego dan toleransi.


Mana sifat buruknya yang paling bisa kamu toleransi?


Novel romansa membuat kita punya fantasi bahwa cinta bisa mengubah seseorang sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi, seiring bertambahnya pengalaman, gue nggak percaya orang bisa berubah begitu saja menjadi apa yang kita inginkan. Pada akhirnya kita akan selalu merasa kurang dan meminta mereka berubah lagi, berubah lagi, berubah lagi hingga sampai ke versi yang kita inginkan.


But would you do the same for them?


Jangan langsung dijawab karena kita sama-sama tahu itu tugas yang berat. Nggak semudah itu. Kamu akan menuntut, bertanya, dan merasa tidak adil jika mereka nggak melakukan yang sama.


Jadi, gue belajar toleransi kali ini. Bukan cuman terpaku dengan ceklis yang gue punya, bukan berubah jadi yang dia mau atau mengubah dia jadi yang gue mau. Toleransi. Sejauh apa gue bisa menerima dia dan kehidupannya? Sejauh apa gue bisa melihat usahanya memenuhi permintaan gue? Sejauh apa gue bisa mengusahakan untuk mengikuti maunya?


Jadi, sama-sama. Nggak jalan sendiri.


Sesimpel permintaannya yang nggak boleh kirim pesan malam-malam karena dia akan kebangun dari tidurnya dan langsung gue lakukan. Sesimpel gue minta untuk dia untuk membaca setiap pesan gue dulu sebelum kita mulai bicara dan langsung dia lakukan. Sesimpel dia bisa mentoleransi gue yang butuh ruang bicara dan mengungkapkan isi kepala gue sejujur-jujurnya. Sesimpel gue yang bisa mentoleransi ruang gerak dia di usia 25 tahun untuk mengeksplor dirinya.


Aksi-aksi kecil yang mereka bilang bare minimum tapi menurut gue sesuatu hal yang besar, untuk nggak seenaknya sama orang lain, untuk nggak memaksakan orang lain menerima lo, untuk ketemu di tengah.





Kalo ada yang salah di hubungan lo, bukan hubungannya yang diudahin, tapi aksi pengen dingertiin tanpa ngomongnya yang diudahin. Gue bangga kita nyampe di sini. Tujuh tahun yang lalu kita bakal berantem nggak penting. Sekarang juga gue masih bete sekali-sekali. Tapi, sisanya, gue dan lo belajar toleransi dan komunikasi.


Dan kita keren. We’re growing up, Moon.



Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.