take a deep breath.

 “Choose yourself,” katanya.


Sampai sekarang gue masih belajar buat milih diri sendiri. Ada hari-hari di mana orang udah nyentuh limit boundaries gue dan gue bilang “nggak apa-apa”. Ada hari juga di mana gue udah terlalu muak menjelaskan sampai gue membuat mereka salah paham. Namun, beberapa hari di antaranya muncul cerita-cerita di mana gue yang nggak memperlakukan mereka dengan baik.


Capek juga kalo mikirin perasaan orang. Mungkin beban ini yang Ayas pikul sampai mati. Ketika dia harus bikin orang lain selalu suka sama dia supaya dia nggak ditinggalin. Lama-lama lelah juga menyenangkan orang lain. Siapa yang menyenangkan diri sendiri?


Kali ini limit gue udah disentuh sampai gue habis energi. Semuanya. Energi sosial, energi toleransi. Sampai di bagian Titi as Bob The Builder bilang “walach nggak ketolong, Teh, yang kayak gini.”


Tapi, Babeh bilang, perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Iya, Beh, tapi … aduh … kalo kebaikan kita bikin kita digampangin, kita harus apa?


Take a deep breath, Ti. Choose yourself. 

Tidak ada komentar:

Leave me some comment! Thank you, guys:}

Diberdayakan oleh Blogger.